ㅡ 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 ༄

1.7K 165 9
                                    

Semua hal di dunia ini hadir dan pamit tanpa permisi. Tanpa ucapan selamat. Selamat pernah datang dan selamat telah berpulang.

Ada bagian dalam dunia ini yang kian lama kian hilang, tapi tak pernah terasa telah berkurang. Banyak hal diributkan karena merasa berbeda, lantas apa hakikatnya kata 'sama'?

Semua sebenarnya ada dalam dunia ini, tapi tak pernah terlihat. Tersembunyi, hanya tersirat bukan tersurat.

Dahyun, gadis cantik dengan kulit putih bersih dan mata dengan tatapan tajam bak gadis Tionghoa itu tengah melamunkan angan yang kian lama tak karuan. Dilihatnya rasi bintang, sambil mengucap harap bahwa semuanya hanya mimpi belaka.

Pasalnya, semakin bertambah usia seseorang maka cobaan kehidupan akan datang tanpa sungkan. Tanpa melihat apakah kita siap atau tidak dalam perjamuannya.

Umurnya kini sudah menginjak 18 tahun. 1 tahun sudah berlalu atas perayaan yang berbalik menjadi malapetaka bagi kehidupannya.

Perayaan kebahagiaan yang berbalik menjadi kesedihan yang berkepanjangan bagi dirinya dan seluruh semestanya.

Bukan hanya umurnya yang kian berkurang tiap harinya, tapi semangat untuk hidupnya. Semangat untuk tetap tegar, saat cinta pertama nya bahkan sudah di jemput sang Maha Pencipta.

Dahyun kembali mengingat-ingat masa lalu, yang berusaha ia ajak berdamai dalam setiap do'anya. Berusaha menerima bahwasanya ini adalah yang terbaik bagi hidupnya.


















Malam itu, salju turun dengan deras di kota Seoul. Padahal laporan cuaca mengatakan bahwa kemungkinan salju akan turun hanya satu dari sepuluh persen, yang artinya sangat mustahil.

Tapi apalah daya perkiraan manusia, jika Semesta hanya semaunya. Kini ia termenung menatap jalanan yang dipenuhi dengan salju.

Suara gelak tawa terdengar dari arah kursi depan. Suara tawa yang tak bisa lagi Dahyun dengar sekarang.

Flashback on


"Ayah, aku yakin kalau aku sudah besar nanti, aku bisa jadi superhero." ucap Yerim.

"Wah kalo gitu Ayah mau jadi penjahat saja." ucap ayah

"Kenapa? Orang pada mau jadi baik, Ayah malah mau jadi jahat."

"Biar kamu ada kerjaan, kalo semua orang baik, nanti kamu malah nganggur, sama aja bohong."

Gelak tawa itu akhirnya terdengar lagi, tawa yang sangat Dahyun rindukan. Perlahan air matanya jatuh tak tertahankan.

Dia mengelap buru-buru air matanya. Dia berjanji pada dirinya sendiri, bahwa sebisa mungkin tak akan menangis ketika mengingat kejadian itu lagi.

"Dimana Bunda?" Tanyaku yang akhirnya bersuara.

"Bunda sudah ada disana." Jawab Yerim.

"Disana? Dimana?" tanyaku penasaran.

"Upss! Keceplosan. Nanti kakak juga tahu."

"Ayolah beri tahu!" ujarku memaksa.

"Sudah jangan berisik nanti juga kamu tahu." jawabnya kesal. Dan tidak meladeni kakak nya yang terus memaksanya.

"Sudahlah Dahyun nanti kamu juga tahu apa yang terjadi." ujar Ayah.

"Tapi aku penasaran Ayah." ujar ku.

"Ahahaha tunggu saja." jawab Ayah sambil tertawa bahagia.

Dahyun hanya merengut kesal kepada Ayah dan adiknya yang berada di jok paling depan itu. Merasa dirinya yang paling tidak tahu apa-apa dihari ulang tahun nya.

"Apakah ada yang lebih buruk dari tidak tahu apa-apa tentang hari ulang tahunnya sendiri?" Ujarnya dalam hati.

Semakin salju turun dengan derasnya. Membuat jalan sepenuhnya di penuhi benda berwarna putih tersebut. Katanya tidak akan ada salju, memang manusia hanya bisa memperkirakan, Semesta yang menentukan.

Gelak tawa masih terdengar beberapa kali dari arah depan. Namun, Dahyun sangat tidak berselera untuk ambil bagian.

Hingga sebuah cahaya dari kejauhan mampu menyadarkan lamunannya. Cahaya yang makin lama semakin terang sedang mendekat ke arahnya.

Tinn!!!

Terdengar suara dua benda bertabrakan dengan keras.

Mobil itu menghantam bagian depan dari mobil Dahyun. Mobil Dahyun terseret sepuluh kaki dari posisi awal.

Asap mengepul dari segala sisi bagian mobil tersebut, dilihatnya orang yang tersayang sedang berlumuran darah tak berdaya.

Tangannya mengetuk-ngetuk pintu kaca dengan lemah, kehabisan tenaga bahkan hanya untuk berucap kata.

"Tolong." Perlahan matanya mulai menutup, dan sudah tak sadarkan diri.

𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈 - 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐕𝐨𝐢𝐜𝐞 || 𝐉𝐉𝐊✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang