Tiga Puluh

29.6K 721 109
                                    

"Nah, ini. Ittadakimasu!" Calla berucap antusias, ia mulai memakan berbagai macam sushi yang ada di hadapannya dengan lahap. Aluna yang melihatnya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala.

"Leon! Itu punya Aluna, tai!" kesal Calla memindahkan piring datar yang ada di tangan Leon ke depan Aluna, Calla mendelik tajam kemudian merubah ekspresinya menjadi hangat saat menatap Aluna.

Calla sudah menceritakan bagaimana ia bisa akrab dengan Leon. Setelah berhasil mengacaukan pesta pertunangan Rima dan Aldan, mereka bertiga di hukum membersihkan kolam renang. Namun, si dedemit Callista malah diam- diam kabur melewati pintu belakang, benar-benar jelangkung! Alhasil, hanya Leon dan Calla saja yang membersihkan kolam renang sebesar itu. Disaat itulah mereka menjadi akrab karena ternyata Calla penggemar Anime, sama seperti Leon, mereka membicarakan banyak hal dan tanpa sadar menjadi dekat. Mereka juga sepakat akan membalas Callista karena kabur seenaknya saja dari hukuman.

"Alka masih di luar?" tanya Aluna akhirnya setelah lama terdiam.

"Aku suruh bawa bak sampah yang udah penuh ke depan gerbang." Calla berdecak, "Itu cabe kenapa bisa ada di sana sih?!"

"Cabe? Callista?!" tanya Leon langsung, ia menatap Aluna meminta penjelasan.

Aluna melototkan matanya ke arah Calla yang memasang tampang polos. Jika Leon tau Alka baru saja semobil dengan Callista, ia tidak tahu apa yang akan di lakukan abangnya itu.

"Ayam cabe-cabean! Yang pantatnya semok-semok itu!!" Aluna berucap cepat menganggukkan kepalanya berulang kali. Calla yang melihat itu ikut mengangguk walaupun ia tidak tahu apa maksudnya.

"Bohong ya??" tuding Leon menunjuk Calla dan Aluna.

"Beneran!"

Leon menyeringai "Orang bohong biasanya megang hidung, kalau nggak ya telinga"

"Iyakah?"

"Tuh kan bohong"

"Nggak!"

"Yaudah, abang mau lihat dulu"

"ALKA!" pekik Aluna menghentikan gerakan Leon. Leon menoleh dan alisnya langsung menyatu saat mendapati Alka dengan bibir berdarah, dan lebam disana sini.

Aluna segera berdiri dan mengambil kotak p3k, namun saat kembali ia sudah mendapati Alka tidak ada disana beserta kedua anaknya.

"Alka mana?" tanya Aluna meletakkan kotak yang di bawanya ke atas meja.

"Tadi keluar sama si kembar, lo di suruh langsung ke mobil sama dia" Calla yang membalas.

"Itu mukanya kenapa na? Bonyok-bonyok, terus muka Alka kaya marah gitu?" Celutuk Leon.

Baru saja Calla akan membuka mulut untuk membalas, buru-buru Aluna bersuara. "Tadi abis kejedot tiang listrik di depan. Udah ah, Aluna mau susul Alka dulu, lukanya harus segera di obati"

Leon mengerjapkan mata melihat Aluna yang sudah keluar begitu saja, ia pun mengangkat bahu acuh dan kembali mengambil sumpitnya.

"Yes, ini sushi jadi punya gue kan?" mata Leon berbinar melihat sushi milik Aluna di hadapannya. "Rejeki anak sholehh"

**

Aluna menggenggam erat tas yang ada di pangkuannya, kakinya sedari tadi tidak berhenti gelisah, sudah lima menit setelah mobil di jalankan tidak ada satupun yang bersuara. Alka terus saja diam menyetir dengan sorot mata yang tajam.

Tatapan Alka terasa menakutkan, tergambar jelas disana api kebencian dan kemarahan yang entah di tujukan kepada siapa. Apakah untuk Farrel? Callista? Atau mungkin dirinya? Aluna pusing di buatnya.

Love me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang