Palette

12. Maroon

Palette

🎨Maroon🎨

Colour code :
#800000

"The Brokenheart Maroon Book"

🎨🎨🎨

Hwang Minhyun masih mengenakan seragam kelulusan, berlari sedemikian kencang menembus keramaian manusia di pekarangan sekolah.

Tidak peduli bahunya beberapa kali menabrak, langkahnya masih terus terfokus pada satu tujuan.

Taman belakang sekolah.

Minhyun mengatur nafasnya yang tercekat sebelum pandangannya menelisik pada sebuah pohon rindang yang berdiri kokoh sejak jaman sekolah ini diberdirikan.

Di salah satu sisinya, sebuah gundukan tanah nampak menyembul dibanding permukaan tanah yang lain.

Minhyun mengerahkan seluruh tenaganya untuk menggali gundukan tanah tersebut.

Tidak butuh waktu lama, jemari Minhyun menyentuh benda keras dan berbunyi nyaring. Sebuah kaleng silinder.

Minhyun berusaha mengangkatnya. Tidak peduli jika seragam kelulusan yang dibanggakannya ternodai banyak tanah.

Perlahan, Minhyun membuka penutup kaleng yang telah dipenuhi karat.

Ia menemukannya.

Sebuah buku tebal bersampul merah marun, nampak usang dan kaku.

Minhyun menelan ludahnya gugup sebelum membersihkan sampul buku merah marun tersebut, untuk kemudian menemukan sebuah kata di sampulnya.

“Ong’s”

Ia mendesah keras, membawa punggungnya untuk bersandar pada batang pohon. Mulai membuka halaman pertama dari buku berjudul “Ong’s”, marga dari sang pemilik buku.

🎨🎨🎨

"Aku tidak bisa jujur pada diriku sendiri.

Untuk selalu tersenyum menjalani hari,
Untuk selalu tertawa mengarungi kehidupan.

Karena itu, aku hanya bisa jujur di tempat ini."

🎨🎨🎨

15 Juni 2012

Berhenti meminta maaf pada dirimu sendiri.
Tidak ada yang perlu disalahkan, semua itu hanya permainan takdir.
Berhentilah menangis. Aku tidak suka.

Kau adalah satu-satunya alasan mengapa aku harus menjalani hidup dengan lebih baik.

🎨🎨🎨

Dahi Minhyun membentuk kernyitan rumit. Tulisan Hangul milik pemuda Ong terlihat begitu berantakan dibanding kalimat pembuka di lembaran pertama.

Goresan tinta dan lembaran kusut semakin memperjelas perasaan frustasi yang dirasakan pemuda Ong. Minhyun pun baru menyadari jika sebelum lembaran ini seharusnya terdapat banyak lembaran yang lain. Nampak sobekan tak beraturan pada pangkal buku.