ㅡ 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐚𝐬 ༄

681 112 11
                                    

Setelah menunggu sekitar 30 menit akhirnya Dahyun keluar dari ruang ganti baju. Dan kini mereka sedang mengadakan tour keliling sekolah.

Sepanjang perjalan Mina banyak menjelaskan detail sekolah yang Dahyun belum tahu. Mina sangat telaten dan sabar setiap kali menjawab pertanyaan yang Dahyun tanyakan.

"Kalau ruang olahraga? Ada di samping ruang serbaguna kan?" Tanya Dahyun

"Iya, nanti kalau kamu butuh sesuatu, seperti sapu atau yang lain kamu bisa ke ruangan itu" ucap Mina seraya menunjuk ke arah ruang serba ada

Dahyun mengangguk mengiyakan.

"Masih ada yang belum di mengerti?" Tanya Mina

Dahyun menggeleng
"Sudah cukup sampai di sini saja hari ini kita lanjutkan lain hari"

Mina tersenyum dan mengangguk.
Mereka melanjutkan perjalanan. Saat sampai di depan pintu kelas, tiba-tiba Namjoon mencegat mereka masuk.

Mina dan Dahyun yang terkejut reflek mundur satu langkah. Namjoon memberikan sepotong roti kepada Dahyun. Dahyun sedikit terkejut, mukanya memerah namun dia mengambil roti yang di berikan Namjoon. Mina yang berada di belakang, tersenyum melihat ke arah mereka.

Namjoon yang melihat Mina, memperlihatkan raut muka bertanya. Mina hanya menggeleng. Dahyun yang masih terkejut menundukkan kepalanya, tanpa tahu sebenarnya apa yang telah terjadi.

Dahyun mengangguk tanda terima kasih dan memasuki kelas, di susul Mina dan juga Namjoon di belakangnya.

Tepat setelah mereka masuk. Sejeong-ssaem pun masuk di ikuti seorang siswi di belakang nya.

"Perhatian!" Seru Sejeong-ssaem.

Semua langsung kembali ke tempat duduk nya masing-masing.

"Anak-anak kalian akan kembali mendapatkan sebuah kabar gembira" ucap Sejeong-ssaem.

"Apa itu Ssaem? Kita dapat libur?" Tanya Park Woojin

"Tidak! Tapi kita kedatangan murid baru lagi"

"Ha? Murid baru lagi? Aduh! Ssaem kenapa sih gak dapet hari libur aja?" Kali ini Park Jihoon yang bersuara.

"Sudah-sudah, kalo kalian mau hari libur baru, kalian pindah sekolah sana!" tegas Sejeong-saaem.

Terdengar helaan napas tanda kecewa dari ke dua anak kembar itu. Memang di kelas hanya mereka saja yang berani membantah Sejeong-ssaem. Mau tahu kenapa? Karena mereka adalah anaknya.

"Nah, ayo silahkan masuk" ucap Sejeong-ssaem diiringi langkah seorang gadis.

Aku mengembalikan pandangan ku ke depan. Aku terkejut saat tahu siapa gadis yang berada tepat di depan ku. Bukan, seluruh isi kelas terkejut saat mengetahui siapa yang berada di samping Sejeong-ssaem

"Halo saya Yeji, senang bertemu dengan kalian kembali" Yeji tersenyum lantas membungkuk.

"Nah sudah kan perkenalannya. Ssaem yakin kalian juga pasti sudah sangat mengenal siapa dia" ucap Sejeong-ssaem

Seisi kelas hening tanpa ada suara. Seolah kelas ini kosong tak berpenghuni.

"Nah silahkan kamu duduk di samping kursi Dahyun" perintah Sejeong-ssaem.

Yeji mengangguk dan berjalan ke arah kursi yang kosong di sebelah Dahyun. Seluruh isi kelas memperhatikan sampai dia duduk dengan tenang di kursinya.

Namun tidak bagi Dahyun, raut wajah tegang menghiasi wajahnya. Dia menunduk dalam-dalam, tidak berani mengangkat wajah barang satu senti pun.

Secarik kertas muncul di hadapan wajahnya. Diambilnya kertas tersebut dan lekas di buka.

("Hai cupu, gak nyangka ya kita ketemu lagi!")

Seisi tubuh Dahyun tiba-tiba saja mengeluarkan keringat. Dia semakin menunduk dalam-dalam. Sejeong-ssaem yang melihat gelagat aneh dari Dahyun pun menghampirinya.

"Kenapa Dahyun apa kau sedang sakit?" Tanya Sejeong-ssaem lewat secarik kertas.

"Tidak apa-apa Ssaem, aku baik-baik saja" jawab Dahyun

("Sebaiknya kamu ke UKS saja. Muka mu pucat Dahyun.")

Dahyun hanya diam. Tiba-tiba sebuah tangan hinggap di bahu nya.

"Saya yang antar dia ke UKS saja Ssaem" pinta Yeji

Sejeong-Ssaem mengangguk
"Baiklah, Dahyun kamu di antar Yeji ke UKS ya"

Wajah Dahyun tambah memucat tidak menyangka apa yang di katakan gurunya barusan.

Tanpa diberi perintah, Yeji membantu Dahyun untuk berdiri walaupun sedikit terlihat seperti paksaan. Dahyun berusaha berdiri walau jujur raganya tidak mau berdiri barang satu senti pun.

Akhirnya mereka berjalan bersisian menuju ruang UKS. Alih-alih pergi ke ruang UKS, Yeji mengajak Dahyun ke sebuah tempat di sebelah gedung sekolah. Yeji berhenti di sebuah gudang tua tak terpakai.

Yeji menarik tangan Dahyun agar mengikuti nya. Dahyun berusaha berontak, namun tenaga Yeji lebih kuat dari pada dia. Dahyun terus ditarik paksa hingga masuk ke dalam gudang tersebut. Yeji menarik tangan Dahyun dan mendorong nya ke ujung ruangan, hingga Dahyun jatuh tersungkur.

"Lo pikir gue peduli sama lo?" Tutur Yeji

"Denger ya cupu, karena hari ini gue lagi baik hati banget sama lo, gue mau ngasih hadiah. Nah lo tunggu disini ya!" ucapnya lantas memutar badan menuju pintu.

Dahyun yang tidak tahu harus melakukan apa, hanya bisa terdiam dan berusaha menyusul Yeji. Namun sayang, semuanya terlambat, Yeji terlebih dulu mengunci gudang tersebut dan meninggalkan Dahyun di dalamnya.

Dahyun menggedor-gedor pintu sekuat tenaga. Namun, rasanya ini percuma. Ruangan ini berada disisi gedung sekolah. Jarang sekali ada yang melewatinya.

Dahyun terduduk lesu dia hanya bisa tertunduk dan menangis. Berharap ada seseorang yang menolongnya. Tangis Dahyun semakin menguat saat mentari perlahan mulai tenggelam.
Dia memeluk lututnya dengan erat entah apa yang harus dia lakukan. Dia hanya bisa berdoa dan berharap.

Dahyun bangkit berusaha mencari jalan keluar dari tempat ini. Sesaat setelah dia melangkah tiba-tiba seseorang mendobrak pintu dengan keras. Dahyun menoleh dan reflek memeluknya.

"Tidak apa-apa, gak usah takut ada aku disini" ucap Namjoon.

Tanpa mereka berdua sadari, ada sepasang mata yang melihat kejadian ini. Seseorang itu mengepalkan jari-jari tangan nya hingga memutih.

"Sial! Kenapa harus Namjoon?"

𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈 - 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐕𝐨𝐢𝐜𝐞 || 𝐉𝐉𝐊✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang