"Ga, sumpah asli nggak nyangka gue Rere makin cakep bener sekarang.."
Gue tersedak kopi gue sendiri.
Hadi yang barusan datang mendadak membawa kabar yang membuat hati gue tadi ngilu, menjadi semakin ngilu.
Ada berapa banyak Rere di Jogja, sih?
Dan kali ini Rere-nya membuat Hadi terkejut.
Berarti, Rere yang itu dong?"Iye, Renjana temen lu itu dulu, Ga. Dia kerja di Perdana ternyata. Asli, dari berkali-kali gue kesitu, ya baru sekali ini gue lihat Rere."
Seolah bisa membaca isi pikiran gue, Hadi masih nyerocos membahas pertemuannya dengan Renjana.
Gue emang tahu Renjana di Jogja, gue juga tahu kalau Renjana kerja di Bank Perdana.
Tapi gue sama sekali gak menyangka kalau harus Hadi yang ketemu dia lebih dulu begini."Apa kabarnya dia sekarang?"
Gue mencoba terlihat sok cool, walau dalam hati rasanya gue langsung ingin cabut lari ke gedung Perdana saat itu juga."Makin cakep, Ga. Gue aja langsung minta Whatsapp-nya. Lu butuh reunian juga kan ama dia?"
Kampret.
Okelah gue seneng karena akan segera ada pertemuan dengan Renjana, yang walaupun entah kapan itu.
Tetapi soal Hadi minta nomor Whatsapp Renjana? Siapa saja tolong jelasin ke gue, perasaan nyeri dan kepengen marah ini namanya apa, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Segara Renjana (hapus sebagian karena proses penerbitan)
ChickLitHai hai maaf untuk Sagara Renjana harus sudah dihapus sebagian karena proses penerbitan. Untuk yang sudah baca terima kasih, ya. Untuk info PO akan aku cantumkan di part akhir ya. Terima kasih 🙂🙂🙂