Jane membuka matanya dan melihat sekelilingnya. Ternyata ia masih berada di tempat tadi ia berlatih dan bertemu unicorn.
Langit pun sudah mulai gelap. Memandakan hari sudah malam.
Jane berdecak dan menempuk jidatnya. "Bagaimana ini? Sudah pasti mereka sedang mencariku saat ini."
Jane pun segera berteleportasi ke kantin, karena memang ia merasa lapar. Jadi tempat yang pertama kali pikirkan adalah kantin.
Dan saat sudah berteleportasi, Jane langsung dihadapkan oleh seluruh penghuni kantin termasuk guru-guru yang menatap ke arahnya.
Lalu beberapa detik kemudian seisi kantin riuh oleh seruan murid-murid.
Teman-teman Jane beserta kedua kakaknya menghampirinya dengan raut wajah khawatir yang sangat kentara.
"Jane! Kau darimana saja?! Kami semua mencarimu!" Seru Adel yang langsung memeluk Jane dengan mata berkaca-kaca.
"Tenanglah, aku... Aku tadi hanya berlatih di taman saja sekaligus menenangkan diriku," ucap Jane jujur. Iya kan? Iya hanya menyembunyikan tentang kejadian unicorn saja.
"Stukurlah! Lain kali ajaklah setidaknya salah satu dari kami Jane... Agar kita tidak perlu sekhawatir ini," ucap Rio.
"Iya kak, maaf sudah membuat kalian semua cemas," ucap Jane.
"Kami kira kau ikut diculik oleh para pasukan iblis Jane," timpal Delon lalu menghela nafas lega.
Jane hanya tersenyum tipis. Tanpa sengaja matanya menatap Revan yang juga menatapnya khawatir namun saat bertatap muka dengan Jane Revan tersenyum lembut.
"Ayo! Kita buat rencana untuk membebaskan Gery dari para iblis itu!" Seru Jesse membara.
Mereka semua berseru setuju.
***
Tak terasa sudah 1 bulan berlalu. Semua penghuni Magic Academy berlatih sangat keras demi menyelamatkan Gery.Terutama Jane. Ia berlatih keras. Bukan hanya demi menyelamatkan Gery, tapi juga menyelamatkan dunia sihir, seperti yang telah ditakdirkan.
Ia ingin menunjukan, jika ia bisa menyelamatkan dunia sihir, walau harus mengorbankan nyawanya sendiri. Toh sudah tugas dia sebagai putri kerajaan sekaligus anak yang diramal.
Sebelumnya pihak kerajaan sudah mengirim banyak pasukan untuk menyelamatkan Gery. Tapi apa daya, pasukan iblis telah mengembangkan kekuatan mereka. Bahkan pasukan kerajaan yang tak terhitung jumlahnya itu berhasil digugurkan sebagian.
Sekarang Jane berada di perpustakaan. Yang sedaritadi ia lakukan hanya menatap kosong entah kemana.
Jane mendesah berat. Tanpa sengaja metanya menangkap sesuatu yang familiar diantara buku-buku yang tersusun rapi di rak.
Jane mengambil 'sesuatu' tersebut dan matanya sukses membelalak lebar melihat buku diary milik Gery.
Ya, Gery memang memiliki buku diary. Jane tidak sengaja tahu. Saat itu...
Jane sore itu menemani Gery ke perpustakaan. Kebetulan ia juga sedang mencari buku tentang potion.
Dan saat telah menemukan buku yang ia cari, Jane berniat mengajak Gery kembali ke asrama.
Tapi saat Jane bersiap memanggil Gery, ia melihat Gery sedang menulis sesuatu di buku yang dari pinggirnya saja terlihat bahwa itu buku note.
"Kau ternyata diam-diam menulis diary, Ger?" Tanya Jane dengan nada geli.
Gery terlonjak kaget dan dengan cepat menutup bukunya. Ia menatap Jane dengan gugup.
"I..ini..." Gery terbata.
"Tidak usah malu, coba aku lihat!" Jane mengambil buku note milik Gery dan menelitinya.
