13

405 3 0
                                    

Baru kali ini aku bangun sepagi ini, biasanya aku bangun jam setengah enam dan sekarang baru jam lima aku sudah berkutat didapur .

"Jadi seperti ini rasanya jadi babu? Aku tidak habis pikir seribet ini"
Aku bermonolog didepan Kompor.
saat ini aku ingin memasak ayam goreng dan ikan pari tumis

Aku menoleh kebelakang, saat si Manusia datar berdehem. siapa lagi kalau bukan Wahyu. Dengan wajah seribu datarnya. Dan sejuta sifat angkuhnya

"Eh Om wahyu udah bangun" Sapaku yang sok manis

"Kamu masak apa?" Tanyanya

"Entar Om juga tau aku masak apa, udah deh mending om itu Nunggu disitu tuh" tunjuku di pojokkan dekat dengan Pintu menuju Toilet

"Kamu suruh saya di pojokan?" Tanyanya tak menyangka

"Iya, biar kayak setan gitu" ucapku lalu tertawa , kulirik Om sekilas melihat ekspresinya Datar datar saja .

"Jangan lirik lirik gitu nanti kamu tertarik"

"Siapa?" Tanyaku bingung

"Kamu"

"Nggak, Ke Geeran Banget sih Om" Ucapku lalu fokus memasak .

Setengah jam Selesai Masak ahkirnya masakanku Selesai Juga. Kusajikan masakanku diatas meja makan dan menyuruh Wahyu untuk Menikmatinya .

"Om makan aja dulu aku mau mandi, takut terlambat" titahku lalu menuju kedalam kamar mandi .

Aku bersenandung kecil dan Sesekali memikirkan masa depanku yang entah akan bagaimana kedepannya.
Memikirkan Alex akankah dia yang menjadi Pendampingku kelak? Jika iya aku tidak bisa membayangkan se-Lebay apa dia bahkan se-Alay apa dia kelak. Dan Jika boleh Memilih aku lebih memilih Sendiri ketimbang bersama Alex. Bagaimana'pun juga aku Ingin mempunyai Pasangan yang dewasa Dan Kalem pembawaanya gak yang petakilan seperti Alex.

"Apa kamu akan menghabiskan Waktu hanya untuk membersihkan diri?"
Sepertinya itu teriakan wahyu, Dan Ah aku sampai lupa aku terlalu lama Didalam kamar mandi.

"Iya bentar Om, kalau om mau berangkat kerja om duluan aja Mei Naik motor"

Hening...

Tidak ada jawaban darinya, mungkin saja wahuu sudah berangkat kerja.

Aku memang seperti ini, mandi dengan waktu yang sangat Lama dan bersenandung kecil. Bagiku kebersihan badan itu harus dan sangat penting bagi siapapun. Tidak mungkinkan Kita berdekatan dengan seseorang , berbincang dan bahkan makan bersama namun Kita membawa aroma yang tidak sedap? Itu sangat memalukan

Kumasukan satu persatu buku kedalam tas berwarna Biru Tosca yang setiap hari ku bawa kesekolah. Entah demi apapun aku adalah salah satu dari mereka yang menyayangi ataupun menyimpan barang yang sangat ku anggap bagus. Seperti Tas yang ku kenakan sekarang meski kedaanya sungguh memiriskan namun aku tetap menyukainya, Memiliki banyak arti dan kenangan didalamnya .

Ahkirnya semuanya sudah selesai, memakai Seragam sekolah Ceklis,
sepatu kekinian Ceklis,
buku-buku sudah masuk ke dalam tas Ceklis
Rambut wangi Ceklis
Dan sekarang Aku siap berangkat sekolah
Bismillah

Aku berjalan bersemangat Menuju ke basement. Pagi ini aku harus benar-benar Menjadi Figur yang sangat bersemangat menjadi siswa, demi masa depan Semuanya harus dilakukan dengan senyuman.

...

"Sayang, kamu kenapa nggak ngabarin aku?" Tanya Alex yang sudah berada di sampingku. Aku menghela nafas malas kemudian menoleh kearahnya

"Aduh Lex Gue sibuk gak semua waktu gue perioritaskan buat lo" Ucapku sedikit tenang

"Tapi'kan apa susahnya? Untuk sekedar Memberi Pesan atau apalah itu agar aku tidak khawatir"

"Oh jadi lo merasa keberatan nghawatirin gue?" Tanyaku sakartis , Matanya sendu pandangannya meneduh.

"Tidak, Tidak sama sekali Mei, cuman aku merasa kamu itu gak sayang sama aku" sangkalnya

Semua laki-laki sama menurutku. Cukup Untukku percaya pada laki-laki selain ayahku. Aku sudah merasa bodoh pernah percaya pada laki-laki yang Memanipulasi mencintaiku. Dan sekarang Alex? Apa yang dia lakukan? Jelas semua Ku anggap Tabu. Aku tidak suka basa-basi busuk , aku tidak suka Ucapan ucapannya yang begitu manis namun aku yakin pada ahkirnya itu akan menjadi hambar. Dan yah, katakan aku Masih terauma pada masalaluku

"Firasat lo doang, dan please gue mohon jangan terlalu baper dalam hubungan ini. Gue gak mau ujung-ujungnya terluka" jelasku

"Aku janji gak akan bikin kamu terluka" Ucapnya semangat dan penuh gairah

"Gue gak suka janji dan please jangan membuktikan semuanya"

"Kenapa?" Tanyanya bingung . Aku mencoba menarik nafas dan menghembuskannya Gusar. Mencoba memperbaiki Posisi duduku di kursi kayu , kursi taman ini.

"Gue..." aku menggantung kalimat berikutnya , sumpah demi Kumis iis dahlia atau'pun otot otot Ade ray atau sekalipun demi Adele. Aku tidak mampu menyakiti perasaan Alex tapi aku lebih tidak mampu dengan perasaan Palsu ini.
Kulirik sekilas wajahnya,





OM DAN TANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang