"Setidaknya langkah yang ku ambil ini tidak membuatmu merasa kasihan pada perasaan ku"
☆☆☆
Ia melihat pantulan dirinya di cermin besar yang ada di hadapannya itu, hari ini ia ingin tampil berbeda dengat mengikat rambut pendek sebahunya agar terlihat lebih segar dan juga hari ini ia sedikit memoleskan lipstik pada bibirnya
Hari ini mereka semua akan pergi jalan bersama pasangan masing-masing, memang ini bukan seperti jalan bareng pacar sambil romantis gitu tapi mereka hanya ingin menghabiskan waktu bersama Aurin. Pastinya semua mengetahui itu kecuali Zidan karena Khaesa sendiri sudah tau dari mulut gatal Adam
Zidan jalan bersama Aurin sedangkan Adam dengan Lena, Angel dengan Aldy, dan Lauren? Saat ini Khaesa tidak memainkan gamenya lagi karena Lauren yang kesal mengambil ponsel Khaesa dan menyimpannya namun entah mengapa Khaesa hanya menurut.
Mereka memang telah memesan tiket bioskop masing-masing dengan nomor kursi yang saling berdekatan.
"Cie yang dandan" sindiri Zidan.
"Emang ga boleh?" Tanya Aurin menatap Zidan
"Boleh kok, kan lo jalan sama gue" kata Zidan merapikan rambutnya
"Pede banget" kata Aurin menoyor kepala Zidan
Semua temannya yang memperhatikan itu mulai merasa kasihan kepada Zidan karena tidak tahu bahwa gadis di sampingnya itu akan meninggalkannya walaupun mereka tidak tahu apakah penting bagi Zidan mengetahuinya atau tidak
"Dan, kalo gue jauh dari lo? Lo mau ngapain?" Tanya Aurin
"Emang lo mau kemana?" Tanya Zidan namun tatapannya masih serius pada film di depannya
"Gak kok. Cuman nanya"
"Gue bakal cakarin tuh mukanya Adam kalau lo jauh dari gue" kata Zidan masih fokus pada film itu
"Apa lo kata? Sini biar gue buatlo rasain duluan rasanya di cakar" kata Adam lalu mulai mencakar wajah Zidan
"Sstts, lo berdua keluar aja deh ganggu aja" kata Lauren yang berada di samping Khaesa
"Bilang aja gak mau di ganggu" kata Adam mengerucutkan bibirnya membuat semua temannya harus menahan tawanya
☆☆☆
Ia dan teman-temannya menghabiskan waktu sampai tengah malam di rumahnya, besok adalah hari terakhir Aurin di indonesia.
Ketiga temannya itu sampai menginap di rumahnya karena saking inginnya mereka menghabiskan waktu bersama
"Lo yakin Rin mau ninggalin kita" kata Lauren memeluk Aurin
"Lo gak bakalan lupa sama kita kan?" Tanya Lena
"Kita masih berhubungan kan, grub permen karet gak boleh bubar" jelas Aurin
"Kalau nanti Zidan nyariin lo kita harus bilang apa Rin?" Tanya Angel
"Dia gak mungkin nyariin gue, sepenting apa gue sampai mau di cariin sama Zidan? Gue cuman teman sama seperti kalian dengan Zidan" jelas Aurin
"Tapi kita gak janji kalau nanti Zidan maksa buat ungkap keberadaan lo" kata Lauren
Aurin ingin menangis, ia tidak suka dengan keadaan seperti ini. Apakah semuanya akan berubah saat ia kembali? Atau ada baiknya jika gue gak balik aja? Biarkan waktu yang menjawabnya
☆☆☆
03.30
Aurin terbangun dari tidurnya dan mendapati ketiga temannya itu sudah tidak berada di kamarnya, ia lalu keluar dari kamarnya dan mendapati teman-temannya sedang memasak bersama Kharina bundanya
Ia bangga memiliki teman-teman seperti mereka, semoga hubungan ini tetap berjalan meskipun jarak mereka sangat jauh.
"Barang-barang lo udah siap Rin, tinggal lo aja yang nyiapin diri" kata Lauren
"Makasih ya" kata Aurin lalu memeluk ketiga temannya itu
"Yaudah gue ke kamar dulu yah" kata Aurin lalu meninggalkan dapur masuk ke kamarnya kembali
Aurin menatap lekat-lekat foto yang terpajang rapi di kamarnya, ia sungguh sulit melewati masa-masa ini. Ponselnya berbunyi, seseorang mengiriminya pesan singkat
Zidan alvaro
Selamat pagi :)
Pagi
Udah bangun
Belum
Lo lagi chatan sama mahkluk gaib
Ih merinding gue
Yaudah
Lo kenapa sih?
Apa?
Gaje banget
Yaudin gak usah balas
Dia harusnya tidak membalas pesan dari Zidan agar dia lebih bisa saat nanti ia jauh darinya, ia berharap semoga saat Zidan sudah bisa membuka hati maka yang Aurin harapkan cewek yang mengisi hati Zidan adalah cewek yang tidak akan mengecewakan Zidan lagi
Ceklek!
"Rin, makan dulu" panggil Lena lalu mereka menyusul yang lainnya untuk makan bersama. Mereka makan dengan segala pembahasan yang membuat mereka ingin menghentikan waktu untuk sementara, sungguh ini sangat sulit bagi mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
AURINA [REVISI]
Genç Kurgu[REVISI] "Jadi, kamu yakin mau coba jatuh cinta sama dia?" tanya Dikta penasaran. Aurina mengangguk. "Mungkin, iya... karena konon katanya jatuh cinta di masa putih abu-abu adalah kenangan terbaik yang pernah ada. Aku juga mau punya seseorang yang...