Sebenarnya, aku menunggumu
Hari-hari pun berlalu, tidak terasa sudah h-2 hari acara peresmian pergantian kandidat OSIS akan dilaksanakan.
Akhir-akhir ini aku jadi lebih sering pulang sore menunggu Jani yang sedang sibuk rapat OSIS. Padahal aku dan Jani tidak searah, Sebenarnya aku hanya ingin melihat ka Aziz entah sedang berlatih basket atau bersama teman-teman OSIS nya. Aku tidak menggubris perintah Nova untuk tidak suka lagi dengan kak Azis karena alasan yang diberikan tidak jelas. Dan saat ku tanya Jani tidak ada masalah apapun dan yang terlihat ada masalah itu seperti Jani dan Nova yang sekarang tidak saling menyapa.
Hari ini juga aku tidak langsung pulang tapi bukan menunggu Jani melainkan menunggu Nova pulang ekstrakulikuler, katanya hari ini dia ingin menginap di rumahku karena dia takut di rumah sedang tidak ada siapa-siapa. Sebab, orang tua nya sedang ada urusan keluar kota.
Aku menunggu di bawah pohon sambil membaca rentetan curahan hati yang ku untai dalam setiap bait di buku diary sambil sesekali melihat permainan futsal Nova.
Nova jago sekali main futsalnya pantas saja dia didaulat menjati ketua tim futsal.
.
.
.
"Sendirian aja Ros ?" Tanya seseorang yang langsung mengalihkan perhatianku dari buku diary.Menoleh ke belakang "Eh ia ka Azis," jawabku dengan suara goyah terlebih lagi kak Azis datang menghampiriku yang membuat jantung berdetak tidak karuan dan dengan reflek langsung ku tutup buku diary.
Duduk di sebelahku "Kamu nunggu siapa? Kan hari ini Jani sedang tidak ada rapat OSIS, terus juga kayaknya dia udah pulang." Ucapnya memberitahu.
"Dia?.....Jani.. oh itu aku nunggu Nova temen aku kak," Jawabku sambil membetulkan posisi duduk.
"Oh jadi kamu itu suka nunggu ya?" tanya Azis
Sebenarnya, aku menunggumu kak hanya saja kakak tidak tahu.
"Ah kakak bisa aja, kok kakak juga belum pulang?"
"Tadi ada tambahan belajar Ros."
"Sela kak panggilannya." Pintaku
Menganggukkan kepala "kenapa? bagus tau Ros itu. Kakak panggil kamu Ros aja deh."
Demi neptunus, jantungku berdetak 10 kali lebih cepat dari biasanya.
"Eemh bole--" ucapanku terpotong.
"Kak duluan!!" ucap Nova yang tiba-tiba berdiri di sampingku, entah sejak kapan dia ada disini dan langsung menarikku pergi.
"Duluan ya kak." ucapku sambil berjalan karena ditarik oleh Nova.
"Oh ia," Jawab Azis sambil melirik ke arah kanan.
"Ros@#/@*;#@!!" teriak Azis, namun aku tidak tahu apa yang dibicarakannya karena Nova terus saja menarik tanganku untuk berlalu pergi.
------------------------
"kamu apa - apaan si Nov tadi kan aku lagi bicara sama ka Azis." Ucapku sambil mencoba melepaskan genggaman Nova.
"Kan lu disitu lagi nunggu gue, gue udah selesai, mangkanya ngajak balik lagian gue laper nih."
"ya tapi gak gitu juga Nov, kapan lagi kan aku bisa bicara dengan kak Azis." Mengerucutkan bibir.
"Maaf-maaf deh kalo gitu, gue traktir makan deh." ucap Nova sambil merayu.
"Udah gausah, makan di rumah aja gak mood juga gara - gara tadi !" Jawabku ketus
"Kalo capcin gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR (HIATUS)
Teen FictionCeritanya memang mainstream, tapi apa salahnya jika di buka lalu di baca. Barangkali, suka. Semua berawal dari tanggal 21 september, ketika Sela mengetahui bahwa sahabatnya sendiri berpacaran dengan kakak kelas yang dia sukai. Sejak itulah Sel...