Renjana memijit-mijit pelipisnya yang sebenarnya tidak kenapa-kenapa.
Entah bagaimana ceritanya, ia mendadak teringat lagi dengan Sagara.Satu orang yang bertahun-tahun ini berusaha dilupakannya.
Sosok yang keberadaannya ia bunuh dengan paksa.
Sosok yang membuatnya seolah berlari jauh, menghindar layaknya seorang buronan perang, dan sosok yang membuatnya tak mampu lagi membedakan arah pulang.Sebesar itu memang dampak seorang Saga bagi Renjana.
"Re, ngelamunin apaan, sih?"
Tepukan sekaligus sapaan pelan dari Irena membuat Renjana harus menunda sejenak pikiran panjangnya yang melantur tentang Segara.
"Nggak kok, Mbak. Oiya, buat acara besok sudah ada bahan apa?"
Gadis itu mengalihkan rasa ingin tahu Irena dengan memilih membahas acara kantornya besok lusa.
Acara pisah kenang kepala cabangnya.Sebelum terlalu panjang, rasanya akan lebih bijak jika memberitahukan bahwa Renjana adalah seorang frontliner sebuah bank swasta.
Pekerjaan impiannya sejak masih duduk di bangku TK. Dimana Renjana kecil membayangkan dirinya sendiri mengenakan pakaian formal, berjalan dengan anggun di dalam balutan rok dan tak sedikitpun merasa ingin jatuh meski harus menuruni anak tangga sambil masih mengenakan high heels setinggi 7 cm.
Renjana kecil yang selalu membayangkan dirinya sendiri berjalan mondar-mandir dari satu ruangan ke ruangan lain, dengan rambut tertata rapi, dan wajah yang dihiasi make up sederhana tetapi tetap anggun dan cantik.
Cita-cita masa kecil yang sempat dikuburnya dalam-dalam karena pada kenyataannya ia tak diterima di sekolah menengah atas yang diharapkannya.
Keinginan yang harus ia padamkan dengan melihat kenyataan Renjana tak diizinkan masuk jurusan Ekonomi, melainkan ia harus mengambil IPA dan otomatis lebih sering berkutat dengan Fisika dan Kimia dibandingkan mempelajari Akuntansi dengan serius.
Keinginan yang sekali lagi ia pupuskan, hanya karena ia sadar diri ; ia bukan perempuan yang bisa dan pandai berdandan.
Dan justru keinginan yang paling mampu ia wujudkan, pada akhirnya, setelah melewati berbagai macam 'jalan berputar'.
Mulai dari mencoba peruntungan bekerja di sebuah lembaga kursus bahasa, magang di sebuah TV daerah, mengambil kesempatan untuk menjadi seorang jurnalis lepas di radio dan majalah setempat, serta mencoba peruntungan dalam hal bisnis dengan mulai belajar membuat dan memasarkan sendiri brownies-nya.
Renjana terlalu banyak memutarkan jalan takdirnya.
Membuatnya banyak bertemu dengan orang-orang yang pada akhirnya menjadi bagian dari cerita-ceritanya.Membuatnya bertemu dengan Sagara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segara Renjana (hapus sebagian karena proses penerbitan)
ChickLitHai hai maaf untuk Sagara Renjana harus sudah dihapus sebagian karena proses penerbitan. Untuk yang sudah baca terima kasih, ya. Untuk info PO akan aku cantumkan di part akhir ya. Terima kasih 🙂🙂🙂