Dua Puluh Sembilan

32.5K 777 38
                                    

Aluna menyesap milkshake strawberi di hadapannya dengan tenang, sesekali ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kafe yang sedikit ramai. Aluna baru saja pulang dari kampus setelah sekian lama tidak kesana. Beruntung saja, dua sahabatnya ini selalu mengisi absennya, dan mencari-cari alasan saat ia di cari oleh dosen, mereka juga yang mengurus tugas segala macam milik Aluna, entah bagaimana caranya.

"Tumben, gak ramai biasanya ya Rim?" ucap Kia ikut mengedarkan pandangannya.

Rima menganggukkan kepalanya, "Ada saingan di depan, baru buka dua hari lalu"

"Oh, yang gambar monyet di atasnya itu?" tanya Kia lagi dan di angguki Rima, "Kafe lo desainnya udah kuno sih, coba tuh dinding yang di ujung sana di cat ulang di kasih latar kekinian gitu, jangan polos-polos kaya gini dindingnya"

"Anak-anak zaman sekarang mah, ke kafe cuma pesen air putih doang, tapi duduk berjam-jam abis itu rusuh lagi Selfie sana-sini" ucap Kia lagi. Ia menggelengkan kepalanya "Kayak gue sih"

"Terus?"

"Atau, sekalian foto Manu Rios, shawn mendes, cameron Dallas, member EXO, member BTS lo pajang gitu. Di jamin, sesak nih kafe sama cabe-cabe impor. Apalagi kalau di tambah foto gue"

Aluna dan Rima tersenyum kecil mendengar celotehan tidak bermutu dari Kia, sahabat mereka yang satu itu memang memiliki tingkat kepedean di atas rata-rata.

"Cogan yang----- eh, itu Farrel siapa lo sih? Kok bisa kenal? Farrel kan baru sebulan sekolah di sekolah kita" celutuk Kia tiba-tiba.

Rima langsung menganggukkan kepalanya heboh, "Lo kenapa waktu itu balas pelukan Farrel?! Muka Alka udah kaya valak tau gak?! Taringnya udah keluar gitu"

"Vampir bego," sahut Kia.

"Intinya itu deh, terus maksud ucapan Alka apasih? Dia juga kenal Farrel?"

Aluna menghembuskan napasnya kasar, ini alasannya malas bertemu dengan dua sahabatnya ini. Mereka pasti memberondonginya pertanyaan seperti ini. Aluna terlalu malas membahas masa lalunya, namun mau bagaimana lagi dua kampret di depannya pasti tidak akan berhenti sebelum mendapat jawaban.

"Farrel penyelamat gue"

"HAH?!"

Aluna melemparkan potongan kentang ke arah Kia dan berhasil memasuki mulutnya yang terbuka lebar, "Lo tau kan gue pernah terapi trauma dulu? Kira-kira waktu baru masuk SMA deh,"

Kia dan Rima mengangguk antusias.

"Dan ingat waktu ulang tahun Sinta dulu? Kalian berdua pulang duluan,"

Kia dan Rima kembali mengangguk, mereka sama-sama memajukan wajah agar mendengar lebih jelas suara Aluna.

"Tamat" Aluna menyengir lebar.

"Anjir"

"Babi"

"Kuda" balas Aluna acuh.

"Lumping"

Kali ini Rima yang melemparkan potongan kentang ke arah Kia, namun malah meleset ke lubang hidungnya. "Gue serius, Luna. Penyelamat apa sih? Lo udah terjun dari jurang gitu terus di selamatin?"

HAYSCCCIM

"Tutup mulut bego" kesal Rima karena sate yang ada di hadapannya di penuhi bercak putih. Kia menyengir sambil mengusap-ngusap hidungnya kembali.

"Mau tau?"

Rima dan Kia mengangguk cepat.

"Bayar seribu"

Love me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang