SG-7. The Night

812 101 14
                                    

Aroma daging dan sayuran yang di panggang dari arah dapur langsung memanjakan indera penciuman Catrine dan Siwon saat membuka pintu depan rumah nya.

Tanpa bertanya Catrine sudah bisa menebak bahwa aroma ini hasil karya sang kakak. Seketika senyum nya mengembang, sambutan yang menyenangkan baginya. Setidaknya sang kakak tak akan mengomelinya karna luka yang dia dapat beberapa jam lalu.

"Masuklah,, aku tahu kalian sudah sampai !"

Teriakan dari dalam membuat Siwon langsung bersemangat. Tanpa mengindahkan tubuh mungil Catrine yang berada di depan nya, pria itu pun langsung menyerobot memasuki area dapur dan duduk dengan senyum mengembang di kursi pantri.

"Dimana bocah itu ?" tanya Taeyeon saat tahu hanya Siwon saja yang menghampirinya.

"Dia sangat kelaparan makanya meninggalkan ku begitu saja" sahut sebuah suara datar dari arah pintu.

Seketika itu Siwon langsung menyadari tingkah nya sendiri yang terbilang cukup slengekan kali ini.

"Bagaimana dengan lengan mu ?" alih Taeyeon sambil berjalan memutari meja pantri menghampiri sang adik.

"Kau sangat mengenal ku unnie, aku tak kan mati hanya karna luka tembak sekecil ini" jawab Catrine dengan wajah cerah.

Taeyeon tersenyum tipis dan memeluk tubuh yang beberapa hari ini dia biarkan berkelana sendiri. Walau belum genap seminggu, tetap saja rindu itu terasa begitu lama.

Dan Catrine pun melakukan hal yang sama meski hanya membalas pelukan sang kakak dengan sebelah lengan yang masih utuh tanpa luka.

"Ganti pakaian mu dan kita makan siang bersama" titah Taeyeon setelah melepas pelukan nya yang langsung disikapi oleh Catrine.

"Aku iri melihat kebersamaan kalian, andai aku bisa menjadi bagiannya juga"

Gumaman Siwon yang masih bisa di dengar oleh Taeyeon, membuat gadis itu menghentikan kegiatan nya menata makanan. Tak lama, dia kembali menyelesaikan kegiatan itu. Kini mereka memang hanya berdua menunggu Catrine turun.

"Dengan berada disini kau sudah menjadi bagian dari kami" sahut Taeyeon memecah keheningan.

Siwon, pria itu mendongak menatap kedua manik hitam di hadapan nya dengan senyum tipis tak terbaca. Tapi bukan Taeyeon jika tak bisa mengartikan tatapan luka itu.

"Kau adalah pria yang ku percayai dan seterusnya akan seperti itu. Aku menyayangi mu layaknya saudara, itu artinya kau adalah bagian dari kami juga"

Siwon hanya bisa tersenyum dengan kepala mengangguk paham. Dari dulu sampai sekarang tak ada yang berubah, hati Taeyeon tak pernah bisa memilihnya.

Kini keheningan kembali menyita perhatian, hingga tak mereka sadari sepasang mata menatap mereka dengan pandangan beragam.
Disana, di ujung tangga Catrine yang tak lain Prillzy menatap keduanya bergantian. Dia mendengar semua nya tanpa berniat menyela atau mengganggu. Karna baginya, dalam hal ini dia memang tak bisa ambil bagian. Tapi meski begitu, dia cukup mengerti akan keadaan ini. Baik Siwon atau Taeyeon tak ada yang salah karna berurusan dengan hati. Namun tetap saja ini akan mengganggu.

"Ini salah satu alasan kenapa aku malas berhubungan dengan pria, mereka sama saja. Menyulitkan" gumam Prillzy dengan langkah menuruni satu persatu anak tangga.

Sudah cukup dia diam disana, dia harus turun dan mencairkan suasana. Lagi pula perutnya sudah ingin meledak karena kelaparan.

*************

"Unnie...."

Catrine, si mungil itu kini mulai bosan. Sedari tadi yang dilakukan hanya memainkan game di ponsel dengan sesekali menengok ke samping di mana sang kakak tengah sibuk dengan laptop nya.

Sanders GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang