16. Midnight Blue

1.1K 200 184
                                    


Palette

🎨Midnight Blue🎨

Colour code :
#003366

"Teruntuk semua sahabat di dunia.."

🎨🎨🎨







Pesawat kertas diterbangkan, melayang beberapa detik di udara, kemudian jatuh menukik di daratan. Berkumpul dengan beberapa bangkai pesawat kertas yang lain.

"Sudah ku bilang berhenti menyampah di kamarku."

Yoon Jisungㅡsi pelaku penyampah pesawat kertasㅡhanya terkekeh ketika nada jengkel terdengar di belakangnya.

"Habis tidak sampai."

Dengusan Jisung dengar sebagai balasan. Langkah kaki di belakangnya mendekat, kemudian mengistirahatkan tubuhnya di sofa tepat di samping Jisung.

"Kenapa lagi?" Tanya Jisung sambil terus mencoba menerbangkan pesawat kertasnya.

"Tidak tahu. Aku lelah."

Ketika pesawat kertas terakhir mendarat di lantai, Jisung membenarkan posisi lawan bicaranya. Merangkul tubuh kurus tersebut dalam pelukan.

"Cerita saja."

"Aku sudah terlalu banyak cerita padamu. Memang kau tidak bosan?"

"Um, tidak pernah."

"Terimakasih."

"Ku terima kasihmu,"

"Cringe!! Kita bukan sepasang kekasih, Jisung!"

"Siapa yang bilang kita sepasang kekasih sih?!"

Jisung dihadahi tatapan protes dari sosok dalam rangkulannya. Mengembungkan pipi tirusnya, dengan kening berkerut dalam.

"Kata-katamu menyebalkan."

"Triggered huh? Kalau iya, kau naksir padaku?" Jisung tersenyum jenaka.

"Mustahil!" Elaknya. Pemuda bertubuh kurus yang duduk disampingnya kini beringsut menjauh. Memberikan ekspresi sebal pada Jisung seraya melipat tangannya di depan dada.

Jisung mengangkat bahunya pasrah. Kembali menyibukan diri dengan pesawat kertas buatannya.

Tak ada suara sedikitpun. Hanya suara detik jam dinding dan gemerisik angin senja. Pun suara gesekan kertas dan lantai kayu ketika satu demi satu pesawat kertas jatuh.

Mereka berdua masih diam.

"Seongwu, sudah malam." Kedua netra Jisung melirik sekeliling. Kamar milik pemuda yang dipanggilnya Seongwu terlihat semakin temaram terkena sisa sinar mentari senja.

"Mau aku tutupkan jendela kamarmu?" Tawarnya kemudian. Yang ditanya hanya berdeham mengiyakan.

Jisung menutup sepasang jendela kayu bergantian, menghalangi udara pergantian sore menjelang malam yang katanya sangat berbahaya untuk kesehatan.

Klik

Lampu bohlam menjadi satu-satunya penerangan di kamar ini. Membuat suasana menjadi lebih hangat meski temaram. Si pemilik kamar sangat menyukainya.

"Hey,"

Setengah berbisik, Jisung menghampiri Seongwu yang kini telah berbaring menyamping diatas sofa.

PaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang