Part:7

141 17 0
                                    

Hari pertamaku tidak begitu membosankan. Kyle dan Aurelia bersamaku. Sekarang kami sedang berada pada pelajaran terbang milik Mr. Collin.

Sayangnya, aku tidak bisa meminta bantuan Kyle karena dia berada pada materi yang berbeda, karena sudah lebih dahulu datang kemari.

Aurelia yang ada di sampingku, duduk di atas sapunya, lalu berteriak lantang dengan sangat percaya diri. "Imperium Volant."

Akan tetapi, sapu itu tidak naik satu senti pun. Aku juga kembali berusaha sebisaku, mencoba kata yang diberitahu Mr. Collin, bahkan aku juga meneriakan beberapa mantra lain yang kulihat di televisi. Namun, tetapi tetap saja tidak bisa.

"Imperium Volant." Mr. Collin melayangkan salah satu sapu yang ada di dekatnya. Semua pandangan siswa maupun siswi terpana. Dia kembali berseru, "Jangan teriaki sapumu, dia punya perasaan!"

"Imperium Volant," ujar seorang pemuda, berhasil mengangkat tubuhnya sekitar satu meter.

Seorang gadis di depanku juga berhasil. Namun, tubuhnya bergoyang-goyang seperti pengaduk pada blender. Sapunya terbang dengan kacau hingga membuatnya berakhir dengan tersangkut di pohon.

Aku menunduk, mengelus sapuku ini. "Kumohon, biarkan aku terbang wahai sapu. Imperium Volant."

Seseorang menyerukan namaku. Aku terkejut saat menyadari kakiku menjauh dari tanah. "A-aku terbang!" seruku.

"Ya, bagus, Nak. Arahkan ke atas untuk lebih tinggi, ke bawah untuk turun," jelas Mr. Collin.

Aku mengelus sapu itu agar tenang. Dia membawaku mengitari menara sekolah. Semilir angin menerbangkan beberapa anak rambutku. Tanganku berpegang erat pada sapu.

Sapu ini terbang dengan lebih cepat. Benar-benar menegangkan dan menyenangkan. "Ini sangat seru!" pekikku.

Aku tertawa keras dan sepertinya sapu itu juga merasa bahagia.

Mataku melihat suatu tempat yang indah, mirip sebuah kastil. Air terjun mengalir ke bawah. Halamannya dihiasi bebungaan yang sangat wangi. Itu asrama laki-laki.

Seolah mengerti, sapu itu mendekatkanku ke sana. Aku iseng menyentuh air terjun itu yang ternyata terasa sedingin es.

"Tuan, anda akhirnya kembali." Terdengar suara dari dalam. Aku bersembunyi bersama sapuku. Kami menepi di tembok kastil.

"Bill, aku ingin berendam sebentar," ujar seseorang yang sepertinya kukenal.

Aku penarasan, tapi terlalu takut untuk melihat. Sepertinya yang lain tidak berlatih sejauh diriku. Bagaimana kalau seseorang menemukan kami mengintip di sini.

"Ayo, sapu, kita harus segera pergi," bisikku. "Imperium Volant."

Sapu itu membawaku terbang menjauh. Sialnya, aku jadi melihatnya, pemuda itu pun sepertinya melihatku.

Aku sangat terkejut. Daniel? Siswa baru itu ada di sini juga?

Tampaknya, dia pun bukan penduduk biasa. Pakaiannya terlihat sangat berat.

Dia sama terkejutnya denganku. Aku takut kalau dia sampai tahu bahwa aku sedikit menguping.

"Semakin cepat sapu, kita harus segera kembali."

The Wizard.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang