Bel berbunyi kencang di lingkungan sekolah, menandakan kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai. Tapi, murid yang satu ini tak kunjung datang hingga di waktu jam sekolah berakhir. Benar saja lagi-lagi orang yang ditunggu tidak datang.
Lagi-lagi tidak masuk!
***
Selasa, 2-Oktober-2012Hari ini aku masih diantar oleh kak Obi berangkat sekolah, hanya saja datangnya lebih siang untuk menghindari pamandangan yang bisa buat mood tidak baik. Tapi karena terlalu siang akhirnya terlambat.
'Tok-tok-tok'
Permisi, maaf bu saya boleh masuk? Ucapku pada ibu Nia sambil mengatur nafas akibat berlari di sepanjang koridor.
"Masuk!" ucapnya sambil melihat arloji sekilas.
"Terima kasih bu," Ucapku lagi sambil menuju kursi ku yang di belakang. Kulihat dari kejauhan ternyata orang yang dicari dari kemarin sudah bertengger manis di kursinya. Seketika jantung ku berdetak lebih cepat terlebih lagi ketika dia yang melihatku balik.
Aku tidak bisa mengalihkan diri untuk tidak melihatnya, dengan sedikit-sedikit mencuri pandang hingga aktivitas ku terhenti saat suara melengking menggema di dalam kelas.
Itu yang di belakang kenapa?
Terlonjak atas suara barusan langsung membuatku membenarkan posisi duduk.
"Rosela, kenapa kamu tidak memperhatikan saya?" ucap bu Nia yang membuat seisi kelas menoleh ke arahku.
"Ah iii..tu bu" ucapku gagap.
"Itu apa, coba tolong lanjutkan penyelesaian soal ini di depan!" ucap bu Nia lagi sambil menadahkan spidol.
Ya Tuhan ini gimana, aku gak ngerti apa yang dijelasin bu Nia barusan.
"Yang di..di depan itu bu?" Tanyaku ragu untuk memastikan.
"Ya!"
"Ma..maaf bu say-" belum genap menyelesaikan kalimat, tiba-tiba Ziyan mengacungkan tangannya dan berkata "maaf bu, Rosela tidak salah." yang langsung membuatku menoleh menatapnya dengan intens.
"Maksudnya?" Jawab ibu Nia.
"Tadi saya mengambil pulpen dia diam-diam, karena saya tidak bawa. Mungkin, dia mau bertanya hanya malu bu jadinya cuman liatin saya saja bu." jawab Ziyan berbohong.
"Benar begitu Rosela?" tanya bu Nia lagi untuk memastikan.
"Ia bu" kujawab setelah melihat Ziyan yang memberikan isyarat anggukan.
"Yasudah, karena ini ulahmu tolong lanjutkan soal ini." titah bu Nia. Dengan lugasnya Ziyan maju ke depan dan menyelesaikan soal yang ada di papan tulia tanpa ragu.
"Benar ini jawabannya, silahkan kamu boleh duduk." ucap bu Nia dengan nada yang lebih rendah dari sebelumnya "Baik anak-anak pertemuan hari ini cukup, jangan lupa lanjutkan soal berikutnya di rumah kalau kalian kurang mengerti bisa tanya ke Ziyan, Selamat siang." Lanjut bu Nia sambil berlalu pergi.Suara hening pun berubah menjadi gaduh, karena setelah pelajaran ini adalah pelajaran olahraga. Olahraga adalah salah satu pelajaran yang disukai oleh seluruh murid kelas ini,murid yang ada di sekolah ini, tepatnya semua murid yang ada di dunia pasti merasa senang jika masuk dalam pelajaran olahraga. Karena olahraga adalah satu-satunya pelajaran di luar kelas dan juga bila dihitung-hitung, istirahat setelah pelajaran olahraga menjadi lebih lama bukan. Meskipun aku payah dalam setiap kegiatan yang berbau olahraga.
.
.
.
.
.
.
.
."Seperti janji minggu lalu, sekarang masuk materi basket. Ibu akan memberikan contoh beberapa gaya, kemudian ibu akan beri kalian waktu 30 menit untuk latihan setelah itu praktek langsung." ucap ibu Asri selaku guru olahraga.
Percumalah latihan, nanti juga ujung-ujungnya kalau di depan bu Asri pasti diulang gerutu ku sendiri sambil melakukan dribble yang pasti salah secara tekhnis memainkannya.
'Pritt....pritttt'
Suara peluit berbunyi menandakan waktu latihan selesai dan sekarang waktunya untuk tes kemampuan. Tes pun berurut berdasarkan nomer absensi dan tentu saja aku diurutan menjelang terakhir.
"Pratama Ziyan Riyanto." panggil bu Asri. Sontak ku langsung tersadar dari lamunanku.
Ziyan dengan lincahnya memainkan bola mulai dari gaya ini dan itu hingga yang terakhir adalah memasukkan bola kedalam ring, dengan satu lemparan saja bola itu langsung masuk ke dalam ring, aku pikir dia mudah melakukannya karena didukung dengan badannya yang tinggi. Jika mau, bisa saja dia menjadi ketua tim basket yang baru menggantikan kak Azis. "Kak Azis" Ucapku menyebut namanya tanpa sadar namaku telah dipanggil.
"Rosela Fernandi."
"Roselaa!!" panggil ibu Asri yang membuatku langsung tersadar dari lamunan dan langsung berdiri dari tempat duduk antrian. Aku berdiri sambil memegang bola basket dengan kikuknya. aku tahu teman-teman memandangku remeh diiringi tawa, terutama Nova yang tertawanya sungguh kencang.
Oh, apakah aku selucu itu? Lala kamu bisa!! batinku menyemangati diri sendiri sambil melemparkan bola basket kedalam ring.
Bugkkk !!
Semuanya berputar kemudian gelap,gelap dan bertambah gelap.
***
Gimana nih ceritanya?
Masih geje atau tambah geje?
Jawab dong, biar aku tahu kaliab suka gak sama ceritanya?
mohon maaf jika dalam penulisan masih banyak yang salah, maklum masih dalam proses belajar😀
Terimakasih buat kalian yang sudah bersedia baca, ditunggu kritik dan sarannya ya❤
Krisan amal bagi anda, ilmu bagi saya
Salaam kenal chingu✋✋
Instagram : rosiliasan
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR (HIATUS)
Teen FictionCeritanya memang mainstream, tapi apa salahnya jika di buka lalu di baca. Barangkali, suka. Semua berawal dari tanggal 21 september, ketika Sela mengetahui bahwa sahabatnya sendiri berpacaran dengan kakak kelas yang dia sukai. Sejak itulah Sel...