*buat yang udah lupa sama alur cerita, mending baca part sebelumnya dulu deh yaaa, happy reading:*
"Lo, gamau bilang apa gitu?" tanya Alanska saat Azalea hendak membuka pintu mobil.
Azalea tersenyum manis kepada Alanska, hingga akhirnya senyum itu pudar, "dasar pamrih! makasih tumpangannya." Setelah mengucapkan itu dihadapan Alanska, Azalea segera turun dan masuk ke dalam rumahnya.
Di saat Azalea hendak membuka knop pintu kamar, tiba-tiba teriakan bibi mengurungkan niatnya untuk bergegas masuk dan merendam dirinya di dalam bathtub.
"Non, ada temenya dateng."
Siapa? bukankah Alanska baru saja pulang.
Azalea mengerutkan keningnya, lalu bergegas menuruni anak tangga dan mencari tau siapa yang bertamu kerumahnya.
Hingga akhirnya, langkahnya terhenti saat matanya bertemu dengan manik mata coklat milik,
"Atta. "
Bukanya menjawab, tapi Atta berjalan mendekati Azalea dan memeluknya erat.
Azalea hanya diam, entah mengapa bukan tolakan yang ia beri tapi tubuhnya hanya merespon diam saat Atta mulai memeluk nya erat.
"Maaf," lirih Atta tepat di telinga Azalea, tapi tetap saja Azalea bungkam. Bingung, Azalea bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Perasaanya tidak karuan, dan pelukan ini? terasa asing sekarang.
Atta mulai melonggarkan pelukanya, membuat Azalea mundur satu langkah dari Atta.
"Maaf, aku pergi gitu aja tanpa jelasin apapun ke kamu. Maaf, aku ga berusaha ngabarin sedikit pun ke kamu, padahal bisa aja aku kabarin kamu lewat email."
"Dan, maaf. Aku udah lancang peluk kamu barusan. "
Atta menarik nafas panjang, sebelum ia melanjutkan kembali ucapan nya. "Kamu maafin aku kan? "
Azalea mengangguk pelan, sedari tadi ia menunduk, matanya tidak berani menatap wajah Atta. Ia benar-benar bingung apa yang harus ia katakan sekarang, padahal bisa saja ia menanyakan beberapa pertanyaan yang selalu saja terlewat di pikiranya.
"Kita jadian baik-baik, putus juga harus baik-baik. Lea, kita sahabatan lagi ya? "
Azalea kembali mengangguk.
"Kalo gitu aku pamit aku gabisa lama-lama, pesawat aku dua jam lagi. Kamu baik-baik ya sama Alan."
Reflek Azalea menatap manik mata coklat di depanya.
"Aku pergi dulu," ucap Atta sembari mengusap puncak kepala Azalea.
Tercetak jelas lengkungan manis di wajah Azalea, "hati-hati."
Tanpa lagi Atta di pikiranya, kini dirinya telah bebas dari ikatan hubungan yang tak pernah tentu kepastianya. Perih, tapi ini adalah jalan terbaik untuk dirinya. Agar dirinya tidak lagi menunggu.
🌺
Sepulang dari rumah Azalea, Alanska sempat melihat mobil Atta yang berhenti di depan pagar rumah Azalea. Itu membuat dirinya yakin untuk segera meresmikan hubunganya dengan Azalea agar Atta tidak lagi merebut Azalea nya.
Jarinya sibuk mencari kontak seseorang dan tanpa pikir panjang, Alanska segera menekan gambar gagang ponsel.
"Mulai detik ini, lo jadi pacar gue! "
"Lo apa-apaan si Lan, jijik gua! segala maksa pacaran. Homo lo ya!" terdengar jelas makian yang Glen lontarkan dari sebrang sana. Dan Alanska hanya terkekeh geli mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWERIST
Teen Fiction🐾Revisi setelah Tamat🐾 Tentang sebuah cerita klasik dari masa putih abu-abu. Cerita tentang seorang gadis tegas yang tercipta dari sebuah keluarga yang dapat dibilang jauh dari kata bahagia. Dan cerita tentang seorang laki-laki berperawakan tinggi...