Tapi belum sempat puas melihat buku note itu, Gery merampasnya kembali sembari memberikan pelototan pada Jane.
"Memang kenapa kalau ini buku diary?!" Seru Gery dengan wajah memerah.
Jane tertawa geli.
"Jangan tertawa!" lelaki berparas tampan itu memekik sebal.
Jane berusaha meredakan tawanya. "Habis kau lucu." Lagi-lagi ia tertawa, walau tidak sekeras tadi.
Gery mendelik. Tapi seketika merubah raut wajahnya menjadi memelas.
"Jane... Jangan katakan pada siapapun tentang ini, oke?"
"Baiklah. Tapi ada syaratnya." Jane tersenyum penuh arti.
"Apa?" Sahut Gery cepat.
"Bolehkan aku mencium pipimu."
"Hah?" Gery terkejut
"Kau tidak mau?" Jane bertanya jahil. Tapi setelah itu apa yang dilakukan Gery sukses membuat ia membuka mulutnya.
Gery mencium pipinya!
Kini giliran Gery yang tertawa melihat wajah malu Jane. Jane tampak salah tingkah.
"Kau..."
"Tanpa kau minta pun dengan senang hati aku melakukannya," sahut Gery enteng. Lengkap dengan senyum mempesonanya.
Tiba-tiba saja Gery menggenggam tangan Jane.
"Aku capek, cepat bawa aku teleportasi."
Mengingat kenangan itu Jane tersenyum. Tapi lama-kelamaan senyumnya memudar digantikan tawa sumbang dengan air mata yang sudah menetes dari mata indahnya.
Perpustakaan. Tempat ini bagi Jane adalah satu-satunya tempat yang menyimpan kenangan indahnya dengan Gery.
Yaitu tempat Gery pertama kali menciumnya. Walau hanya sebatas pipi. Memangnya ia mengharapkan apa? Ciuman di bibir? Oh, mustahil sekali! Bahkan dirinya dan Gery hanya sebatas sahabat.
Tapi kemudian Jane teringat dengan buku diary milik Gery. Ia membuka buku itu secara perlahan.
Lalu ia menemukan tulisan Gery yang membuatnya lagi-lagi meneteskan air mata.
Halooo :)
Iya, aku tau kok aku udah lamaaaa banget gak update.
Maka dari itu aku minta maaf kepada para readers setiaku yang menunggu kelanjutan cerita yang kurang jelas ini.
Pasti kalian bingung kan baca cerita ini? Tiba-tiba aja mereka bisa handal gitu keluarin kekuatan mereka.
Itu karena aku buat ceritanya mereka udah belajar di Magic Academy udah lama. Tapi aku gak liatin di ceritanya. Jadi keliatannya kayak baru seminggu mereka sekolah, tapi kok udah lombat gitu ya? Ya kaaannn?
Dan aku tau, tulisan aku tuh dulu hancur. Gak kayak sekarang. Dan feelnya pun gak ada. Ya kan?
Makanya jangan heran kalau chapter-chapter berikutnya isi cerita ini bedaaaaaa banget dari yang awal-awal.
Dan jujur, aku pengen cepet-cepet nuntasin cerita ini karena aku ngerasa kalau belum tamatin nih cerita, aku punya hutang sama kalian. Terus banyak juga kan yang minta lanjut, terus katanya udah lama banget gak dilanjutin cerita ini.
Emang bener sih. Makanya aku pengen cepet-cepet namatin, karena aku gak mau punya hutang lagi sama kalian :)
Oke, segitu aja deh. Kalau ada yang mau nanya silahkan. Semoga kalian masih mau baca cerita Magic Academy ini yaa.
Tunggu chapter berikutnya kawan-kawan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Academy
FantasyLanjutan cerita dari Magic Academy yang lama Ini kelanjutan cerita dari Magic Academy yang lama, karena ada kesalahan dan aku gak bisa pake akun yang lama jadi aku buat akun baru dan langsung ke lanjutan ceritanya aja. *** Magic Academy adalah sebua...