Kamu Sudah Memilih Pergi
🌸🌸
Perasaanku ingin hilang tapi ingatan tentangmu malah kukenang.
🌸🌸
Satu jawaban darimu sudah menghancurkan semua yang aku pertahankan. Kamu tidak tau bahwa saat aku mengajukan pertanyaan itu, aku benar-benar berusaha tegar. Berusaha untuk meyakinkan bahwa yang kulakukan adalah benar. Berusaha untuk meyakinkan bahwa harusnya dilakukan sejak dulu. Sejak semua ini tidak lagi sama. Tapi dengan harapanku yang tinggi, aku bisa bertahan sampai sejauh ini. Ya, sejauh ini saja. Karena saat kamu memberikan jawaban itu aku sudah paham. Ternyata kamu juga menginginkan ini berakhir.
Kita sama-sama menunggu. Aku menunggu kamu kembali, kamu menunggu aku pergi.
Bukankah aku ingin semua ini berakhir? Tapi mengapa rasa sakitnya kian bertambah? Mengapa aku menangis padahal aku sudah tau akan seperti ini? Menghempuskan napas berulang kali sambil memegang dada yang detakannya menyesakkan, ini menyakitkan. Sekali lagi, kamu harus tau bahwa semua sikap yang ku perlihatkan padamu hanya pura-pura. Sebenarnya aku sedang menahan sakit dengan sikap kamu yang datang dan pergi. Dengan sikap kamu yang datang tapi tak mengabari. Dengan sikap kamu yang seolah tidak mau tau lagi.
Rasanya ingin marah. Melampiaskan semua kekesalan dan keresahanku padamu. Tapi sampai sekarang aku tidak memberitahumu. Cukup dengan menahan dan memendamnya meski rasanya perih tapi tidak apa-apa.
Setelah kamu memberikan penjelasan mengapa kamu memilih jawaban itu, aku tetap percaya dan mengiyakan. Bersikap seolah baik-baik saja, bersikap seolah mengikhlaskan, dan bersikap seolah tidak berdampak apa-apa untuk kesekian kalinya ketika aku dan kamu sudah tidak menjadi kita. Padahal jauh dilubuk hati, diriku merasakan duka.
🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
LAMPAU (ldr) || √
Non-FictionBeberapa kisah masih tersimpan di dalam resah yang akan kuceritakan padamu. Karena kamu adalah tokoh utama dalam ceritaku. Kamu, yang sudah pergi tapi dalam diam selalu kudoakan setiap hari. catatan ini khusus tentang kamu.