Shelter 6

618 92 4
                                    

Yein hanya bisa diam di tempatnya saat melihat Chanwoo pergi bersama rombongan setan merah. Walaupun orang-orang itu merupakan teman Chanwoo tapi entah kenapa Yein merasa ada yang aneh ketika ia mendengar mereka memanggil Chanwoo seperti itu. Jung Yein hanya bisa berdoa agar Jung Chanwoo tak menambah lagi masalahnya karena harus berurusan dengan mereka.

.

"Kau tidak merengek di depan ibu Park dan mengatakan kalau kau membeli minuman itu untuk kami, kan?"

Chanwoo hanya bisa diam ketika ketua setan merah bertanya kepadanya perihal kasus yang tengah ia hadapi. Mereka lah si biang kerok yang membuat Chanwoo harus membeli minuman itu sehingga dirinya kembali berhadapan dengan guru BK dan Jung Yein pun ikut diseret ke dalam masalah ini.

"Aku tidak mengatakan apapun. Jangan khawatir." ucap Chanwoo.

"Bagaimana bisa kami mempercayaimu? Bagaimana kalau tiba-tiba nama kami ikut diseret, huh?"

"Y-ya.. Masa kalian tidak mempercayai Chanwoo sih? Sejak kapan Chanwoo pernah mengkhianati kita?"

Jung Chanwoo melirik pemuda yang saat ini tengah menatapnya iba. Pemuda itu adalah Moon Bin, sahabatnya yang khawatir karena Chanwoo harus berurusan dengan BK karena alkohol yang ia beli tempo hari untuk rombongan setan merah. Moon Bin juga merupakan anggota dari setan merah, sama seperti Jung Chanwoo.

"Siapa yang tahu? Tapi kau tidak akan pernah mengkhianati kita kan, Jung Chanwoo?" tanyanya skeptis.

"Ya Shin Junseob! Kalau aku buka mulut apa kau pikir kau bisa membawaku ke tempat ini? Kalian mungkin saja sudah berada di ruang BK dan berurusan sama ibu Park." jawab Chanwoo yang naik pitam karena Junseob terus menerus menyudutkannya.

Shin Junseob, si ketua setan merah yang berparas malaikat namun kenyataannya ia hanyalah iblis berhati dingin itu tersenyum miring kepadanya Chanwoo. Ia menganggukkan kepala membenarkan ucapan Chanwoo barusan.

"Kau benar. Kali ini aku mempercayaimu tapi tetap saja aku marah karena hal seperti ini bisa terbongkar. Kau teledor, Jung Chanwoo!" bentak Junseob.

"Ya, itu salahku. Maaf." sesal Chanwoo.

"Hmm aku memaafkanmu, Chanwoo. Tapi apa kabar dengan teman sekelasmu itu? Gara-gara dia kan masalah ini terbongkar?" tanya Junseob datar.

"Teman sekelas? Maksudmu Yein?" jawab Chanwoo bingung.

"Ah, Jung Yein!" celetuk seseorang yang sejak tadi juga berada di tempat itu, "Iya, gadis itu. Pasti karena dia semuanya bocorkan? Kau bodoh Chanwoo kenapa harus membeli minuman kalau tahu teman sekelasmu yang menjualnya!" lanjut pemuda bernama Song Yuvin itu.

"X sialan itu. Apa X itu teman sekelasmu itu? Gadis itu?" tanya Junseob.

"Entahlah." gumam Chanwoo.

Sejujurnya Chanwoo juga penasaran siapa X yang membuatnya terjerat masalah ini. Dia hanya berbicara kepada Yein masalah ini. Selain gadis itu yang tahu masalahnya hanyalah geng Setan Merah. Apa benar X itu Yein? Atau ada orang lain yang mengetahui masalah ini?

"Pulang sekolah nanti kita harus memberikan pelajaran kepadanya agar tidak ikut campur urusan orang lain." seru Yuvin.

"Ide yang bagus." balas Junseob yang setuju dengan ide Yuvin barusan.

"Kita harus membuat peringatan kepada dia agar tidak ikut campur masalah orang. Anak perempuan memang menyebalkan." cerocos Yuvin.

"Y-ya sudahlah. Lagian belum tentu X itu Yein, kan? Lagian dia itu perempuan, mau kalian apakan dia?" ujar Moon Bin yang akhirnya angkat bicara.

"Apa kalian tidak bisa tenang sedikit? Tidak ada yang menyebut nama kalian dalam permasalahannya ini. Masalah ini hanya melibatkan aku dan Yein. Apa itu tidak cukup membuat kalian bernapas legah sementara orang lain yang menanggung kesalahan kalian hah?!" bentak Chanwoo.

.

Pada akhirnya Chanwoo kehabisan kesabarannya dalam menghadapi Junseob dan Yuvin. Ini lah alasan kenapa Chanwoo menyuruh gadis itu untuk diam. Apabila ia sudah berurusan dengan si setan merah maka tidak akan ada yang bisa menjamin bahwa ke depannya ia akan baik-baik saja. Termasuk Jung Chanwoo, ia menyesal telah berurusan dengan rombongan ini hingga akhirnya ia hanya bisa menjadi seorang pengecut yang diperalat sebagai tamengnya setan merah apabila mereka melakukan sebuah kesalahan. Jika bisa memutar waktu Chanwoo lebih memilih mati tanpa ada orang menolongnya daripada terjebak dengan komplotan orang ini.

"Chanwoo-ya.. Apa yang kau maksud dengan 'kesalahan kalian'? Yang membeli minuman dan menjualnya kan kalian. Kenapa kau malah menyalahkan kami?" tanya Junseob dengan santainya.

"Junseob-ah, Chanwoo benar. Jangan libatkan Yein." kata Bin.

"Kau jangan ikut-ikutan, dasar bedebah." sindir Yuvin.

"Jangan libatkan orang lain, please." lirih Chanwoo.

Pemuda Jung itu menundukan kepalanya. Ia mengepal erat kedua tangannya untuk menahan segala emosinya saat ini. Dia tidak ingin ada orang lain yang disakiti oleh Junseob apalagi orang itu tidak tahu apa-apa tentang masalah yang ada.

"Oke, aku tidak akan mengganggu tapi kau harus menjamin kalau kau tidak akan menyebut namaku dan Yuvin. Kau paham, Chanwoo?" ucap Junseob pada akhirnya.

"Ya."

"Bagus. Ayo kita ke kantin Yuvin-ah, aku lapar." ajak Junseob.

"Oke!" seru Yuvin.

Junseob dan Yuvin pun pergi meninggalkan Chanwoo dan Moon Bin di tempat itu. Begitu kedua orang yang bermasalah itu pergi meninggalkan mereka, Chanwoo pun menghela napas kasar lalu berteriak karena marah kepada dirinya sendiri yang mau saja menuruti apa kata Shin Junseob. Moon Bin yang sedih melihat sahabatnya stres karena permasalahan yang tengah ia hadapi berusaha memberikan semangat kepada pemuda itu. Bin menepuk pundak Chanwoo namun ketika ia hendak berbicara kepada sohibnya, pemuda itu lebih dahulu menepis tangan Moon Bin yang menyentuh pundaknya lalu memberinya sebuah peringatan.

"Chan-"

"Tutup mulutmu, brengsek. Kalau bukan karena kau aku tidak akan pernah menjadi pengecut seperti ini."

"Chanwoo-"

"Aku membencimu." ucap Chanwoo dengan dinginnya.

Setelah mengatakan hal itu Chanwoo lantas pergi meninggalkan Moon Bin yang dipenuhi rasa penyesalan. Semua karenanya sehingga Chanwoo terjebak di lingkaran setan Shin Junseob. Ia pantas dibenci oleh pemuda itu karena telah membuatnya terjebak dalam permasalahan yang seharusnya tidak harus ia hadapi.

"Maafkan aku, Chanwoo-ya." lirih Moon Bin.

.

Setelah semua anggota setan merah pergi dari tempat sepi ini, seseorang juga keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mendengar semua drama yang terjadi di antara Junseob, Chanwoo, Moon Bin dan Yuvin. Menguping pembicaraan mereka membuat orang itu tak sabar untuk menceritakannya kepada seseorang. Maka dari itu ia pun segera menghubungi seseorang melalui ponselnya karena ia rasa membicarakannya lewat telepon akan lebih cepat daripada berjalan menghampirinya.

"Halo? Ada apa?"

"Ya Kim Jungwoo! Ada cerita seru yang harus kau ketahui! Ini tentang Chanwoo dan si setan merah!"

SHELTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang