Hari ini sekolah di liburkan. Tentu saja, karena malam ini akan diadakan pesta penyambutan ku.
Oleh karena itu, semua siswa di sekolahku di beri waktu untuk bersiap siap.
Sekarang aku akan bersiap menuju ke istana, tapi saat di jalan aku melihat Clara yang sedang berbincang dengam seorang berjubah hitam.
Jalan yang aku lewati sangat sepi, jadi hanya aku yang melihat mereka berdua.
Setelah beberapa detik, orang berjubah hitam itu pergi dengan satu kedipan mata.
Aku segera menghampiri Clara.
"Clar..,"
Clara menoleh ke arahku dan memasang wajah terkejut nya.
"Jane? Dari kapan kau disini?" Tanyanya dengan nada yang agak aneh menurutku.
Tanpa menjawab pertanyaan, aku balik bertanya.
"Siapa orang berjubah hitam itu?"
"Oh, tadi dia itu saudara ku. Dia sedang bersembunyi dari bibi dan pamanku, mangkanya dia memakai jubah hitam." Jelasnya tanpa ada kegugupan.
"Oh," aku menganggukan kepala.
"Dia bisa teleportasi?" Tanyaku lagi.
"Ah, iya."
Aku lagi lagi mengangguk, lalu tersenyum.
"Baiklah, aku duluan ya. Dan jangan lupa untuk datang."
Clara tertawa, "siap, princess Janetta."
Aku kembali melanjutkan perjalananku yang tertunda.
***
Sekarang aku dan kedua kakak ku ada di ruang keluarga istana.Hari ini istana sangat ramai karena para pelayan sedang mendekorasi ruangan yang akan digunakan untuk pesta, sedangkan para koki sedang membuat makanan dan cemilan.
"Kau sudah membeli gaun Janetta?" Tanya ayah.
"Sudah, ayah." Jawabku.
"Kita mengundang ayah dan ibu mu saat di dunia manusia." Pernyataan ibu membuat ku membelalakkan mata.
"Benarkah? Aku sudah lama tidak menemui ibu Diana dan Ayah Marvel!" Kataku antusias.
Semua yang ada di ruang keluarga ini hanya tersenyum menatapku.
***
"Saya disini ingin mengucapkan, terima kasih untuk semua rakyat Emerald kingdom. Dan juga untuk keluarga kerajaan yang bersedia menghadiri penyambutan princess Emerald kingdom."Aku meremas jariku gugup di balkon besar yang ada di ujung ballroom.
"Seperti yang selama ini kita ketahui, putri satu satunya istana ini di pindahkan ke dunia manusia, demi keselamatannya yang ingin di culik oleh iblis."
Aku melihat ke arah teman temanku, disana aku lihat Gerry sedang tersenyum hangat ke arahku.
Aku membalasnya dengan senyuman tipis, aku masih sedikit kecewa dengannya.
"Maka disini saya akan memperkenalkan princess Emerald kingdom. princess Janetta Margaretta Swans!" Setelah tangan Kanan ayah mengatakan itu, semuanya bertepuk tangan riuh.
Ayah mengkodeku untuk memberi sambutan. Aku mengangguk dan berdiri dari kursi kebangsaan ku.
Setelah aku mengambil alih podium, suasana hening seketika.
Aku berdehem sebentar, "selamat malam para rakyat Emerald kingdom. Para king, queen, prince dan princess yang datang di acara penyambutan saya."
"Disini saya akan mengatakan, para iblis sudah mulai menyiapkan penyerangan, maka kita juga harus bersiap untuk melawan. Kita harus bisa mengalahkan para iblis, musnahkan musuh!" Ucapku yang diakhiri seruan.
"Musnahkan musuh!" Semuanya serempak mengulangi kata kataku dan setelah itu mereka bertepuk tangan.
Aku kembali duduk di kursi kebangsaan ku yang berada di sebelah ibu. Sekarang aku kembali memakai Tiara yang pernah aku pakai saat itu.
Ayah berdiri dari kursi kebangsaannya, "silahkan nikmati pesta dan hidangannya," setelah itu semua tamu melakukan kegiatan masing masing.
"Kalian ajak seseorang lah, untuk berdansa." Kata ayah kepada aku, kak Mark dan kak Rio.
"Iya ayah,"
Ibu merangkul lengan ayah, lalu mereka berdua turun untuk ke lantai dansa dengan ayah yang berjalan dengan berwibawa dan ibu berjalan dengan anggun.
Aku menghela nafas, bagaimana ingin berdansa? Aku saja tidak bisa berdansa.
Seseorang menepuk pundakku, "ayo kebawah, Jane. Mark tadi sudah lebih dulu." Ucap kak Rio.
Aku mengangguk, lalu merangkul lengan kak Rio.
Saat sudah di lantai ballroom, aku melepas rangkulan ku pada lengan kak Rio. Lalu kak Rio meminta izin kepadaku untuk mengajak princess Ruby kingdom berdansa, dan meninggalkanku sendiri.
Seseorang mengulurkan tangannya kepadaku. Ternyata itu Prince Revan.
"Do you wanna dance with me, princess?"
Aku tersenyum lalu menerima uluran tangannya, dan kami berjalan ke arah lantai dansa.
"Tapi aku tidak bisa berdansa, kak." Bisikku padanya.
Dia tertawa kecil, "biar aku yang mengajarkan mu."
Aku mengangguk dan tersenyum malu. Yaampun, aku seorang putri kerajaan namun aku tidak bisa berdansa, benar benar memalukan!
Kak Revan menempelkan kedua telapak tanganku pada pundak nya, Lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang ku.
Setelah itu dia mengajariku berdansa dengan pelan-pelan. Tak lama aku sudah mulai terbiasa tanpa bantuannya.
Aku mendongakkan kepalaku, karena tadi aku menunduk melihat kaki kami yang bergerak mengikuti irama.
Tapi saat aku mendongakkan kepalaku, yang ku dapatkan wajah kak Revan yang terpaut 5 cm dengan wajahku.
Aku mengalihkan tatapanku ke samping, namun yang ku dapatkan malah Gerry yang sedang berdansa dengan Emily.
Deg...
Hatiku kembali sakit, harus kuakui bahwa aku sudah jatuh cinta dengan Gerry, dan dia adalah cinta pertama ku.
Namun kenapa cinta pertamaku harus sesakit ini. Aku harus menghapus perasaan ku padanya, dan dia tidak boleh mengetahui bahwa aku cinta dengannya.
Ada yang kangen Magic Academy?
Maaf ya untuk para readers yang sudah menunggu update, tetap setia di Magic Academy. Karena chapter chapter berikutnya akan ada kejutan untuk kalian.
Jangan lupa tinggalkan jejak😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Academy
FantasíaLanjutan cerita dari Magic Academy yang lama Ini kelanjutan cerita dari Magic Academy yang lama, karena ada kesalahan dan aku gak bisa pake akun yang lama jadi aku buat akun baru dan langsung ke lanjutan ceritanya aja. *** Magic Academy adalah sebua...