Shelter 17

500 71 6
                                    

"Jungwoo hiks..."

Jung Yein tak bisa menghentikan tangisnya melihat Jungwoo yang terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Sudah 5 jam namun Jungwoo belum sadarkan dirinya. Ibunya yang tak menyangka hal seperti ini akan terjadi kepada putra satu-satunya yang masih hidup pun berulang kali pingsan karena takut kehilangan anaknya lagi. Ayah Jungwoo pun berusaha tegar dan mengurus istrinya yang dalam kondisi lemah karena syok dengan peristiwa ini.

.

"Kenapa kau menangisi Jungwoo?"

Suara itu milik Chanwoo. Sama seperti Yein, sejak tadi dia berada di samping gadis itu karena mengkhawatirkan kondisi Jungwoo. Dan selama 5 jam itu pula Chanwoo harus menahan diri ketika mendengar Yein menangis terus menerus karena Jungwoo yang tak sadarkan diri. Tapi kali ini Chanwoo tak dapat menahannya lagi dan dia pun menanyakan langsung kepada gadis itu mengapa dia membuang-buang air matanya hanya untuk Kim Jungwoo.

"Lukanya sangat parah. Hiks." jawab Yein.

"Kemarin aku juga terluka tapi kau tidak menangis untukku." celetuk Chanwoo.

Ucapan Chanwoo barusan membuat Yein menoleh ke samping dan menatap Chanwoo dengan penuh tanda tanya. Dia tak paham apa maksud dari ucapan pemuda Jung itu.

"Jangan khawatir. Sebentar lagi Jungwoo akan sadar." ucap Chanwoo.

Setelah mengatakan hal itu Chanwoo pun mengusap air mata Yein dengan kedua ibu jarinya. Chanwoo tak suka melihat Yein menangis, entah kenapa yang jelas Chanwoo resah karena tahu air mata Yein jatuh karena Kim Jungwoo.

"Maka dari itu kau harus berhenti menangis." lanjutnya.

Hal yang bisa dilakukan oleh Yein saat ini adalah menganggukan kepalanya. Melihat Yein yang menuruti perkataannya Chanwoo lantas mengusap pucuk kepala Yein lalu melihat Jungwoo yang terbaring lemah  di kasurnya.

"Cepat sembuh, Jungwoo-ya." lirih Chanwoo.

.

Tujuh hari setelah kejadian yang menggemparkan seisi sekolah, keadaan sekolah pun kembali normal. Mereka yang kemarin menggosipi masalah setan merah pun kini berhenti membicarakan masalah itu karena si pelaku telah resmi dikeluarkan dari sekolah.

.

Ya, Shin Junseob telah mendapatkan ganjaran keras akibat perbuatannya. Ia dikeluarkan dari sekolah dan beberapa anak buahnya diskor oleh sekolah selama 1 bulan dalam masa percobaan. Dan juga surat gugatan juga telah diberikan kepada keluarga Junseob karena ayah Chanwoo tidak ikhlas anaknya diinjak-injak dan dirundung oleh Junseob selama ini. Selama seminggu ini pula kehidupan Chanwoo pun berubah total. Ia merasa kehidupannya direset ulang dan tak ada beban berat lagi yang menempel di pundaknya. Semua ini berkat Jungwoo dan Chanwoo sangat bersyukur karenanya.

"Chanwoo-ya ayo!" teriak Yein.

.

Saat mendengar seruan Yein barusan Chanwoo pun tersenyum dan langsung menyandang tas sekolahnya. Ia berjalan menghampiri Yein yang sedang menunggunya di depan kelas. Siang ini keduanya berencana untuk menjenguk Jungwoo. Jungwoo memang belum sepenuhnya pulih dan bisa kembali ke sekolah tapi ia sudah keluar dari rumah sakit dan beristirahat di rumahnya. Maka dari itu Yein berinisiatif mengajak Chanwoo untuk menjenguk Jungwoo di rumahnya.

"Kau sudah izin dengan bosmu kalau kau tidak masuk kerja siang ini?" tanya Chanwoo.

"Sudah. Karena ini menyangkut Jungwoo, Moon sajangnim membiarkan aku izin." jawab Yein.

"Baiklah. Kalau gitu kita beli buah dulu untuk Jungwoo setelah itu baru kita ke rumahnya." ajak Chanwoo.

"Kajja!"

SHELTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang