ㅡ 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚 ༄

1.2K 150 12
                                    

Perlahan jari Dahyun sudah mulai bisa bergerak, matanya perlahan sudah bisa dibuka. Seorang laki-laki yang sedari tadi menunggunya terlihat terkejut. Berlarian keluar memanggil seseorang untuk di mintai bantuan.

Tak lama datang 3 orang dewasa mengenakan jas putih, masuk ke dalam ruangan berbetuk persegi tersebut. Di bukanya mata Dahyun, dan dilihatnya menggunakan senter kecil. Salah satu dari mereka mengecek nadi dan denyut jantung menggunakan benda yang bernama stetoskop.

"Nona Dahyun jika anda bisa mendengar saya, anggukan kepala anda." ucap dokter tersebut.

Dahyun diam, senyap. Semesta nya tak lagi bersuara. Gerakan bibir yang ada di depannya bagaikan sebuah adegan pantomim. Dahyun masih mengerjap-ngerjapkan matanya. Menyesuaikan dengan cahaya yang ada di ruangan tersebut.

Satu dari tiga doker tersebut kembali berbicara, "Nona Dahyun apakah anda bisa mendengar saya?" Tanyanya lagi.

Senyap, hanya ada suara denting jam yang berada diantara mereka.

Satu dari ketiga dokter tersebut, yang di yakini adalah yang paling muda, berbisik pelan kepada seniornya yang sedang berbicara dengan Dahyun.

Dilihatnya raut wajah tidak menyenangkan dari keempat manusia yang ada didalam ruangan tersebut. Muka kecewa, penyelesalan, dan juga rasa kehilangan.

Sebelum meninggalkan ruangan, ketiga orang itu menyampaikan pesan, atau bahkan amanah kepada laki-laki yang sedari tadi menunggunya tersebut.

Tangan laki-laki itu dibalut dengan perban, terlihat sakit namun tidak begitu parah di bandingkan dengan keadaan Dahyun sekarang.

"Siapa kamu?" Pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut Dahyun, walaupun tidak ada suara yang mengikutinya.

Seperti paham apa yang di maksud Dahyun, Jungkook pun menjawab.

"Aku Jungkook. Orang yang telah membawamu ke sini."

Adegan pantomim itu kembali di putar. Jungkook merasa bodoh karena menjawab pertanyaan Dahyun dengan ucapan, yang jelas-jelas Dahyun tidak akan bisa mendengar nya.

"Apa yang kau bicarakan? K-kenapa disini tak ada suara sama sekali? Apakah aku sudah mati? Kalau iya siapa kamu?" Ucapnya tanpa suara dan hanya gerakan bibir.

Jungkook terdiam, diam yang mengartikan banyak hal bagi Dahyun. Jungkook terlihat menulis kan sesuatu dalam secarik kertas. Di tulisnya seperti sangat hati-hati.

"Dahyun, aku Jungkook. Aku yang membawamu kesini. Maaf aku harus memberikan kabar duka padamu. Kamu baru saja mengalami kecelakaan. Adik dan ayahmu menjadi korban. Mereka sudah pergi. Dan maaf, analisis dokter  mengatakan bahwa kamu sudah tidak bisa lagi mendengar (tuli)."

Dahyun terdiam, matanya mulai menghasilkan bulir-bulir air mata. Dadanya sesak sekali. Napasnya terasa tersengal. Separuh dari jiwanya merasa hampa.

Tak lama pintu terbuka, terlihat seorang wanita berpakaian serba hitam dengan bercucuran air mata mendekati Dahyun.

Dipeluknya raga satu-satunya harta di dunia ini yang ia miliki. Dielusnya lembut rambut putri kesayangannya.

"Maaf sayang, maafkan Bunda. Masa muda mu harus berakhir seperti sekarang. Maafkan Bunda." ucap wanita itu lirih.

𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈 - 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐕𝐨𝐢𝐜𝐞 || 𝐉𝐉𝐊✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang