23. DIA SIAPA?

124 7 0
                                    

Liburan telah usai.. Semua mahasiswa yang mudik kembali lagi ke indekos ataupun ke kontrakan masing-masing.

Saat itu, Aira dan Kafi sedang berjalan beriringan di koridor kampus. Tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya menghampiri mereka, kemudian..

PLASS..

Wanita itu menampar pipi kiri Aira dengan keras. Pipi kiri Aira terasa panas dan berubah menjadi merah. Butiran bening menggenang di sana, ingin segera meluncur di kedua pipi Aira. Tapi Aira masih berusaha bertahan, agar dirinya terlihat kuat di depan wanita itu.

"Jangan dekati Rendy! Rendy itu milik Putri. Ngerti kamu? Kalau kamu masih berani mendekati Rendy, kamu akan tahu akibatnya."

Setelah menuntaskan kalimatnya, wanita itu berlalu tanpa tahu atau mendengar jawaban dari Aira. Aira masih tercengang di tempatnya saat Kafi mulai menegurnya.

"Ra, kamu gak papa?"

Butir bening yang tadinya tertahan, meluncur lurus lancar di pipi Aira.

"Sini, duduk dulu, Ra." pinta Kafi.

Kafi meminta Aira untuk duduk di kursi yang disediakan di depan salah satu ruang perkuliahan di sana.

"Ra, sekarang jawab kakak. Ibu itu siapa?"

"Di.. Dia... Mantan istri papa aku, kak."

"Lalu Putri siapa?"

Aira menggeleng sebelum ia menjawab.

"Aku juga gak kenal, kak. Aku juga gak ngerti kenapa dia bicara seperti itu ke aku."

"Hubungan ibu itu sama Rendy apa, Ra?"

Aira menggeleng lagi.

"Aku juga gak tahu, kak. Mungkin dia ibu dari cewek yang bernama Putri itu."

*

Rendy Sudah sampai di sana, tapi ia belum menemukan Aira di manapun. Dan tempat terakhir yang akan di cari adalah kantin. Dan ternyata benar, Aira dan Kafi di sana. Rupanya kuliah telah usai. Dan saat itu Aira dan Kafi baru saja menghabiskan makan siang mereka.

"Ra, boleh minta waktunya?" ujar Rendy.

Bukannya langsung menjawab, Aira malah melihat pada Kafi. Kafi tersenyum dan mengangguk perlahan.

"Fi, aku pinjam Aira ya, nanti biar aku saja yang mengantarnya pulang."

Kafi mengangguk menyetujui permintaan Rendy.
Rendy menggiring Aira ke parkiran. Aira berjalan di samping Rendy namun kepalanya sering menoleh ke belakang melihat Kafi. Kafi tersenyum lembut di sana, membuat Aira tenang.

*

Di sebuah taman, Rendy menghentikan mobilnya. Aira turun mengikuti langkah kemana Rendy berjalan. Rendy meminta Aira duduk di sebuah kursi besi panjang di taman. Aira mendudukkan tubuhnya di situ, sebagai bukti kalau ia menyetujui permintaan Rendy.

"Ra, aku gak mau basa-basi lagi. Langsung aja, aku mengajak kamu ke sini, karena ingin mendengar jawaban dari kamu. Bukankah kamu bilang, kalau kamu mau memikirkan dulu ajakan balikan dari aku? Jadi, sekarang aku ingin mendengar jawabannya."

"Ren, aku memutuskan untuk menerima kak Kafi." jawab Aira dengan tegas tanpa ragu sedikitpun.

"Kenapa, Ra?"

Tatapan yang terpancar itu, tatapan kecewa Rendy pada Aira. Aira hanya bisa menundukkan pandangannya. Rendy menghela napas dalam-dalam mencoba menetralisir emosi yang mulai memuncak. Napasnya semakin lama semakin terasa sesak.

"Ren, kamu gak papa?" tanya Aira dengan nada khawatir.

Tak ayal Rendy menggeleng. Tangannya mengisyaratkan, agar Aira tak semakin dekat padanya. Rendy akan berusaha sendiri mengatur napasnya.

Kini detik telah berganti menit. Kondisi Rendy mulai membaik setelah taat pada diamnya.

"Kenapa kamu tega lakuin itu padaku, Ra? Kenapa? Kenapa kamu membuat aku mengharapkan harapan kosong? Kenapa, Ra? Kenapa?"

"Aku hanya ingin bersikap adil pada kak Kafi, Ren. Maafkan aku, jika ini salah menurutmu."

"Ternyata apa yang dia katakan itu benar."

"Dia? Dia siapa?"

"Kamu gak perlu tahu tentang itu. Aku kecewa sama kamu Aira. Kalau kamu memang sudah memutuskan hal itu, kenapa kamu tidak memberi tahu aku? Kenapa sampai aku yang bertanya? Jika aku tidak menanyakannya, apa kamu akan bilang sama aku?"

"Maaf, Ren. Aku gak sempat memberitahukan hal itu padamu. Sekali lagi, Aku minta maaf."

Tak ada daya untuk marah. Yang ada hanya kekecewaan yang mendalam karena Aira sudah menentukan pilihannya. Dan itu memang sudah hak dia untuk memilih siapa yang akan mendampinginya. Tak ada lagi yang bisa dilakukan Rendy kecuali diam dan mengantar Aira pulang.

***************************

Rabu, 11.7.18

To be continued

Riyuni Alfani😘

KUTITIPKAN CINTAKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang