"Kau lelah?"
Tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba saja Chanwoo mendapatkan pertanyaan aneh dari ketua kelas. Chanwoo bingung mengapa Jungwoo tiba-tiba bertanya seperti itu kepadanya. Padahal saat ini Chanwoo tengah bersantai di tengah lapangan sembari melihat anak-anak lain bermain futsal di lapangan.
"Maksudmu?" tanya Chanwoo.
"Kau mau?"
Jungwoo menawarkan sebatang cokelat berukuran sedang kepada Chanwoo dan tanpa menjawab 'iya' atau 'tidak' Chanwoo langsung mengambil cokelat itu dari tangan Jungwoo. Siapa yang bisa menolak cokelat sih walaupun yang memberikannya menyebalkan?
"Maksudmu apa?" tanya Chanwoo.
Pemuda itu membuka bungkus cokelat yang ia dapatkan sembari melihat anak-anak di lapangan.
"Maksudku apa?" tanya balik Jungwoo.
Mendengar pertanyaan Jungwoo barusan membuat Chanwoo mengendus kesal. Kenapa berbicara dengan Jungwoo sangatlah rumit dan tak mudah ia pahami? Jungwoo selalu berbicara dengan bahasa yang tak dimengerti oleh Chanwoo dan itu membuatnya jengkel.
"Jangan memutar balik pertanyaanku. Maksud pertanyaanmu tadi apa?" cerocos Chanwoo.
"Oh.." gumam Jungwoo. Pemuda Kim itu mengigit cokelat miliknya sendiri lalu barulah ia menjawab pertanyaan Chanwoo. "Shin Junseob. Pasti lelah berurusan dengan dia." lanjutnya.
.
Chanwoo kehilangan kata-kata ketika Jungwoo menyangkut pautkan Junseob di pembicaraan mereka. Melihat kekagetan Chanwoo, Jungwoo hanya bisa tertawa kecil lalu kembali berbicara.
"Kalau kau lelah berusahalah untuk memisahkan diri dari mereka." kata Jungwoo.
"Kau tahu sesuatu?" tanya Chanwoo tak percaya.
Jungwoo mengalihkan pandangannya dari lapangan kepada Chanwoo. Ia menatap Chanwoo serius lalu diselingi oleh senyum tipis yang membuat Chanwoo bergedik ngeri.
"Bukan sesuatu. Aku tahu semuanya." jawab Jungwoo.
"Kau—"
"Apa tidak lelah menjadi tameng bagi setan merah? Dia yang melakukan kesalahan tapi selalu kau yang menanggungnya." tanya Jungwoo. "Untung-untung kau masih dibolehkan bersekolah di sini."
"Dari mana kau tahu tentang aku dan Junseob?" tanya Chanwoo mengabaikan celotehan Jungwoo barusan.
"Kau tidak perlu tahu." kata Jungwoo tenang. "Sekarang jawab pertanyaanku, apa kau tidak mau memisahkan diri dari mereka?"
"Setiap detik aku ingin menjauh dari mereka tapi tidak bisa." jawab Chanwoo.
"Karena kau tidak pernah melawan." ujar Jungwoo.
"Huh?"
"Kau lemah! Tidak mau memberontak." celetuk Jungwoo.
"Ya!" pekik Chanwoo tak terima.
Melihat Chanwoo naik pitam Kim Jungwoo malah tertawa.
"Hahahaha. Aku benar." kekeh Jungwoo.
"Brengsek! Kau merendahkanku?" kesal Chanwoo.
Jungwoo menggelengkan kepalanya. Kini tangan kanannya mencoba menepuk pundak Chanwoo untuk menenangkan dirinya.
"Aku bukan merendahkanmu. Aku malah ingin membantumu." ungkap Jungwoo.
"Membantu? Tsk! Bisa apa kau?" balas Chanwoo meremehkan.
"Ya Jung Chanwoo!"
.
Ketika Chanwoo dan Jungwoo sedang berbicara berdua tiba-tiba saja datang Junseob dan rombongannya menghampiri mereka. Jungwoo menatap sinis Shin Junseob yang saat ini ada di depan matanya. Berusaha keras Jungwoo meredam amarahnya setiap kali harus menatap orang yang sudah membuat kakaknya menderita.
"Kenapa?" tanya Chanwoo.
"Ayo ikut kami!" ajak Yuvin.
"Ke mana?" tanya Chanwoo lagi.
"Jangan banyak tanya." sambung Junseob.
"Kalian tidak lihat kalau dia sedang ada urusan denganku?" celetuk Jungwoo.
Junseob dan yang lain kini mengalihkan perhatian mereka dari Chanwoo kepada Kim Jungwoo.
"Aku ketua kelasnya dan sedang ada urusan membicarakan masalah kelas. Kalau kalian ada urusan dengan Chanwoo, bicarakan nanti setelah urusanku dan dia selesai." kata Jungwoo panjang lebar.
Shin Junseob dan Jungwoo bertukar pandang satu sama lain. Jungwoo bersumpah kalau dia tidak bisa menahan emosinya, mungkin saja saat ini dia sudah nekad memberikan bogem mentah kepada Junseob. 3 tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi Jungwoo harus menahan segala amarahnya kepada orang yang sudah menyakiti Kim Jungho, kembarannya.
"Sepertinya urusan kalian penting." celetuk Junseob pada akhirnya. "Ya sudah, pulang sekolah langsung pergi ke tempat biasa. Kami menunggumu, Jung Chanwoo." lanjutnya.
Chanwoo hanya menganggukan kepalanya mematuhi ucapan Junseob. Setelah urusannya selesai, Junseob dan setan merah pun pergi meninggalkan lapangan. Sekarang hanya ada Jungwoo dan Chanwoo, seperti keadaan semula.
"Kau bilang kau bisa membantuku. Bagaimana caranya?" tanya Chanwoo tanpa berbasa-basi lagi.
"Kau membutuhkan bantuanku?" tanya Jungwoo.
Chanwoo mengangguk mantap, "Hm... Aku sudah lelah." ungkapnya.
"Baiklah. Aku akan menolongmu tapi pastikan kalau kau bisa keluar dari lingkaran setan itu." kata Jungwoo.
"Maksudmu?"
"Memberontaklah. Atau kau bisa pakai cara apapun agar kau bisa bebas dari mereka. Setelah kau bisa keluar dari lingkaran mereka, akulah yang akan menghancurkan Shin Junseob. Bagaimana?"
"Memangnya kau mau pakai cara apa untuk melawan Junseob?" tanya Chanwoo penasaran.
"Hahaha.. Rahasia." jawab Jungwoo dengan santainya.
"Ckckckck.."
Jung Chanwoo berdecak kesal. Selalu saja pada akhirnya dia akan kesal mendengar jawaban yang keluar dari mulut seorang Kim Jungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER
FanfictionSemua bermula dari kasus pembelian alkohol yang dilakukan oleh Chanwoo sehingga hal itu harus melibatkan Jung Yein ke dalamnya. Ditambah lagi dengan dendam si ketua kelas, Kim Jungwoo kepada seseorang yang juga melibatkan Yein dan Chanwoo sehingga i...