Shelter 18 [The End]

846 89 12
                                    

Suasana di kantin siang hari ini cukup ramai. Walaupun begitu keadaan di tempat ini cukup tenang karena tidak ada orang-orang–setan merah— yang membuat kegaduhan seperti biasanya. Chanwoo yang tengah menyantap makan siangnya bersama Jungwoo pun merasa legah karena bisa kembali makan di kantin setelah berlama-lama menghindari tempat ini.

"Rasanya nyaman sekali makan di kantin." celetuk Chanwoo.

Jungwoo yang tengah menguyah nasi yang ada di dalam mulutnya lantas menelannya untuk membalas ucapan Chanwoo barusan.

"Kenapa? Karena berandal itu tidak bisa menindasmu lagi?" tanya Jungwoo.

"Ya, kurang lebih begitu." jawab Chanwoo.

Memang, alasan Chanwoo menghindari kantin karena dia malas makan di sini. Setan merah pasti menyuruhnya mengantre makanan untuk mereka sampai akhirnya Chanwoo sendiri tak bisa memakan makan siangnya. Tsk! Dari situ pula pemulaan Chanwoo berurusan dengan mereka. Sungguh masa lalu yang kelam.

"Ah Yein mana sih? Lama sekali urusannya dengan Soyoon." kata Jungwoo tiba-tiba.

Ketua kelas itu heran karena Yein belum juga datang ke kantin. Di kelas tadi Yein janji mau makan siang dengan Jungwoo dan Chanwoo tapi sampai sekarang dia belum memunculkan batang hidungnya. Katanya sih, bakalan nyusul setelah urusannya dan Soyoon selesai tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan.

"Ngomong-ngomong tentang Yein, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu." celetuk Chanwoo.

"Apa itu?" tanya Jungwoo penasaran.

"Kau suka Yein?" tanya Chanwoo to the point.

.

Pertanyaan Chanwoo barusan sukses membuat Jungwoo terbahak. Untung saja dia tidak sedang mengunyah makanan, kalau iya pasti Jungwoo sudah tersedak.

"Aku? Hahahaha. Kenapa memangnya?" kekeh Jungwoo.

"Aku hanya bertanya. Iya atau tidak?" desak Chanwoo.

"Aku sih tertarik." jawab Jungwoo sambil tersenyum nakal kepada Chanwoo.

"Huh?"

Mendengar jawaban Jungwoo barusan sukses membuat Chanwoo tersentak dan jengkel kepadanya. Menyadari perubahan mood Jung Chanwoo, Jungwoo lantas kembali melanjutkan ucapannya.

"Tapi aku sadar diri. Masa aku mau menikung hyungku sendiri? Bisa-bisa aku digentayangi nanti haha."

Dan jawaban Jungwoo barusan pun sukses membuat Chanwoo bernapas legah.

"Oh.. Baguslah." gumam Chanwoo.

"Kenapa? Kau merasa terancam dengan keberadaanku? Hahaha." goda Jungwoo.

Sebenarnya Kim Jungwoo sadar kalau gerak-gerik Chanwoo menunjukan kalau dia memiliki ketertarikan kepada Yein. Jungwoo juga peka kalau Chanwoo sering sekali jengkel, kesal, ataupun marah karena dia selalu berbicara, tersenyum, dan melakukan skinship dengan Yein. Terkadang Jungwoo memang sengaja melakukannya karena dia ingin menggoda Chanwoo.

"Tidak. Ngapa pula aku merasa terancam?" elak Chanwoo.

"Ya Jung Chanwoo! Aku tahu kau naksir Yein, jangan mengelak." celah Jungwoo.

"Aku? Hahahhaaha maaf ya, aku tidak suka." dustanya sambil berpura-pura tertawa.

"Tidak suka tapi cinta ckck." kesal Jungwoo.

"Ya—"

"Maaf kelamaan."

Munculnya Jung Yein membuat Chanwoo mengurungkan niatnya untuk memarahi Jungwoo. Ia menutup rapat mulutnya lalu memilih untuk meminum susu rasa pisang kesukaannya. Sementara Yein kini sudah duduk di sebelah Chanwoo dan telah siap untuk menyantap makanannya.

SHELTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang