P R O L O G

434 20 3
                                    

Masa SMP bisa dibilang masih kecil untuk urusan cinta-cintaan, sayang-sayangan, pacar-pacaran. Akan tetapi, masa SMP berhubungan dengan remaja. Bukan namanya remaja kalau nggak pernah pacaran, bukan namanya remaja kalau nggak pernah saling suka, bukan namanya remaja kalau nggak pernah nakal, bukan namanya remaja pula kalau belum ngerasain sakitnya dikhianati oleh cinta.

SMP Ganesha yang selalu mendapatkan akreditasi A, sekolah bertaraf internasional dengan siswa-siswi yang hidup serba glamour. Tetapi, SMP ini juga memiliki siswa-siswi yang cerdas, dibidang akademik dan non-akademiknya.

Yang membawa SMP ini lebih populer adalah ketua OSIS-nya, selain tampan ia juga sangat pintar. Brandon namanya. Serta kapten tim basketnya yang sepaket dengan ketos, yaitu Rendi. Ia tak pernah gagal dalam kompetisi melawan SMP/SMA manapun. Tampan? Mungkin lebih tepatnya sangat tampan.

Tahun ajaran baru, Brandon dan Rendi serta angkatannya duduk di bangku tertua yaitu kelas 9. Waktunya menerima peserta didik baru. Inilah yang selalu dinanti oleh senior, mereka mengincar junior yang cantik, manis, dan unyu.

"ANNA!"
Yang merasa dirinya terpanggil pun menolehkan kepalanya. Sorot matanya yang begitu tajam, membuat lawan bicara bergidik ngeri.

"Apa?!" jawabnya dengan ketus.

"Lo dipanggil sama kakak kelas Naa!" jelas Zofa, si gadis berparas putih bercampur gen chinnes itu.

"Siapa yang butuh suruh kesinilah!" balasnya dengan lebih ketus.

Anna? Sudah tidak asing lagi nama itu untuk para senior. Adik kelas satu ini menjadi incaran para senior, selain cantik, tak jarang ada yang memujinya manis dan imut, serta penampilannya yang sederhana menambah daya tariknya.  Gadis ini juga susah sekali untuk digebet para senior yang berstatus most wanted.

Tak terkecuali Brandon dan Rendi, dua orang yang dikabarkan sudah menjalin hubungan pertemanan sejak awal bertemu itupun juga penasaran dengan 'Anna'. Kabar yang mereka dengar sih,  Anna adalah orang yang cuek, tetapi mereka buktikan saja dahulu.

"Apakah benar dia Anna? Anna yang gue cari itu?" batin Brandon.

Brandon si ketos sok asik yang belagak cuek itu, yang menduduki gelar mantan terbanyak sepanjang sekolah menengah pertama sering sekali membuat onar dimana-mana, yang lebih parahnya lagi dia adalah seorang KETOS bukan PREMAN SEKOLAH. Tapi kenapa disitu ada kekacauan pasti ada dia? Seharusnya tugas dia adalah menjaga ketertiban.

Hatinya yang mudah risau dan gundah itu, mungkin karena ia belum menemukan wanita yang selama ini ia cari. Rendi cowok kalem padahal aktif banget kalo berhubungan dengan olahraga itupun sering memberikan motivasi kepada Brandon, agar tidak selalu memikirkan gadis yang ia cari.

Rendi tak pernah tau siapakah gadis yang berada dalam misi pencaharian Brandon. Brandon juga tak begitu paham dengan apa tujuannya menemukan gadis itu, gadis yang sangat ramah dan asik.

"ANNA! ELSA! kalian ini bisa diem nggak sih? Apalagi Elsa! Kamu mau saya keluarkan dari kelas saya?" suara Pak Beny menggelegar di seluruh penjuru kelas. Elsa tersentak kaget hingga hampir terjatuh kebelakang, sebaliknya Anna malah membalas tatapan Pak Beny dengan tajam.

"Apa kamu lihat-lihat! Sekarang keluar!" Pak Beny menggertak Anna yang masih stay dengan tatapan tajamnya.

"Siap Pak!" hanya itu saja yang keluar dari mulut Anna, lalu ia bergegas meninggalkan kelas. Elsa yang merasa terintimidasi oleh tatapan Pak Beny, membuntuti Anna yang sudah hampir sampai didaun pintu.

"Apa kalian?! Zofa Tessa! Kenapa udah masuk masih suka makan dikelas! Nggak cukup jam istirahat?!" Pak Beny semakin meninggikan suaranya mengetahui bahwa Zofa dan Tessa diam-diam sedang makan.

Mereka berdua hanya membalas dengan cengiran serta celengan kepala, lalu kembali melakukan aktivitasnya.

"MEMANG BENAR-BENAR, KALIAN JUGA KELUAR, SAYA NGGAK SUKA ANAK YANG NIMBUN LEMAK WAKTU JAM SAYA!"

"Maaf ya nih Pak, bapak aja sukanya nimbun lemak, bapak adalah teladan saya di sekolah ini," Zofa menjawab dengan sangat entengnya, jawabannya mendapat sorakan dari teman-temannya satu kelas. Hal ini membuat Pak Beny semakin naik pitam.

"ZOFA! TESSA! KELUAR SEKARANG!"

Tanpa ingin berlama-lama, Zofa Dan Tessa berlarian sembari terkekeh melihat muka merah Pak Beny.

Pak Beny menggeleng-gelengkan kepalanya, "Memang dasar! Empat siswa itu menjengkelkan!" gerutu Pak Beny.

•••••

Cewek KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang