Chapter 13 || Resmi Menerima

207K 12.4K 202
                                    

Ini Ily lagi didandani sama Mami Pricill 😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Ily lagi didandani sama Mami Pricill 😄

***

Follow Unianhar yang belum follow, tekan bintang pojok kiri bawah, komentar yang banyak dan share cerita ini biar lebih ramai. Terima kasih 😘

_____________

Bosan berdiam diri di kamar, Ily memilih mengelilingi rumah kediaman keluarga barunya. Langkahnya terhenti ketika melewati sebuah ruangan yang cukup besar. Ia pun mundur melirik ke sana, beberapa pelayan terlihat melakukan sesuatu, penasaran Ily pun menghampiri dengan senyum mengembang.

Sibuk menyiapkan makan malam, para pelayan tidak menyadari kehadiran Ily yang antuasis mengetahui mereka sedang memasak. Gadis itu teringat saat di panti, tiap akhir pekan ia dan beberapa temannya ikut membantu memasak.

"Biar aku bantu Mbak."

Ily meraih pisau dan sayuran brokoli di wadah, pelayan di sana senyap sesaat aktivitas mereka berhenti mengetahui nona di rumah itu berada diantara mereka. Satu dari sekian pelayan memberanikan diri menyambar pisau dan brokoli di tangan Ily.

"Apa yang Nona lakukan di sini? Tolong kembali, jangan kemari Nona, ini tidak cocok untuk Anda," cetusnya tidak enak meminta Nonanya pergi. Lebih baik seperti itu dari pada mereka dapat masalah.

Senyum Ily luntur, terbersit rasa kecewa, ekspresinya tidak bisa menutupi. "Ka-kalian keganggu aku di sini?"

"Bu--bukan begitu Nona, kami tidak enak. Tempat ini tidak cocok Anda masuki. A-apa Anda butuh sesuatu?" Suryati--salah satu pelayan senior di sana menimpali berharap sang Nona mengerti.

"Aku nggak butuh apa-apa, aku cuma mau bantu, aku bisa masak jadi kalian nggak usah khawatir aku akan hancurin dapur ini, ya?" bujuknya tak putus asa. Ia benar-benar bosan tidak melakukan apa-apa di rumah itu.

Tidak ada yang langsung menjawab. Setelah sedikit pertimbangan akhir Suryati mengangguk pasrah. "Baik, Nona," putusnya. Beberapa dari rekannya mendelik hendak protes. Siapa yang akan bertanggung jawab kalau Tuan Besar-nya marah?

Ily tersenyum semringah lalu berterima kasih. Ia berjanji tidak akan membuat masalah apalagi menggnggu pekerjaan mereka. Belum meraih pisaunya, suara berat seseorang terdengar. Sontak semuanya menoleh dan menundukkan kepala karena takut.

Ily terkesiap bukan main. Di ambang pintu masuk melihat pria tinggi menatap tajam ke arahnya, pisau di tangan terlepas. Mendarat di bibir meja lalu memantul lagi ke lantai, beruntung ia cepat menghindar jika tidak benda tajam itu mendarat di sana. Pria itu berjalan ke arahnya dengan raut wajah yang tak terbaca.

"Kamu ngapain di sini?"

Ily terperanjat, mendongak kala pria itu berdiri di depan meja pantry. Keduanya berhadapan dan hanya disekati oleh meja berisikan bahan-bahan masakan tersebut.

Incredible Brothers (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang