ㅡ 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚𝐛𝐞𝐥𝐚𝐬 ༄

578 81 13
                                    

Hari berlalu, waktu terasa seperti angin. Begitu cepat tak terasa. Sudah 2 hari ini Dahyun memantapkan dirinya untuk bisa menerima kenyataan bahwa dia harus serumah dengan orang yang paling di khawatir kan olehnya. Jungkook.

Namun, suratan takdir berkata lain. Kini dia disatukan dengan alasan Perjodohan. Ironi memang tapi mau bagaimana namanya juga manusia. Harus mengikuti apa rencana semesta.

Dengan berat hati, Dahyun mulai mengemas semua pakaiannya. Dibantu ibunya yang sangat semangat. Dahyun tahu, ini untuk kebaikannya.

Namun apa daya, jika hati tak seirama. Setelah semua yang dia perlukan dirasa sudah di kemas semua, Dahyun merebahkan dirinya di atas kasur.

Berusaha melapangakan hatinya. Memantapkan keputusannya.
Berusaha memikirkan sisi baik dari segalanya. Walaupun ia ragu akan hasilnya. Ia ragu akan Jungkook yang tak menerima keadaannya.

Walaupun Dahyun akan bersusah payah merawatnya dengan baik. Entah jadi seperti apa dirinya jika hal ini benar-benar terjadi. Dahyun harap ini hanya mimpi belaka. Semoga.

Belum setengah jam Dahyun memejamkan mata, tiba-tiba seseorang mengguncang kan tubuhnya dengan lembut, kemudian membelai rambutnya.

Dahyun membuka mata perlahan, dan melihat siapa yang ada di depannya. Seorang wanita tersenyum manis ke arahnya. Terlihat bersahaja, juga terlihat sangat bahagia.

Dahyun bangun perlahan, mulai mengumpulkan kesadarannya. Di sisinya Eomma Jungkook sedang mengelus lembut punggung nya. Entah lah rasanya aneh, batin Dahyun.

Kemudian secarik kertas tiba-tiba berada di pangkuan Dahyun. Dahyun melirik sekilas kearah kertas itu dan juga ke arah Eomma Jungkook.

"Selamat datang di kehidupan barumu Dahyun, semoga kamu betah bersama Jungkook"

Dahyun tersenyum tulus, namun apalah arti senyuman bila hati menyiratkan yang lain.

Setelah setengah jam pembicaraan yang panjang akhirnya mereka berangkat menuju perumahan atau lebih tepatnya rumah Dahyun dan Jungkook.

Tidak butuh waktu lama, karena jaraknya dekat. Terlihat sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya. Dahyun bisa menebak siapa pemilik nya, siapa lagi kalo bukan Jungkook.

Dahyun menurunkan semua barang bawaannya. Dibantu Eomma dan juga calon mertua nya. Bisa kan ia mengatakan itu sekarang?

Dahyun memasuki rumah itu dengan perasaan amat kagum. Rumah itu terlihat seperti istana. Tentu saja berkali-kali lipat lebih besar dari rumahnya.

Seorang wanita paruh bayah membantu Dahyun menuju kamarnya dan membantunya membereskan seluruh barangnya.

Kamar Dahyun dan Jungkook ternyata terpisah. Tentu saja mereka kan belum sah. Seluruh barang Dahyun telah disusun dengan rapi.

Terlihat Jungkook sedang mengobrol dengan orang tua Dahyun, dan tentu saja dengan Eomma-nya. Jungkook terlihat amat ramah. Dahyun berharap itu juga berlaku kepada dirinya.

Namun sayang, itu hanya angan belaka. Pada kenyataan yang sebenarnya Jungkook hanya berperilaku baik kepada Eomma-nya.

Saat Dahyun hendak pergi ke kamarnya Jungkook tiba-tiba menarik tangannya. Sedikit menariknya paksa, menunjuk ke arah meja yang di penuhi dengan gelas-gelas kosong kotor.

Dahyun terlihat kebingungan, bukannya menjelaskan Jungkook malah memasang wajah marah dan mulai memaki Dahyun.

Untungnya Dahyun tidak bisa mendengar apa-apa. dan ternyata, tuli itu tidak buruk juga.

Jungkook sedikit kesal akan dirinya yang sedikit bodoh. Bagaimana dia bisa mengerti, mendengar saja tidak bisa, pekik Jungkook dalam hati. Akhirnya dia memutuskan untuk mengetik sesuatu di dalam ponselnya.

"Lo harus beresin rumah ini. Gue mau kumpul sama temen-temen gue. Kalo rumah ini ga beres waktu gue balik. Lo abis sama gue."

Dahyun sedikit terkejut akan apa yang Jungkook tulis. Dia tahu, Jungkook akan berubah, namun dia tidak tahu bahwa akan secepat itu.

Setelah Jungkook merasa bahwa Dahyun telah membaca isi pesan nya. Jungkook mengambil ponsel nya kembali dengan kasar dan meninggalkan Dahyun yang terlihat sedikit gemetar.

Jungkook membanting pintu dengan begitu keras, hingga seakan sedang terjadi gempa kecil di rumahnya.

Dahyun yang masih shock, terdiam di tempat dan tidak beranjak kemana pun. Tidak memungkiri bahwa catatan Jungkook membuat hatinya sedikit tersayat.

Entah karma apa yang Dahyun dapat sehingga dia harus seperti sekarang.

"Tuhan, salah apa aku? Hingga cobaan yang kau berikan tidak hanya menyayat fisik tapi juga batin ku?" Batinnya lirih
-
-
-
-
-
-
| Jungkook POV |

"Gila bisa - bisanya Eomma bikin gue sama dia satu kamar" ucapnya gusar

Dia membuka pintu mobil dan memasuki nya dengan perasaan yang amat kacau. Dia memukul - mukul setir untuk kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Dia mengelilingi kota Seoul sekitar 1 jam. Untuk kemudia berhenti di warung pinggir jalan dan memesan Soju.

"Gue ga bisa diem aja kalo Dahyun masih ada di rumah gue. Gimana pun caranya gue harus usir dia" ucapnya seraya menegak segelas kecil Soju.

𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈 - 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐕𝐨𝐢𝐜𝐞 || 𝐉𝐉𝐊✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang