Alanska menghentikan mobilnya tepat di depan rumah dengan pagar berwarna hitam. Disaat dirinya hendak memencet bel rumah, seorang pria paruh baya sudah lebih dulu membukakan pagar. Sontak Alanska langsung meraih punggung tangan pria tersebut. Membuat Angkasa heran 'ini bocah, siapa?'"Siang , Om." Sapa Alanska membuat Angkasa semakin bingung.
"Siang, cari siapa?"
Alanska tersenyum, "cari Lea lah om, masa cari si Bibi."
Angkasa terdiam, menatap Alanska dari ujung kepala hingga kaki, membuat Alanska mengerutkan keningnya.
"Om lupa sama saya?"
Pertanyaan itu membuat Angkasa semakin bingung dibuatnya, mungkin karena faktor usia dia melupakan seorang laki-laki di depanya ini.
"Saya Alan, Om."
Angkasa berusaha mengingat nama itu, berpikir keras hingga akhirnya, "Alaska? udah gede ya sekarang, ganteng pula."
Alanska menghela nafasnya berat, Angkasa selalu saja menyebutnya 'Alaska'. "Nasib terlahir ganteng, Om." ucap Alanska sembari tercengir menampakkan deretan giginya.
"Siapa, Yah?" tanya gadis yang menyembulkan sedikit wajahnya dari belakang Angkasa.
"Ini si Alaska."
Alanska tersenyum simpul melihat Azalea yang terlihat sudah rapi, sepertinya ia benar-benar menanggapi ajakan nya. "Udah siap?"
Azalea mengangguk.
Lagi-lagi Alanska tersenyum, "pinjem Lea nya bentar ya, Om."
Angkasa kemudian merangkul bahu Alanska, "lama juga gapapa." bisik Angkasa pada Alanska. Membuat Alanska tersenyum kikuk.
"Berangkat dulu, Yah." pamit Azalea sembari mencium punggung tangan Angkasa.
"Udah pamit sama Mam ..."
"Ayo!" Azalea segera menarik tangan Alanska. Angkasa yang melihatnya kemudian tersenyum miris, melihat putri semata wayangnya yang belum bisa menerima keberadaan ibu baru untuknya.
Alanska yang melihat Azalea masih menggenggam tanganya hanya terdiam, membiarkan ini lebih lama. Rasanya begitu nyaman.
"Tunggu apa lagi?" tanya Azalea sebab mobil Alanska masih dalam keadaan terkunci.
Alanska tidak menjawabnya, melainkan melirik ke arah tangan yang masih digenggam erat oleh Azalea.
Azalea yang sadar akan hal itu langsung melepas genggaman tanganya, "sorry."
"Tumben lo pake mobil?" tanya Azalea mencoba mencairkan suasana.
"Kasian motor gue keberatan bawa lo."
Azalea berdecak kesal. Alanska selalu saja membuatnya jengkel.
🌺
Sesampainya di pusat perbelanjaan, Azalea tiba-tiba saja menghentikan langkahnya. Membuat orang-orang mengomel karena Azalea yang berhenti di tengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWERIST
Teen Fiction🐾Revisi setelah Tamat🐾 Tentang sebuah cerita klasik dari masa putih abu-abu. Cerita tentang seorang gadis tegas yang tercipta dari sebuah keluarga yang dapat dibilang jauh dari kata bahagia. Dan cerita tentang seorang laki-laki berperawakan tinggi...