Siap menembak musuh 🙃
*****
"Kamu udah sadar?" Suara itu membuat Ily membuka mata perlahan.
Ia melihat kakak keduanya dengan wajah khawatir, Ily tersenyum. Aryan dan yang lain berdiri dari sofa mendekati ranjang Ily. Benar saja Ily telah sadar mengedarkan pandangannya pada mereka.
"Aku di mana?" tanyanya serak meneliti ruangan yang berwarna putih itu.
"Di rumah sakit Sayang," jawab Aryan lembut.
Rumah sakit? Ily mengernyit mengingat kejadian menakutkan yang baru saja dialami hingga ia pingsan. Kemudian ia tifak ingat apa-apa lagi.
"Kenapa Sayang? Ada yang sakit? Yang mana?" tanya Bella saat Ily terdiam saja.
"Bilang mana yang sakit! Abang akan panggil dokter," ucap Sagarha khawatir Ily menyembunyikan sakitnya.
"Nggak kok, Bang. Aku nggak apa-apa," sergahnya. Ia tidak apa-apa hanya sedikit lemas.
"Princess Mama butuh sesuatu?" Bella merapikan rambut Ily yang menghalangi wajah pucatnya.
"Aku mau duduk, Ma."
"Nggak, kamu harus baring, nggak usah duduk! Nanti kamu capek." Lingga menaikkan selimut Ily ke dada adiknya tanpa peduli dengan rengekan Ily yang ingin duduk.
"Kak."
"Mau cepat sehat, kan?" tanya Lingga tegas. Ily mengangguk. "Makanya baring nggak usah duduk!" lanjutnya membuat Ily mendesah lesu.
"Nggak apa-apa Lingga, biarin adikmu duduk." Aryan kasihan melihat putrinya memelas.
"Nggak, Pa!" tolak Lingga mentah-mentah.
"Tapi aku lapar," ungkap Ily memelas.
Ily sontak tersenyum senang saat Lingga membantunya bangun. Sagarha menekan sesuatu pada ranjang hingga sang adik bisa bersandar di sana.
"Mama siapin dulu bubur untukmu Sayang." Bella meninggalkan Ily menuju meja yang tak jauh dari mereka.
"Aku nggak suka bubur, Ma." Bukan suka lagi tapi benci. Dari dulu sampai sekarang akan tetap sama, bagi Ily bubur sama saja dengan air.
"Bubur baik buat orang sakit, Ly. Jadi kamu harus makan!" tukas Lingga lembut.
"Nggak mau, Kak," rengek Ily memelas.
"Buburnya enak kok, Queen. Tadi Abang udah coba." Garha meyakinkan Ily agar mau makan.
"Mereka benar Sayang, kamu harus makan bubur!" Aryan juga berusaha meyakinkan Ily.
"Tapi Pa---"
"Buburnya udah siap. Ily harus makan!" Bella membawa mangkok berisi bubur kemudian duduk di samping Ily. "Mulutnya dibuka Sayang," pinta Bella mengulurkan sesendok bubur ke mulut Ily yang tak kunjung terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible Brothers (TERBIT)
Genç Kurgu(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Hidup sebagai gadis panti asuhan selama bertahun-tahun telah Ily rasakan semenjak ibunya meninggal dunia. Sulit memang, tapi itulah kondisi yang harus Ily terima. Hingga suatu saat ada yang datang mengakui dirinya bahwa dia...