Danger

4.1K 263 1
                                    

Author pov

Saat mereka tengah berbincang, pintu terbuka dan masuklah prince Rio dan prince Mark.

Terlihat Janetta terkejut lalu langsung berpindah duduk di antara ayah dan ibunya.

Rio dan Mark duduk lalu menatap tajam ke arah adiknya tersebut.

Hening beberapa saat sampai "hei kenapa suasana jadi canggung seperti ini dan kenapa kalian berdua menatap Jane seperti itu?" Tanya Jardon yang bingung dengan situasi saat ini.

"Kami marah pada Jane" ucap Rio

"Marah kenapa?" Tanya Vanesca

"Karena dia dengan sengaja melemparkan bola airnya kepada kami sampai kami basah kuyup dan dia tidak meminta maaf" ucap Mark.

Mark pov

Aku dan Rio juga merencanakan untuk menjahili Jane. Jadi kami berpura pura marah kepadanya sampai dia meminta maaf pada kami.

"Jadi begitu, huft kalian ini ya seperti anak kecil" ucap Ibu.

"Kakaaak" panggil Jane.

Aku memandang Rio dan dia juga memandang ku lalu kami tidak menjawab panggilan Jane.

"maafkan aku kak, aku kan tadi hanya bercanda lagipula kalian kan hanya terkena air saja sudah marah" jelas nya.

Aku dan Rio tidak menjawab apa apa, memang kami berencana marah dengan mendiami dia karena tidak mungkin kami memarahinya langsung kami tidak akan tega.

"Kakak kalian ingin memaafkan ku tidak?" Tanyanya

"....."

"Huh yasudah lah aku keluar saja kalian tidak memaafkan ku" ucapnya dan pergi.

"TUNGGU JANE" teriak ku dan Rio bersamaan tapi tidak digubris sama sekali.

"Nah lihat hasil nya, sebaiknya kalian cepat kejar dia" ujar ibu

Segera aku dan Rio berlari untuk mengejar Jane dan saat kulihat Aku sangat terkejut begitu pula Rio

Jane tengah dililit oleh rantai yang mengandung listrik, ia tidak bisa melepaskan diri sampai ia akhirnya pingsan dan di bawah oleh orang berjubah tersebut.

"JANE!!!" Teriak kami bersama.

Tapi terlambat...

"AARGGH" geram Rio

"Bagaimana ini Rio, seharusnya tadi kita tidak usah berpura pura marah kepadanya dan hal ini tidak akan terjadi" ucap ku.

"Iya seharusnya tadi kita tidak melakukan itu, sekarang lebih baik kita beri tahu ayah dan ibu biar mereka yang mencari tahu cara kita mengembalikan Jane"

Lalu aku dan Rio segera bergegas menemui orang tua kami.

Janetta pov

Kubuka mataku perlahan, pandangan ku masih buram dan setelah semuanya terlihat jelas yang kulihat adalah sebuah ruangan.

Dan lebih parah lagi aku berada di dalam jeruji besi. Aku coba melempar elemen api ku ke jeruji tersebut namun hasilnya nihil.

"Wah kau ternyata sudah sadar Princess" ucap seorang pria berjubah hitam.

"Siapa kau?" Tanyaku takut.

"Aku, hehe aku adalah iblis yang selama ini mengincarmu Princess" ucapnya.

"J-jadi apa yang sebenarnya kau inginkan dariku!"

"Jika boleh jujur, aku akan membunuhmu"

Jujur aku sangat ketakutan sekarang apalagi saat dia menarik tanganku dan menghempaskan tubuhku dengan kekuatan nya.

"Aaaaa!!!" Rintihku

"Huh ternyata mudah sekali ya melawan mu yang belum bisa mengeluarkan kekuatan level tinggi, bahkan kau baru bisa mengeluarkan bola bola saja" ucapnya meremehkan ku.

Dia benar aku belum bisa mengeluarkan kekuatan ku sampai ke level tinggi.

Tapi aku tidak boleh lengah fikirku

Kucoba keluarkan boal apiku dan melemparkan ke arahnya.

Begitu juga dengan elemen ku yang lainnya tetapi dia begitu mudah untuk menghindari serangan ku ini.

"Lemah!" Desis nya.

Tiba tiba dia mengeluarkan kekuatan hitamnya dan mengarahkan nya kepadaku, tidak ada waktu untuk menghindar dan aku langsung terhempas dan menabrak dinding sampai dinding tersebut retak.

Dia menghampiri ku dengan berlari dan menyayat tanganku dengan pedangnya.

"Aaaaa!!" Pekik ku

Aku mengeluarkan bola apiku dan mengarahkannya tepat di perutnya.

"Fire ball" dia terlempar ke belakang dan jubah nya pun terbakar.

Aku mengarahkan Petir petir ku padanya dan akhirnya tepat terkena di bagian dadanya dan ia pun langsung jatun.

Selagi dia sedang mengontrol dirinya ku sempatkan untuk mencoba teleportasi ke istana namun tidak bisa.

"Cih percuma saja kau mencoba teleportasi aku sudah memantrai ruangan ini agar tidak ada yang bisa keluar masuk ke sini dengan teleportasi" ucapnya

"Oh sial" gumamku.

Saat aku kehilangan fokus ku dia memanfaatkan nya dan menyerang ku lagi menggunakan kekuatannya dan dengan cepat dia menyayat lengan, kaki dan ia menusukkan pedangnya tepat ke arah perutku namun aku berhasil menghindar dan menyerangnya dengan froze El ku.

"Yess" ucap ku karena es es ku itu mengenai kakinya dan membuat dia terjatuh lagi.

Tidak kusiakan waktu ini dan dengan segera aku melilit tubuhnya menggunakan sulur tanaman dan kualirkan listrik ke sulur tersebut dan yang terjadi adalah ia tersetrum.

Setelah itu aku melepaskan sulur sulur ku.

"SUDAH CUKUP MAIN MAINNYA!"
Geramnya

Dia pun mengeluarkan bola hitam yang cukup besar dan mengarahkannya kepadaku aku tidak bisa melawannya dan karena serangan itu aku tidak bisa berdiri lagi, kekuatan itu sangat kuat.

Kulihat dia mendekatiku dan membawa pedang di tangannya

Siapapun tolong aku, aku mohon batin ku.

Dia menginjak nginjak perutku tanpa ampun sampai aku memuntahkan darah yang cukup banyak.

Dan saat itu dia mengangkat pedangnya tinggi tinggi.

Aku akan mati, selamat tinggal semuanya...

Baru saja ia ingin memenggalku tapi pintu di ruangan itu terbuka dan terlihatlah 2 orang yang familiar bagi ku...

Bersambung deh....

Tunggu kelanjutannya ya dan jangan lupa vote cerita ini.

Magic AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang