Hanya Bermain-main Denganku
🌸🌸
Kalau aku baper, kamu mau tanggung jawab?
🌸🌸
Sudah seminggu kita saling mengenal. Saling mengabari, mengingatkan, dan bercanda ria. Aku nyaman dan mungkin kamu juga. Sampai obrolan kita sudah diatas batas wajar, sampai level bercanda sudah menjadi tahap serius, dadaku berdebar.Kukira kamu main-main. Bukankah hal biasa jika laki-laki suka menebar rayuan? Jadi aku tidak memberikan hati sepenuhnya padamu. Tapi siapa yang tidak suka pada rayuan? Pujian yang selalu membuat perempuan tersenyum penuh. Merasakan senang atas pujian yang diberikan. Dan jika rayuan itu dilakukan setiap hari membuat siapa saja jengah. Bosan dan tidak menarik lagi.
Bukannya setiap hal yang dilakukan berulang-ulang membuat rasa jenuh melanda?
Saat aku jengah, aku memperingatkan kamu untuk memakai rayuan dengan batas wajar. Karena aku mulai merasa bahwa hubungan ini sudah dekat. Sangat dekat sampai aku tidak menyadarinya. Membiarkan semua mengalir menjadi seperti ini.
Jawabanmu sangat tidak terduga.
Kamu benar-benar serius. Aku terperangah melihatnya. Sangat tidak menyangka dengan tingkah kamu. Dadaku terus berdebar tidak beraturan. Kukira kamu bercanda, menganggap semua ini hanyalah hal biasa. Ternyata kamu memikirkan semua ini.
Kamu tau? Saat aku melihat jawaban kamu, posisiku sedang berada di dalam angkot. Menahan sakit perut yang sebentar lagi akan keluar karena jalanan tidak rata. Tapi aku bisa menyempatkan diri membalas chat kamu. Apa ini termasuk berkorban untuk kamu?
🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
LAMPAU (ldr) || √
Non-FictionBeberapa kisah masih tersimpan di dalam resah yang akan kuceritakan padamu. Karena kamu adalah tokoh utama dalam ceritaku. Kamu, yang sudah pergi tapi dalam diam selalu kudoakan setiap hari. catatan ini khusus tentang kamu.