Cinta itu komong kosong! Kenapa kebanyakan orang mengatakan bahwa cinta itu rasanya indah?! Padahal yang kurasakan hanya sebuah kesakitan yang luar biasa dan membuatku terluka lalu hancur berkeping-keping tak bersisa.
-Farena Airina Cassandra-
Rena mengerjap-ngerjapkan matanya, cahaya yang masuk melewati celah-celah korden di ruangan itu menyoroti matanya. Dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya Rena mulai membuka matanya, untuk sesaat Rena seperti kehilangan orientasi.
Dimana ini?
Ruangan. Bukan, lebih tepatnya itu kamar, kamar yang terlihat sangat luas, kamar itu di dominasi warna hitam dan putih, kamar itu bernuansa laki-laki, ya seperti kamar laki-laki. Jelas ini bukan kamar tidurnya. Kalau begitu, lalu dimana ini?
Ia memandangi tubuhnya,
Ini bukan bajunya, Rena ingat jelas gaun yang dipakainya saat menghadiri acara pertunangan Alex semalam, lalu dimana bajunya?
Rena berusaha untuk duduk, namun pinggangnya terasa berat, seperti ada sesuatu yang menahannya, Rena mengernyit. Ditolehkan kepalanya ke sampingnya betapa terkejutnya dia melihat sosok lelaki asing yang sedang memeluknya dengan keadaan shirtless!
“ARGHHHH”
Rena berteriak sekencang-kencang mungkin dan berusaha menyingkirkan lengan kekar yang melingkari pinggangnya itu dengan keras.
Rena bangun dan segera melompat dari tempat tidur, nafasnya terengah-engah, otaknya masih sibuk mengontrol dirinya sendiri yang masih shock dengan kejadian ini.
Suara teriakan dan sentakan yang keras di lengannya membuat laki-laki itu langsung terbangun, matanya masih mengerjap-ngerjap berusaha menyesuaikan dengan cahaya di ruangan itu. Setelah benar-benar membuka mata, Laki-laki itu benar-benar terkejut mendapati perempuan yang tak dikenalnya sama sekali berada di kamarnya, berdiri dihadapannya saat ini.
Dengan mata yang terbelalak kaget, laki-laki itu langsung memberondong Rena dengan beragam rentetatan pertanyaan.
“Siapa Kau?!”
“Bagaimana bisa kau ada di kamarku?!”
Rena masih terdiam, otaknya belum sepenuhnya berfungsi dengan baik, Rena merasakan debaran di dadanya yang masih belum bisa ia kendalikan, ia menggigiti bibir bawahnya dan tak menjawab pertanyaan itu. Ia masih shock.
“Kenapa diam saja huh?! Jawab!” bentak laki-laki itu dengan emosi karena Rena hanya terdiam membisu.
“Aku .. Aku tidak tau.” Balas Rena dengan suara lirih, suaranya hampir tak terdengar, kemudian terdengar suara isakan yang tiba-tiba keluar dari mulutnya. Ia benar-benar bingung, bagaimana bisa ia berada disini dan tidur bersama laki-laki ini?!
Rena mencoba mengingat semuanya namun yang ia ingat hanya Dia pergi menghadiri acara pertunangan Alex, lalu karena ia sudah tak tahan ia memutuskan untuk meninggalkan acara itu, dia mencoba untuk melompat dari jembatan namun ada yang mencegahnya, dia mengobrol sebentar dengan laki-laki penyelamatnya yang bernama Ervin. Setelah itu ia tak ingat apa-apa lagi.
Eh, Ervin?! Dimana dia?, Tanya Rena dalam hati.
“Tapi.. bagaimana bisa?! Seingatku aku tidak membawa perempuan ke rumah. Ck sial! Apa aku lupa?” teriaknya dengan frustasi sambil mengacak rambutnya.
“Jadi sebenarnya kau ini siapa? Apa semalam aku membawamu pulang? Sial!!! Kenapa aku benar-benar tidak ingat!” teriak laki-laki itu lagi, laki-laki itu terlihat sangat kesal, sepertinya mood-nya sedang tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unplanned Wedding
ChickLit“Menikahlah denganku.” Apa yang harus dilakukan Farena Airina Cassandra jika mendengar kalimat itu? Mungkin kalimat itu merupakan kalimat terindah untuknya kalau saja tidak karena orang terakhir yang mengucapkan kalimat yang sama adalah orang yang...