01:27 AM
Terus mencoba untuk memejamkan mata berkali-kali tapi, tetap saja tidak mau tidur, meskipun sudah dipaksakan merem tetap saja tidak lama kemudian pasti membuka mata.
Duh aku kenapa si ? tanyaku pada diri sendiri meskipun aku tahu apa penyebabnya.
Oh ayolah, itu cuma SMS !! sambil menarik selimut sampai pucuk kepala.
Dibales gak ya? kalau gak dibales nanti disangka sombong ucapku lagi dan langsung menurunkankan selimut kembali dan bergegas mengambil handphone.
Tapi harus bales apa ?
____Author POV
Menaiki anak tangga sambil diikuti lari kecil menuju kamarnya. 'Kreek' suara pintu terbuka dan langsung disambut kehadiran lelaki paruh baya yang biasa dipanggil papah olehnya.
"Papah, apa yang kau lakukan dis-" Ucapnya terpotong ketika melihat gitar kesayangannya sudah hancur.
Saling menatap
Berjalan menghampiri anaknya "Ziyan ! sudah papah katakan jangan main-main dengan papah."
Memicingkan mata "Salahku dimana lagi sekarang ? Ziyan sudah menuruti semua kemauan papah."
Tersenyum remeh "Lalu kenapa ada surat peringatan dari sekolah hah !" Ucap Zaend--ayah Ziyan-- sambil melemparkan kertas yang sudah tidak berbentuk lagi "Kalau kamu sudah tidak suka lagi belajar di sini, besok kamu papah kirimkan ke tempat kakakmu."
"Kenapa pah ?" Tanya Ziyan lirih.
Menghentikan langkah yang sudah berjalan dua langkah menjauh dari Ziyan "Kenapa apanya ?"
"Kenapa papah begini ? kenapa semua harus mengikuti kemaun papah sendiri tanpa memikirkan perasaan Ziyan."
"Ini semua demi masa depan kamu, memangnya kamu pikir papah kerja banting tulang buat siapa hah ! kalau bukan buat kalian berdua."
"Bukan, ini demi mamah. Papah berusaha agar mamah menyesal kan meninggalkan kita." Sontak jawaban Ziyan malah membuat ayahnya itu naik pitam.
"Sekali lagi kamu sebut nama itu !"
Drett...
Drett...
Ucapan Zaend terhenti ketika suara getaran handphone Ziyan berbunyi
Menengadahkan tangan "Kemarikan handphone mu !"
Prank
Dibantinglah benda persegi empat itu hingga hancur "Jika dalam seminggu ini kamu masuk sekolah tanpa bolos, akan papah belikan yang baru." Ucap Zaend sambil berlalu pergi.
_____
Jam menunjukkan pukul 09.41 tapi gadis dengan rambut panjang ini sepertinya enggan untuk terjaga dari tidurnya.
" Yaampun, anak perawan jam gini belum bangun ! Lala! Lala bangun atuh neng ih udah siang juga." Oceh Ferna sambil menggoyangkan tubuh anaknya tersebut.
"Eemmmhh." Erang Sela sambil membuka sedikit matanya.
"Bangun! mandi ! sarapan ! terus cuci sepatu ! " Titah bunda.
"Aku udah nyuci sepatu kemarin sore bun." Ucap sela sambil menarik selimutnya kembali karena keadaan sedang dingin, maklum saja karena sedang hujan turun dengan derasnya.
"Oh yaudah kalau begitu lanjut lagi saja tidurnya." Ucap bunda sela dan keluar dari kamar putrinya.
Setelah bundanya keluar, sela langsung mencari dan mengecek handphonenya.
Gadibales ! ya, yaudah siapa yang ngarep juga." Ucap Sela pada dirinya sendiri dan langsung mendudukkan diri.
"Harusnya gausah dibales dari semalem juga." Ucapnya lagi sambil meniup rambut yang ada di depan wajah. "Eh tunggu dulu, dia dapet nomer ku dari siapa coba ? Kok baru kepikiran."
Hari minggu pun dilalui sela hanya dengan berdiam diri di kamar dengan perasaan campur aduk, dia tidak tahu apa yang dirasakan hanya saja sejak Ziyan memerhatikannya di depan pintu dan menghilang cukup menyita pikiran Sela dan juga menghilangkan ingatan tentang Azis jangankan untuk mengingat wajah Azis, mengingat kejadian antara Azis dan Jani pun Sela seperti sudah lupa.
***
Jeng jeng, gimana menurut kalian ?
Masih nyambung gasih, lebay gak atau geje dah ceritanya ?
Kasih tau dong, pliss oh ya mohon maaf jika dalam penulisan maasih banyak yang salah dan typo nya lagi huhu
Terimakasih buat kalian yang sudah baca, jangan lupa tinggalkan jejak supaya aku tahu kalian nyata dihidupku hmm apasi wkakaz
Ditunggu votenya jika kalian suka, tapi kalau tidak suka mau vote ga monggo, tapi tidak menerima vote tanpa membaca sebelumnya😂
Kritik dan saran amal bagi anda, ilmu bagi saya❤
Love you readers😘
Semoga sehat selalu amiiin
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR (HIATUS)
Teen FictionCeritanya memang mainstream, tapi apa salahnya jika di buka lalu di baca. Barangkali, suka. Semua berawal dari tanggal 21 september, ketika Sela mengetahui bahwa sahabatnya sendiri berpacaran dengan kakak kelas yang dia sukai. Sejak itulah Sel...