3. Blue

2.6K 465 155
                                    

Palette

🎨Blue🎨

Colour code :
#0000ff

"Meski langit kelabu dan akan hujan,
Kita tahu di atas awan-awan itu warna langit tetaplah Biru."

🎨🎨🎨






Ini tentang seorang pria bernama Kang Daniel yang baru saja kembali menginjakkan kaki di negeri kelahirannya, Korea Selatan.

Bibirnya terangkat membentuk kurva tipis kala sepasang netranya beradu pada pemandangan familiar di sekitarnya. Seoul tidak banyak berubah, hanya segelintir bangunan beralih fungsi menjadi gedung yang lebih tinggi, hasil perbuatan manusia ambisius.

Namun tata letak ruang kota selalu rapi dan menyenangkan untuk dinikmati. Pemerintah memberikan akses ruang hijau untuk masyarakat yang masih butuh bernafas. Bahkan masih terlihat hijau mengingat salju akan segera turun dalam beberapa hari ke depan.

Tidak ada yang berubah secara signifikan. Bahkan perasaannya pun tidak pernah berubah.

Sudah lima tahun berlalu semenjak kepergiannya, Kang Daniel tidak pernah berubah.

Masih jatuh pada hati yang sama,
Masih terperangkap rindu pada sosok yang sama,
Masih berdiri dalam kesengsaraan yang sama.

Sia-sia kepergiannya dalam rangka melarikan diri dari kenyataan, jika pada akhirnya Daniel akan kembali untuk berdiri dan tersenyum tipis kala kepingan memori berputar mengisi adegan masa lalu di tempat ini.

Ini tentang pemuda bernama Kang Daniel,
Juga tentang rindunya yang tak pernah terbalaskan.

Ini bukan tentang logika, karena rindu adalah rasa.
Yang kadang bergejolak meski tak meminta.
Semakin berkilah, semakin menusuk, menyiksanya dalam penderitaan.
Maka dibiarkanlah kerinduannya mengalir dalam dimensi hening.

Memang benar apa kata Dilan, rindu itu berat.”

Sejenak potongan frasa dalam novel saat masa sekolah menengahnya kembali menempelengnya pada kenyataan.

Kang Daniel tersenyum, meringis.
Membawa kaki-kaki jenjangnya beristirahat di atas bangku taman kota.
Tatapannya menelisik, mencermati setiap pergerakan para manusia di sekelilingnya.

Tanpa permisi, ia menyisipkan potongan adegan yang hinggap dalam pikirannya.

Kang Daniel dapat melihat sosok dirinya yang masih berseragam sekolah menengah tengah duduk tepat di hadapan bangku yang kini ia duduki. Menunggu, sesekali mengecek arloji tanpa bosan. Barulah wajah muda tersebut nampak berbinar ketika sosok yang ditunggu telah tiba.

Menyapanya dalam kehangatan, membawa Kang Daniel muda dalam genggamannya untuk ikut melangkah bersamanya. Dari posisinya kini, Kang Daniel dapat melihat jika figur yang tengah melangkah bersamanya adalah pemuda berseragam sama seperti dirinya dan memiliki surai hitam legam.

Dari belakang ia tahu, jika keduanya kini saling melempar senyum bahagia.
Salah satu hari yang paling membahagiakan untuk mereka berdua.

Dalam memori itu, Kang Daniel bertanya,

Bagaimana kabarnya?”







Ah, ya..

Kang Daniel dan Rindu adalah perpaduan yang mematikan.

Sangat mematikan hingga membuat dirinya sendiri membeku, tenggelam dalam luka tiada berujung.

Rindu itu kerap mengetuk hatinya, meronta meminta dilepaskan.
Namun tidak ada penawar sama sekali untuknya menyelesaikan permasalahan Rindu.
Logikanya kalah telak oleh perasaan.

PaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang