Lima belas

38K 906 75
                                    

"HUAHAHAHAHA RASAIN TUH!"

"MAMPUS!"

Leon tertawa terbahak-bahak di belakang pohon yang menaunginya saat ini. Lemparan kelerengnya tepat mengenai sasaran.

"Dasar dedemit keganjenan! Bule kesasar pea!" Leon kembali terbahak.

"Enak kan tuh bokong nyium rumput!"

"BUAHAHAHAHA"

Tawa Leon semakin keras, ia bahkan tak menyadari kelereng yang tersisa di genggamannya terjatuh begitu saja. Dan hingga akhirnya,

BUKK

"AWH!!"

Seluruh penghuni di taman belakang tertawa terbahak-bahak melihat Leon yang jatuh dengan muka mencium tanah. Leon mengumpat pelan, ia berdiri sembari membersihkan pakaiannya yang kotor.

"Ayah, itu orangnya"

Leon menoleh, matanya melotot melihat anak kecil yang memakai seragam khas pasien rumah sakit, beserta ayahnya yang berwajah garang.

"Dia yang rebut kelereng aku ayah"

"MAMPUS!"

"HIDUP GUE! EH MATI!"

Leon menyengir kaku, dan dengan segera ia mengeluarkan jurus seribu kaki andalannya, sebelum ia dibuat menjadi perkedel oleh ayah anak itu.

**

Alka berjalan tegap memasuki kantornya, diikuti oleh beberapa pria berbaju hitam dibelakangnya. Semua karyawan yang berada disana  menunduk hormat ke arah Alka. Beberapa dari mereka pun menyapa atasannya itu yang hanya di balas senyuman tipis plus manis.

Sudah beberapa hari ini Alka tidak menginjakkan kaki di perusahaannya. Untung saja ada Hazel, yang membantu Alka mengurus perusahaan selama ia tidak ada. Walaupun kepintaran Alka jauh di atas Hazel, tapi jangan salah, Hazel sangat dapat di andalkan.

"Pagi, tuan"

Alka tersenyum singkat ke arah Dimas dan Sintia, pasangan suami istri sekaligus sekretarisnya. Alka pun memasuki ruangannya.

Selang beberapa menit, pintu ruangan Alka terketuk. Alka pun segera mempersilahkan masuk.

"Tuan, ini berkas-berkas yang anda minta."

Alka mengangguk, ia mulai mengecek lembaran kertas yang berada dalam map, yang baru saja di serahkan Dimas.

Alka mendongak, "Bagaimana dengan yang kemarin saya perintahkan?"

Sintia mengangguk antusias, "Kami sudah mendapatkannya tuan. Dia sangat cantik dan berbakat. Dia sangat cocok menjadi model iklan produk perusahaan kita"

"Ah iya, ini biodata lengkapnya"

Alka pun meraih lagi sebuah map yang di sodorkan Sintia, dengan perlahan Alka pun mulai membuka map tersebut. Alka sedikit terkejut melihat nama dan foto yang tertera disana.

"Callista?"

"Bagaimana tuan? Cocok kan?" antusias Sintia.

"Bisakah kalian mencarikan yang lainnya?" tanya Alka, entah kenapa firasatnya buruk.

Sintia tampak terdiam sejenak, ia melirik Dimas memberikan kode kepada suaminya agar menjawab pertanyaan Alka.

"Anda tentu mengenal Mr.Zoe kan? Callista adalah putrinya" ucap Dimas. 

Dahi Alka mengekerut, "Mr.Zoe punya anak?"

Dimas mengangguk, "Anaknya selama ini tinggal di perancis, bersama Ibunya"

Love me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang