Chapter 20 || Hari yang Buruk

184K 11.5K 231
                                    

Masih ingat orang ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih ingat orang ini?

***

Sebelum lanjut baca yuk follow Unianhar, vote dan komentar. Jangan lupa juga follow IG : unianhar dan Tiktok : unianhar_

_____________

"Syukurlah kita nggak nyium lantai, Ly," ucap Jessie mengelus dadanya lega.

Saat menabrak seseorang gadis berwajah dan bermata bulat itu berpikir akan mencium lantai bersama Ily. Tetapi beruntung mereka hanya terpelanting ke belakang dan bisa mengontrol keseimbangan.

"Syukur sih syukur Jes, tapi kita dalam masalah sekarang," cicit Ily pelan melihat objek yang sejak tadi dilihatnya.

"Masalah?" Jessie tidak mengerti.

Ily menunjuk benda yang berwarna hitam berserakan di lantai. Benda pipih empat belas inci itu sudah terbelah dua.

"Itu laptop siapa? Kenapa dibuang di situ?" Jessie menoleh pada Ily yang memberi kode temannya itu untuk melihat ke depan.

Jessie menuruti maksud Ily, matanya langsung melebar melihat siapa yang ada di depan mereka. Seorang pemuda tampan berpostur tubuh tinggi sedang menatap tajam ke arah mereka.

"Gue nggak ngebuang laptopnya." Pemuda itu menjawab pertanyaan Jessie dengan suara beratnya.

Jessie tidak mengerti, kalau tidak membuang kenapa laptopnya berserakan di lantai? Ily meringis menarik Jessie lebih mendekat padanya. Temannya belum menyadari itu ulah mereka.

"Kita. Laptop itu jatuh saat kita nabrak dia," bisiknya pelan berharap orang di depan mereka tidak mendengar.

Jessie membuka mulutnya tak percaya, sedangkan Ily tersenyum masam. Jika ada masalah biasanya Ily langsung minta maaf tapi saat ini dia tidak melakukannya.

"Siapa yang bakal tanggung jawab?"

Ily dan Jessie berpandangan sejenak lalu kembali menatap pemuda itu.

"Kami bakal ganti laptopnya," sahut Jessie cepat. Gadis itu masih memiliki tabungan untuk mengganti.

Ily mengangguki ucapan Jessie. Uang pemberian Opa dan Papa kali ini akan digunakan mengganti rugi laptop orang asing itu.

Pemuda itu mendengkus, "Gue nggak butuh ganti rugi kalian," urainya menatap Ily lekat.

Ily mengernyit keheranan. Pemuda itu tidak terlihat asing di ingatan. Entah mengapa pikirannya tertuju pada kakak Vania, tapi ia tidak yakin karena malam itu gelap ia tidak melihat wajahnya dengan jelas.

"Benaran?" Mata Ily berbinar begitu pun Jessie. Senyum manis dari keduanya merekah.

"Tapi gimana dengan file yang ada di sana?Kalian bisa balikin kayak semula?"

Incredible Brothers (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang