Jangan lupa voment dan saran nya yaa.
---
"Bila hujan datang dengan memberi kabar lewat mendung, lantas mengapa rindu datang bukan untuk memberi kabar akan kedatanganmu?"
🌺
Vano memotong baksonya sambil bersenandung ria, "Libur tlah tiba, libur tlah tiba. Hatiku gembira." Sampai akhirnya mendapat jitakan keras dari Rama.
"Gembira pala lo peang, besok terima rapor kalo rangking gue masih bertahan di rangking lima mati gue di gado sama Ny. Besar." Oceh Rama tak henti hentinya.
Embun yang melihatnya hanya tersenyum sesekali melirik ke arah Alanska yang berada disampingnya. Alanska sangat memaklumi Vano dan Rama yang selalu saja berdebat masalah kecil sekecil remahan wafer tango.
"Apa kabar rangking gue yang selalu setia sama angka 20?" Selak Vano sambil mengangkat bakso yang telah ditancapkan pada garpu.
"Berisik ae lu pada!" Protes Juna sambil memijat pelipisnya. Menghadapi pertarungan sengit antara Vano dan Rama merupakan hal yang selalu saja membuatnya pusing.
"Lah, pantat panci ditinggal sama Beruang Amazon." Cerocos Vano membuat Alanska langsung melihat ke arah pintu kantin. Benar saja Azalea melangkah pergi meninggalkan Raditya seorang diri. Pelan pelan bibirnya terangkat membentuk garis manis diwajahnya, seperti ada sebuah kemenangan yang Alanska rasakan.
Embun berdecak kesal saat semuanya kompak melihat ke arah pintu kantin, dimana Azalea melangkah pergi.
"Gue mau boker bentar, Lo mau ikut bantuin gak Van?" Tanya Alanska sebelum bangkit dari duduknya.
"Ogah Gue mah."
Alanska pergi begitu saja, tanpa pamit dengan Embun. Rasanya gadis itu terlalu berharap besar padanya.
🌺
Azalea melepas ikat rambutnya. Rambut panjangnya kini terurai bebas diterpa semilir angin sejuk akibat hujan beberapa menit yang lalu.
Tubuhnya lemas saat memori itu seketika terputar kembali didepan matanya. Begitu nyata, hingga perih nya pun terasa.
Laki laki yang melihatnya hanya terdiam, sesekali tersenyum menatap sebuah anugrah tuhan yang begitu sempurna.
Alanska yang menyadari bahwa Azalea tak mengetahui bahwa dibawahnya ada sebuah selokan segera berlari, menarik tubuh Azalea.
Degg
Kini Azalea berada dalam dekapan Alanska, mata mereka bertemu saling menatap, hingga ...
"Lo ga buta kan?" Tanya Alanska memecahkan kesunyian.
Azalea langsung menjauh dari Alanska, dan merapikan seragamnya. "Menurut Lo?"
"Menurut Gue sih iya." Ucap Alanska enteng.
Ck. Azalea berdecak kesal, hanya membuang waktu jika berdebat dengan Alanska. "Yaudah."
Menurut Alanska, Azalea sangat cantik jika sedang marah. Bibir mungilnya seakan mengesankan bahwa bidadari tersebut cantik nan imut.
"Lea!"
Azalea berbalik, lagi lagi ia merutuki perbuatanya, seharusnya ia tidak perlu berbalik. "Apa lagi?"
"Bisa mundur dikit?"
Azalea mengerutkan keningnya, bingung dengan jalan pikir pria didepanya.
"Cantik lo kelewatan." Tutur Alanska sembari tersenyum menatap Azalea.
Pipi Azalea seketika memerah seperti tomat matang. Ahh, sangat memalukan.
Azalea langsung berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju kelas. Sepanjang jalan yang dipikiranya hanya seorang Alanska. Lagi lagi pria itu berhasil membuat Azalea terbang menuju langit ke tujuh. Mungkin ini terlalu lebay. Namun ini yang sedang ia rasakan sekarang. Setelah lama tidak mendapatkan perlakuan manis seperti itu.
🌺
"Kenapa Lo ninggalin gue tadi?" Tanya Alanska saat dirinya duduk di sebelah perempuan yang baru saja ia terbangkan.
Azalea hanya diam, tak berniat untuk menjawab pertanyaan Alanska. Tanganya sibuk mencoret buku tulis kosong menjadi sebuah mahakarya sakral, sarang laba-laba.
"Lo gak bisu kan?"
Azalea menatap tajam Alanska, kemudian melanjutkan coretan asal dikertas kosong selanjutnya. "Gambaran lo jelek banget sih." Protes Alanska menatap geli coretan asal Azalea.
"Sini," Alanska mengambil buku beserta bolpoin yang sedari tadi Azalea gunakan untuk membuat rumah laba-laba.
Alanska memang sangat pintar menggambar. Apalagi melukis, namun itu semua hanya hobby saat Alanska bosan. Alanska melukis seorang perempuan dengan rambut dikucir ala ponytail. Dan dibawahnya diberi nama 'Beruang Kutub'.
"Lo tau kan ini siapa? Sebenernya gue benci sama dia, tapi ... "
"Siang anak anak, keluarkan buku paket, buka hal. 68 dan kerjakan. Ibu tinggal sebentar." Ujar Bu Vanes.
Azalea langsung mengambil buku paket di tasnya. Lagi lagi pelajaran sejarah. Arghh.
🌺
Lagi-lagi lo menangin hati Gue.
Dan semoga Gue gak ngerasain lagi
gimana rasanya dijatuhin.
Semoga.~Callis~
Yoyoyoo
Finally ujian semester tlah usai, LongWek menunggu. Yashh🙌Bakal slowupdate yaa, jangan lupa voment gessss. Siyaaaaa🙋
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWERIST
Teen Fiction🐾Revisi setelah Tamat🐾 Tentang sebuah cerita klasik dari masa putih abu-abu. Cerita tentang seorang gadis tegas yang tercipta dari sebuah keluarga yang dapat dibilang jauh dari kata bahagia. Dan cerita tentang seorang laki-laki berperawakan tinggi...