Unplanned Wedding Chap 11

72.6K 2.4K 88
                                    

Sekarang  Rena sudah berada dalam mobil milik Revin, setelah selesai bersiap-siap dengan cepat Revin menarik tangan Rena dan menggiringnya masuk ke dalam tanpa memberi kesempatan Rena untukmeloloskan diri atau melawannya. Sekarang mereka sudah ada diperjalanan, dan mulut Rena sudah menutup sejak 5 menit yang lalu, karena dari rumahnya sampai 5 menit yang lalu Rena terus mengumpat Revin dan berteriak-teriak seperti orang gila karena paksaan dari Revin, tunggu, bukan paksaan tapi—penculikan.

“Sebenarnya kau mau membawaku ke mana?” akhirnya Rena menyingkirkan keheningan di antara mereka dengan mulai bertanya.

“Nanti kau juga tahu.” Balas Revin dengan singkat yang membuat Rena semakin penasaran.

“Kau tidak akan membawaku ke tempat yang aneh-aneh bukan?” tanya Rena dengan takut-takut pada Revin.

Revin tertawa mendengar kekhawatiran Rena yang menurutnya sangat berlebihan.

“Memang kenapa kalau aku membawamu ke tempat yang aneh-aneh?”

“Apa?! Jadi benar kau akan membawaku ke sana?” Rena membelalakkan matanya dan seketika itu juga ia menggeser duduknya merapat ke pintu mobil.

“Apa wajahku terlihat seperti penjahat?”

Rena terdiam sebentar, matanya sibuk mengamati wajah Revin, Rena mengamati setiap detil dari wajah Revin mulai dari alisnya yang tebal, matanya yang hitam gelap dan sorot matanya yang tajam, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis namun terlihat seksi. Benar-benar wajah yang membuat para gadis menganga saat melihatnya apalagi ditambah dengan rambut hitam legamnya yang terkesan acak-acakan makin membuatnya terlihat begitu—sempurna.

Rena mengerjap-ngerjapkan matanya dan menggelengkan kepalanya dengan cepat. Bagaimana bisa otaknya bisa berpikir seperti itu? Bagaimana bisa Rena baru sadar kalau Revin ternyata sangat ‘Tampan’. Rena tidak menyadari bahwa tanpa sadar ia telah mengucapkan pikiran yang ada di otaknya itu.

“Tampan? Tentu saja, baru sadar?”

Rena kembali terkejut mendengar ucapan Revin, Rena benar-benar merutuki dirinya sendiri bagaimana mungkin dia malah mengatakan itu secara langsung pada Revin? Kini Rena dapat merasakan wajahnya yang terasa memanas, pasti wajahnya sekarang sudah memerah mirip tomat. Rena segera memalingkan wajahnya ke jendela berusaha agar Revin tidak melihat wajahnya.

Tak berapa lama mobil Revin berhenti, Rena segera turun dan mengikuti Revin, Rena mengernyit begitu melihat apa yang ada di depannya. Sebuah butik dengan bangunan yang bergaya Victoria membuat bangunannya berbeda dari bangunan lainnya.  Butik? Untuk apa Revin mengajakku ke butik? Tanya Rena dalam hati. Rena yang terdiam di tempat segera mengikuti langkah kaki Revin yang menariknya masuk ke dalam.

Sesaat setelah Revin dan Rena memasuki butik itu sapaan hangat langsung menyambutnya, “Pak Revin, mari silahkan masuk.” Sapa perempuan cantik dengan senyumannya yang mungkin umurnya baru menginjak kepala tiga. Revin mengangguk dan membalas senyuman dari perempuan itu lalu menggandeng Rena masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan gaun-gaun yang terpajang disana.

Rena mengamati satu persatu gaun-gaun indah itu, Rena sampai ternganga melihat begitu banyaknya gaun-gaun yang terpajang dengan indahnya, di dekatinya gaun-gaun itu, tangannya menyentuh gaun itu terasa sangat lembut, benar-benar terbuat dari bahan yang tebaik dan didesain dengan model-model yang menarik.

“Wah indah sekali.” Tanpa sadar kata itu terucap begitu saja saat melihat gaun gaun yang sudah ada di depannya.

Revin yang mendengar itu tersenyum puas sambil menatap wajah Rena yang terlihat sangat kagum dengan gaun-gaun rancangan dari desainer terkenal yang kebetulan juga sang pemilik butik ini.

Unplanned WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang