8

653 5 1
                                    

Setelah pulang dari Rumah Erika, Aku langsung membersihkan diri dan Bergegas ke Meja makan Bergabung bersama papa dan mama.

"Gimana ketemuannya tadi?" Tanya mama saat setelah aku duduk disampingnya

"Cuman jadi biro jodohnya tante Ningsih doang" ucapku ketus dan mengambil piring

"Maksudnya?" Tanya mama bingung

"Iya jadi gini..." mulailah kuceritakan kejadian Disekolah hingga dicafe tadi.

"Wah bagus ya pa ya, Mudah mudahan Tante Ningsih berjodoh dengan Pak gurunya Mei" .

"Amin" Papa mengaminkan.

"Jangan sampai Ya Allah" Ucapku dengan Gaya Orang Terdzalimi

"Loh kok jangan?, kamu gak mau jadi tante?" Tanya Papa .  Aku menggelengkan kepala

"Nggak, masalahnya aku ada taruhan Pa, Ma lagian Kan tante Ningsih belum hamil juga"

Jika saja ucapan Papa benar, bisa bisa aku jadi pembantunya Wahyu. Aku benar benar tidak bisa membayangkannya.

"Taruhan apa?, iya tapikan  suatu saat kamu juga bakal jadi tantekan mei" Tanya mama menggoda aku hanya mengedikan bahu acuh

"Jadi gini Tadi sewaktu di Cafe..." dan mengalirlah lagi ceritaku tentang perjanjianku dengan si Wahyu itu.

"Mama sih terserah kamu aja, Tapi sebisa mungkin kamu jaga diri kamu"

"Yang bener ma? Tapi kan kami belum sepakat " jelasku

"Iya" Mama mengangguki

"Atas dasar apa mama ngebolehin Meisa Tinggal Apartemen Orang?" Tanya papa

"Papa Itu harus sadar diri dong, Kita ini Sering keluar Kota, Sering Sibuk Pagi sampai Malam. Terus Meisa gak punya temen , Gak ada yang ngejaga" Jelas Mama Panjang Lebar

"Iya memang, Tapi apa Meisa bisa jaga diri?" Tanya papa

"Bisalah Pa, lagian ya Meisa gak mungkin berani Melanggar aturan papa sama mama bisa jadi peyek meisa kalo ngelanggar" Jawabku dan Papa dan mama Tertawa

"Papa percaya aja sama Meisa" Jelas mama meyakinkan papa hanya mengangguk pasrah

"Udah ya, si Om-om nya jangan dibahas melulu , entar keselek Sendok pas lagi makan dia kan repot " Lucon ku dan lagi lagi papa dan mama tertawa

"Udah udah ayo makan dulu" perintah mama dan kami memulai aktivitas kami.

Selesai makan aku menuju kekamarku dan Menyalakan Laptopku dan melanjutkan menonton drama korea yang sempat terhenti

"Aduuh sosweetnya" Gumamku sambil menggigit jari jari tanganku

Rasanya indah apabila percintaan yang nyata seperti Film yang sedang kutonton ini. Tapi sayang ini hanyalah film bukan nyata. Dan lagian mana mungkin juga Alex seperti ini. Dan bisa saja sih Alex seperti ini hanya saja aku tidak ingin wanitanya adalah aku.

Bagaimanapun juga aku adalah wanita pada umumnya yang menginginkan prianya yang sangat Perhatian dan sayang tapi gak lebay seperti Alex. Menurutku dia keterlaluan sayang denganku. Berbicara tentang Alex aku jadi ingat Sore tadi saat aku bersamanya Dirumah Erika, terlihat sekali Erika yang Begitu Cari perhatian kepada Alex tapi sayangnya Alex masih menjaga perasaanku.

Saat asik menonton film ponselku tiba tiba bergetar menandakan , Ada panggilan masuk. Cepat-cepat kuraih ponsel yang terletak disampingku, barangkali Mila atau Lili yang memanggilku. Namun sayang saat kulihat yanng tertela di pinselku adalah Nomor baru. Siapa?

"Hallo"

"Meisa?" Tanya seorang laki laki

Sumpah suaranya bikin jatuh cinta.

"Iya, siapa yah?" Tanyaku penasaran

"Aku wahyu, bisa ketemu gak?"

Astgfirullah, ralat aku gak jatuh cinta sama suaranya

"Om maaf, maaf banget aku bukan cabe keriting yang keluar malem"  ujarku ketus lalu memutus telfonya sepihak .

Aku heran benar-benar heran dengan pemikiran Si mahluk sableng itu. Bagaimana bisa dia berpikiran untuk mengajak anak SMA keluar malam malam? . Barangkali kepalanya sudah terbentur truk tronton tadi.
Setelah itu Kuletakan ponselku disampingku dan hendak menonton kembali film yang sempat terhenti, bukan apanya aku sedikit dongkol dengannya. Ketika sedang asik-asik menonton Film tepat di adegan Kiss  namun ada yang mengganggu , jelas moodku hilang.  Belum sempat melanjutkan , Ponselku berdering kembali dan dengan kasar kugeser tombol merah ke tombol hijau

"Apasih om?" Kataku setelah mengangkat Telfonya

"Saya kerumah kamu?"  Jelasnya Yang membuatku naik darah.

Dia pikir aku anak kos-kosan yang bisa membawa Pria yang bukan siapa-siapa , dia pikir aku sebatang kara tanpa orang tuam sungguh pemikiran yang gak berlogika.

"Hallo" ucapnya

"Maaf om Meisa Mahardika gak bisa keluar malam, mau perawatan dulu Assalamualaikum" Tutupku lalu mematikan ponselku . Aku benar-benar tidak suka Di Kejar-kejar seperti ini. Rasanya seperti ingin membom atom Wahyu sekarang juga

Sekarang aku benar-bnar tidak berniat untuk menonton kembali Film tersebut. Demi apapun Moodku hilang. Dan aku beranjak kekamar mandi untuk gosok gigi setelah itu mengambil Air wudhu dan melakukan kewajibanku sebagai umat Muslim

Setelah selesai sholat, Aku langsung membuka mukenahku dan menyimpanya. Setelah itu aku beranjak Tidur, menenangkan pikiranku dan Mengistirahatkan Badanku

Ceritanya ngawur lagi. Nggak tau deh gimana endingnya belum nemu yang pas huaaaaaa 😂. Ini endingnya gak jelas banget

OM DAN TANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang