Delapan

255 75 78
                                    


"Will you be my girlfriend? Azalea Callista."

Ucapan itu masih saja terngiang di pikiran Azalea. Setelah dirinya menolak dengan lantang di depan Alanska dan seluruh murid SMA GH, seharusnya hati nya merasa lega, namun tidak untuk kali ini. Hatinya seperti tak rela bibirnya telah berkata 'tidak'.

Azalea takut Alanska hanya mempermainkannya. Sama seperti biasanya. Ini hati bukan playground yang bisa Alanska hancurkan sesuka hatinya.

Manik mata Alanska masih saja terbayang di pikiran Azalea, manik mata keseriusan. Dan senyum tulus yang Alanska berikan. Ahh, yang benar saja. Rasanya Azalea telah memikirkan apa yang tak harus ia pikirkan.

Kringgg.. Kringgg..

Suara telepon rumah menyadarkan Azalea dari lamunannya.

"Selamat malam, dengan keluarga Bramantya, ada yang bisa Lea bantu?" Ucap Azalea lembut. Sudah menjadi kebiasaan keluarga Bramantya mengucapkan kata-kata tersebut setiap telepon rumah berdering.

"Haloo cantik."

"Besok gue kerumah ya."

Azalea mengernyit dahi, sepertinya ia mengenali suara itu.

"Ini siap ... " belum sempat Azalea menanyakan siapa yang telah menelpon nya, namun sambungan telpon sudah terputus.

Azalea kembali menaruh gagang telpon, dan melangkah kembali menuju kamarnya. Masih zaman nya ya teror-teror an. Gumam Azalea sambil menyeruput lemon tea yang tadi telah dibuatnya.

🌺

Di bawah langit malam kota Jakarta, Alanska menghentikan motornya pada bangunan terbengkalai di pinggiran Jakarta. Kesunyian sepertinya cukup untuk melampiaskan perasaan nya pada malam ini.

Setelah dirinya ditolak mentah-mentah oleh Azalea, hatinya terasa sakit. Namun, perjuanganya belum berakhir. Esok atau lusa ia akan buktikan kepada Azalea bahwa cintanya tulus bukan sekedar main-main.

Apakah cinta harus sebercanda ini, disaat dirinya menyatakan seluruh perasaan nya, sedangkan mereka (kaum Hawa) dengan sesuka hati menolaknya tanpa berpikir seberapa besar perjuangan mereka (kaum Adam) menyatakan perasaanya.

Alanska mengacak frustasi rambutnya yang mulai basah akibat bulir hujan yang mulai turun. Lagi-lagi hujan yang menjadi saksi terhadap sakitnya hati ini.

Pikiranya menerawang ke masa lalu, dimana dirinya, Azalea dan Atta bermain di bawah derasnya rinai hujan. Itu sudah sangat lama, sebelum akhirnya Atta menyatakan cintanya kepada Azalea. Dan mulai saat itu persahabatan diantara ketiga nya menjadi hancur.

Benar, bahwa persahabatan laki-laki dan perempuan tidak akan bertahan lama. Pasti diantaranya ada yang memendam rasa. Dapat dibuktikan bahwa 85% orang di dunia ini telah merasakan nya.

Drtt ... Drtt ...

Pandangan Alanska beralih menatap notifikasi Line dari Rama.

Alfrendo Rama: Heh kunyuk, lo dimana njing?

Alfrendo Rama: Udah kayak abg habis ganti popok aja lu, pake acara galo-galo an.

Alfrendo Rama: Nyokap lo nyariin.

"Dasar terong kiloan, kalo ngomong gabisa direm." Ucap Alanska saat mendapati beberapa pesan masuk dari Rama.

FLOWERIST  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang