Part 5

4K 363 8
                                    

Lalu sejak ditugaskan dan secara terpaksa terlibat dalam acara yang sama, hari-hari Renjana seolah mulai terisi oleh kehadiran Sagara.

Sebuah awal kehadiran yang sederhana.

Sesederhana Sagara yang mulai rajin menjemputnya.
Sesederhana ucapan selamat malam penuh emoticon peluk cium di kolom chat Renjana, yang tentu saja dari Sagara. Yang awalnya ia abaikan karena sebal, sampai lama-lama mulai ia rindukan kalau-kalau Sagara lupa tidak memberikannya.
Sesederhana ajakan makan siang bersama, sarapan bersama, dan berlanjut ke sebuah makan malam yang awalnya Renjana tolak mati-matian namun pada akhirnya berangkat juga.
Dan sesederhana kepergian Sagara hanya dengan sebuah pamit singkat,

"Aku jadian sama Adelia, Re.."

Gila.

Dekatnya sama siapa, nyamannya sama siapa, berbagi suka dukanya sama siapa, jadiannya sama siapa.

Sejak hari itu Renjana harus mengakui patah hatinya yang pertama.
Dari sosok yang ia kira bisa menjadi lebih istimewa dari sekadar teman biasa.
Dan di saat ia sedang dalam-dalamnya menyelami rasanya.

Renjana harusnya sadar dari awal, bahwa kedekatannya dengan Sagara tak seharusnya ia anggap seserius itu.

"Kamu sih ngeyel. Udah dibilang Saga itu suka main hati. Sekarang kalo udah nangis begini, tanggung jawab dia apa?"

Ucapan Vanya membuat tangis marah Renjana semakin parah.

Kalau hanya mengatakan sakit, rasanya itu kurang untuk menggambarkan perasaan apa yang saat itu Renjana rasakan.

Sudah pernah tahu bagaimana rasanya jari kelingking kaki kepentok pinggiran meja? Sedangkan kukunya baru saja kamu potongi lalu kependekan, dimana secara kebetulan meja itu terbuat dari kayu Jati khas Jepara yang tentu bisa kamu bayangkan, kan, bagaimana bentukannya kalau ketemu dengan kelingking kakimu?

Nah sakit yang seperti itu, kalikan sepuluh.

Itu satu-satunya penjelasan paling logis yang saat itu bisa Renjana berikan kepada Vanya.

Lalu apa kabar Sagara yang tanpa sengaja (atau memang justru sengaja) berhasil menjatuhkan Renjana tepat sedalam-dalamnya, dan sesakit-sakitnya?

Yak benar, Sagara bahagia.

Dengan Adelia, salah seorang adik tingkatnya yang ia kenal dari Donny.

Sederhana juga awalnya.
Sagara hanya melihat bahwa Adelia terlalu cantik untuk dibiarkan bernyanyi diatas panggung, di sebuah kafe, Sabtu itu.

Maka dengan kemampuan gitarnya yang terhitung lumayan diatas rata-rata, Saga menawarkan diri untuk mengiringi suara cantik Adelia.

Seperti yang sudah-sudah, Sagara tidak tertolak.

Adelia yang berpembawaan manja membuat Saga mendadak jadi seorang superhero.

Sagara yang biasanya super tidak berguna saat dengan Renjana, mendadak punya banyak fungsi.

Mulai dari mengantar pindahan kos, menemani belanja bulanan, mengantar Adelia mengambil paket berisi kosmetik, bahkan sampai membuat Saga rela bangun pagi demi jalan-jalan di salah satu jogging track pilihan gadis itu.

Sagara mendadak memiliki kebanggaan tersendiri.

Kebanggaan yang tidak sedikitpun bisa ia rasakan ketika ia bersama Renjana.

Okelah mereka memang hanya berteman, tetapi Sagara itu laki-laki normal.
Yang terkadang juga ingin difungsikan sebagai satu sosok yang melindungi, mengayomi, atau sederhananya ; dibutuhkan.

Sedangkan Renjana, entah apa yang membuat gadis itu seolah bisa melakukan apa saja.

Hal yang awalnya membuat Sagara penasaran, tetapi pada akhirnya hampir mati karena kebosanan.

Saga tahu benar, Renjana menaruh perasaan kepadanya.
Ia juga tak memungkiri, ia sama jatuh hatinya dengan sosok Renjana yang super bisa.

Tetapi bukankah jatuh hati saja itu tidak cukup?

Segara Renjana (hapus sebagian karena proses penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang