"Assalamualaikum." Seruku seraya masuk kedalam rumah dengan baju yang sedikit basah dan pastinya perasaan cemas."Waalaikum salam, Sudah pulang gimana tadi seru gak acaranya ?" Tanya bunda sambil berdecak pinggang.
"Acaraa?" Jawabku bingung.
"Tadi bunda telpon Nova, abisnya kamu ditelpon gak diangkat-angkat dan ternyata kamu gak bawa handphone kan ?"
"Oh ketinggalan."
"Lain kali, kalau pengen pergi bilang dulu biar bunda gak khawatir kayak tadi " jawab Revan--Ayah ku-- yang langsung menyambar dalam percakapan. "Memangnya kamu abis dari mana ?"
"Ayah ! sudah pulaang" dalam hati.
"Ini yah, si Jani temennya Lala abis di lantik jadi wakil ketua OSIS gitu katanya, mangkanya mereka lagi ngerayain semacem keberhasilan gitu" Jelas bunda yang sudah menurunkan tangannya di pinggang.
"Oh Jani yang rada bule itu yang suka kesini, wah hebat sekali dia."
Ia, dia memang hebat yah
"Cepat mandi ganti baju abis itu kita pergi ?" Titah bunda.
"Pergi kemana bun ?"
"Jemput kakak kamu." Jawab bunda.
Bukannya lusa kakak pulangnya ?"
"Sekarang." jawab ayah ku
"Ooh." Ku jawab sambil menganggukkan kepala dan pergi munuju kamar. Setelah sampai di ambang pintu, ingatan ku kembali ke peristiwa yang telah terjadi hari ini.
Kenapa kenapa kayak gini, memangnya aku salah apa sama Jani sampai dia berbuat begitu dan Nova ! Kuhempaskan seluruh tangisanku di bawah bantal sambil memeluk boneka Pororo kesayanganku.
'Udahlah gausah ditangisin lagi gak ngefek juga' Tiba - tiba akulangsung teringat ucapannya Ziyan.
Zii..yaaan... ! bener juga si kata dia gak penting juga nangisin mereka toh dengan nangis juga gak bisa ngebalikin keadaan. Tapi, dia kan cuma ngomong ya gampang yang ngerasain kan orang lain gak segampang ngebalikin telapak tangan apalagi soal yang sensitif kayak gini
'Dret..dreett' pikiran ku buyar ketika getaran handphone berbunyi.
Setelah mengecek handphone aku menghentikan tangisan dan langsung bergegas ke kamar mandi bukannya mau mengabaikan pesan dari Nova tapi keadaanya sekarang sedang tidak tepat jika harus membahas soal yang semacam ini."Ayah emangnya ada acara apa di kantor sampai keluarga juga diundang ?" Tanya Bunda membuka pembicaraan di dalam mobil
"Ulang tahun kantor." jawab singkat ayah
"Gak biasa nya keluarga pegawai juga diundang ?"
"Ia acaranya lagi digede - gedein, Sekalian mau memperkenalkan anaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR (HIATUS)
Teen FictionCeritanya memang mainstream, tapi apa salahnya jika di buka lalu di baca. Barangkali, suka. Semua berawal dari tanggal 21 september, ketika Sela mengetahui bahwa sahabatnya sendiri berpacaran dengan kakak kelas yang dia sukai. Sejak itulah Sel...