Chapter 12 || Rimba, dia adikmu

207K 12.9K 155
                                    

Emot buat Kesayangan keluarga Thomas?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emot buat Kesayangan keluarga Thomas?

***

Pastikan follow Unianhar, share, vote dan komentar sebanyak-banyak!

*****

"Opa baru datang?" Rimba basa-basi setelah tiba di ruangan Abimanyu. Pria itu menarik kursi dan duduk di depan meja kebesaran Opa-nya.

Abimanyu yang semula membuka berkas di atas mejanya kini beralih menatap Rimba curiga. Jarang sekali cucunya mendatanginya tanpa ada maksud, pasti ini mengenai pekerjaan. Ditutupnya berkas di depannya untuk meluangkan waktu mengobrol bersama Rimba.

"Iya. Ada yang mau kamu bicarakan mengenai pekerjaan?" tanyanya.

"Apa?"

Rimba bingung tidak tahu bagaimana cara memulai. Egonya terlali tinggi menanyakan kabar adiknya. Adik? Saat ini pria berwajah rupawan itu tidak bisa menyangkal jika gadis manis itu adiknya. Tidak ada niat untuk memungkiri seperti kemarin. Tiba-tiba dia datang sebagai adiknya yang hilang itu mengejutkan bagi Rimba.

Semalam orangtuanya telah menjelaskan semuanya. Satu kebenaran yang ia ketahui kalau foto bayi yang selama ini disimpan dalam lacinya adalah Ily. Adiknya yang dibawa pergi oleh ibu tirinya.

Saat itu usianya delapan tahun, Rimba sudah bisa mengingat apa yang terjadi di sekelilingnya. Ia ingat kalau memiliki adik perempuan yang diambil paksa darinya. Ia sangat menyayangi adik kecilnya itu. Suatu ketika adiknya dibawa pergi entah ke mana. Ia menangis memohon tidak dipisahkan namun tak seorang pun bisa mengabulkan.

Masih teringat jelas adiknya dibawa keluar dari rumah. Opa bilang adiknya akan kembali dalam waktu beberapa hari. Ia percaya, setiap hari menunggu seolah hari yang dimaksud segera datang. Tapi sampai tamat Sekolah Dasar Rimba memutuskan berhenti. Ia lelah dengan kebohongan mereka. Adiknya tidak akan kembali meski menunggu selama empat tahun.

Ia menyesali ucapannya pada gadis itu. Rimba tidak bermaksud, ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya saat itu. Kepalanya tiba-tiba kosong. Penyesalannya makin merongrong mengingat ketakutan gadis itu saat menatapnya. Sungguh, Rimba ingin sekali memeluknya dan mengatakan
'Selamat datang adikku.'

Rimba marah melihat gadis itu menangis kesakitan. Ia tidak suka melihatnya menangis, yang paling tidak ia suka dia terluka tanpa bisa melakukan apa-apa.

"Dia nggak apa-apa, jangan khawatir."

Abimanyu tersenyum melihat raut wajah cucunya.

Pupil mata Rimba membesar beberapa detik sebelum kembali normal. "Aku nggak nan---"

"Kamu pikir bisa bohong sama Opa? Ily adikmu, Rimba. Adik yang kamu tangisi saat meninggalkan rumah, adik yang kamu tunggu selama bertahun-tahun dan adik yang berhasil mengubah kamu seperti ini."

Incredible Brothers (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang