12

439 4 0
                                    

Malam ini dengan terpaksa dan Setengah hati Aku datang ke Apartemen Abadi. Setelah masuk kedalam gedung yang cukup besar bahkan sangat besar ini aku langsung menuju Lift dan menekan tombol 06 dimana Apartemen Wahyu berada.

Tidak lama Lift terbuka dan aku langsung berjalan menyusuri lorong di gedung ini dan Mencari Ruangan Bernomor enam.
Ahkirnya aku menenmukannya juga. Ku tekan Bell yang bertengger di sudut pintu sambil memainkan ponselku.

Malam ini aku benar-benar keberatan. Membawa Tas Ransel berisi laptop dan seluruh pakaianku beserta Alat Make up ku. Yah, Aku adalah salah satu ABG yang doyan Dengan make Up tapi tidak begitu sangat menggilai mungkin hanya untuk memanipulasi wajahku yang kata orang orang sedikit baby face.  Sungguh aku lebih suka terlihat dewasa ketimbang menjadi anak- anak

Cukup lama Aku menunggu didepan pintu, rasanya aku tidak mungkin salah masuk keapartemen Orang lain. Jelas-jelas terlihat Di Alamat yang diberikan Wahyu siang tadi.

Kutekan Bel hingga Emosiku mulai menaik. Dan detik berikutnya Wahyu membuka pintunya dan menampilkan wajahnya yang sedikit basah. Entah selesai mandikah ataupun Sholat aku tidak tau atau habis nyemplung di kobokan aku'pun tidak tahu.

"Masuk" Ucapnya dan Berjalan Terlebih dahulu , aku mengikutinya dari belakang.

Kuamati seluruh ruangan yang ada disini. Cukup luas , bahkan sangat luas. Ada tiga ruangan disini. Mungkin saja yang dua ruangan adalah kamar dan yang satunya lagi adalah gudang.

Tanpa basa-basi aku langsung duduk di sofa dan diikuti Wahyu duduk disebelahku.

"Kamarku mana om?" Tanyaku setelah selesai meletakan Ranselku di ssampingku

"Kamu tidur di sebelah saya" aku membelalakan mata mendengar ucapannya . Dia pikir aku ini PSK apa

Tidur disebelahnya? Dasar om-om perut buncit. Tapi perutnya nggak buncit sih

"Om nyari kesempatan dalam kesempitan ya?" Tanyaku dia menggeleng pelan.

"Terus? Kenapa aku disuruh Tidur sama om?, udah deh Om kalau om nyari jalang om bisa nyari yang lebih cantik, meisa Bukan tipikal cewek seperti itu" cerocos ku

"Dan satu lagi, Meisa bukan jalang dan jangan Remehkan Meisa. Meisa tau Kalau Meisa ini Cuman anak Ingusan yang gak tau apa-apa tap... mmm" belum sempat melanjutian kalimatku , Tiba-tiba Wahyu membekap mulutku dengan Tangannya

Kurang ajar, orang lagi Pidato di ganggu.

"Dengar, Saya nggak mungkin perkosa kamu , saya sudah pernah bilangkan saya gak suka cewek ingusan kayak kamu. Dan saya itu nggak tertarik sama kamu , apalagi perkosa sama kamu , mungkin kamu yang mimpi Untuk saya melakukan itu" Jelasnya

Aku tidak mengidahkan Omongannya, aku terus berusaha melepaskan tangannya yang membekap mulutku. Benar-benar menyebalkan.

"Saya akan lepaskan tangan saya, asalkan Kamu janji jangan Banyak bicara sebelum mendengar ucapan saya, paham?" Tanyanya aku mengangguk antusias dan setelah itu dia membuka bekapannya dan aku Dengan cepat-cepat menghirup udara segar.

Kampreet kamprett

"Kamar kamu ada di sebelah kamar saya, dan setelah kamu membereskan Rongsokan yang kamu bawa kamu langsung Bikinin saya kopi" ucapnya tanpa jeda .

"Ini bukan rongsokan Om, ini barang-barang aku" Ucapku tak terima .

"Terserah, saya tunggu kamu di Meja kerja saya" ucapnya lalu melenggang pergi .

Boleh gak sih kutuk manusia jadi upil? Kalau boleh wahyu pengen aku kutuk jadi upil

Dengan langkah sedikit dongkol, aku menuju ke kamar dan meletakan barang-barangku , setelah iti aku menuju meja pantry dan membuatkan kopi untuknya.

Selesai membuatkan kopi aku langsung menuju meja kerjanya dengan perasaan yang benar-benar kesal

"Nih" Ucapku bersamaan meletakan Kopi diatas meja kerjanya

"Terimakasih" ucapnya dan kemudian hendak menyesap kopinya

"Itu masih panas, nanti bibir Om bisa ndower" Cegahku

"Iya saya tau" ucapnya lalu meniup pelan kopinya dan menyesapnya perlahan-lahan

Dari pada melihat pemandangan yang unfaedah , lebih baik aku melenggang pergi dan melanjutkan Menonton filmku dikamar

"Mau kemana?" Tanyanya. Sontak aku berbalik

"Ke kamar, emang kenapa?" Tanyaku kembali

"Temenin saya ngopi"

"Nggak mau, Situ mah kalau mau ngopi-ngopi aja"  ujarku lalu dengan cepat menuju ke kamar dan melanjutkan aktivitas menontonku.

Lagi-lagi belum sempat aku membuka laptop dering ponsel menggangguku. Kemarin wahyu sekarang siapa lagi?
Cepat-cepat ku ambil ponsel diatas meja nakas dan melihat nama yang tertetera di layar ponselku Alex Ibrahim
Dengan malas aku mengangkat telfonya

"Hmmm" jawabku malas

"Kamu dimana?" Tanyanya

"Dirumah"

"Bohong, tadi Bi ijah bilang selesai sholat maghrib kamu pergi gak tau kemana"

"Gue dirumah temen, udah ya gue mau lanjut nonton"

"Eh, jangan dulu dong sayang. Kamu dirumah temen kamu siapa?"

"Penting ya?, gue dirumah Temen ..." ucapku sembari berpikir. Masalahnya jika aku bilang aku dirumahnya mila ataupun Lili pasti Alex Bergegas menemuiku.

"Temen kamu siapa?"  Tanyanya lagi

"Gue dirumahnya Erika, ya gue dirumahnya erika" ucapku meyakinkan

"Ya udah aku kesana ya?"

"Jangan, kamu tau sendiri kan Orang tua Erika itu Gak Boleh Erika bawa Cowok kerumahnya malam-malam" Ucapku bohong

"Oh gitu ya, kalau gitu kamu jaga diri baik-baik jangan telat makan dan jangan tidur terlalu larut , aku mau main bliard sama temen aku bye sayang"  ucapnya lalu memutus telfonnya

Aku membuang nafas lega, sangat lega. Berbohong sedikit gak papalah.

"Jadi ini rumah erika?" Ucap Wahyu

Sejak kapan dia sudah ada di Belakangku?

"Eh Om, tadi ngomong apa ya?"

"Ini rumah Erika ya?" Tanyanya, aku tersenyum kikuk .

Mati ketahuan bohong

"Ng...nggak sih"

"Itu tadi siapa?" Tanyanya dan Duduk disampingku

"Emm, Alex pacar Mei"

"Oh, Jadi dia pacar kamu? Kenapa harus bohong?" Tanyanya

"Emm urusan aku sih , kenapa om kepo coba?"

"Masalahnya jika itu kedua orang tuamu apa kamu harus berbohong?"

"Meisa juga gak mungkin berbohong sama papa sama ibu ko... mm sama mama . Lagian Meisa juga udah Sms mereka sebelum Meisa kesini" Jelasku

"Baguslah, terus itu laptop untuk apa? Kamu jualan online?" Tanyanya , aku menggeleng

"Aku mau nonton film drama korea, om mau ikut?" Ajaku dia menggeleng lalu beranjak mengambil laptopku

"Eh, mau di bawa kemana laptopnya om?"

"Sudah malam, besok kamu sekolah dan saya gak mau kamu kesiangan membuatkan saya sarapan" Ucapnya lalu bergegas pergi dan membopong laptopku

Oh Ya Tuhan, gagal lagi Rencanaku untuk menonton Film Yang Kusuka.
Dan sekarang Aku lebih memilih tidur dan sebelumnya mematikan Lampu lalu beranjak tidur.

OM DAN TANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang