Daniel, Jaehwan dan maba lainnya sudah duduk rapi di aula indoor. Mereka sudah siap kena semprot, karena ini hari terakhir mereka ospek.
"Test" satu mahasiswa udah check sound dan siap buka gelaran terakhir ospek angkatan tahun ini. "Selamat siang, saya Yoon Jeonghan dari jurusan tata boga selaku ketua pelaksana ospek tahun ini".
Selesai Jeonghan memperkenalkan diri, semua yang kumpul di aula tepuk tangan. Mereka semangat. Iyalag hari terakhir udah gitu ketua pelaksanaannya gak galak tampangnya.
"Acara ini jadi acara terakhir ospek. Saya minta, kalian tutup mata" Jeonghan kasih arahan. Mukanya udah diserem-seremin tapi gak serem.
Dari seluruh maba, setengah langsung tutup mata, dan setengah lagi gak mempan. Karena muka Jeonghan malah lucu bukan serem.
"MEREM!" semua langsung merem, pas diteriakin. Bukan sama Jeonghan yang pasti. Kalo Jeonghan yang teriak, malah berdengung kuping yang denger.
"Untuk nama yang saya panggil, tolong naik ke atas panggung" pas Jeonghan ngomong gitu, semua maba langsung berdebar. Kaya pengumuman undian.
"Jung Jaehyun, Kim Doyoung, Kang Daniel........" Jaehwan terus panggil nama yang tertera di mc card. Sekitar 10 orang yang dipanggil untuk naik.
Setelah semua nama yang diapanggil naik, Jeonghan langsung ngakak ngeliat mc card tentang Daniel.
"Kang Daniel" Jaeonghan manggil, datar suaranya. "Ya?" Daniel gugup. Gak tau kenapa.
"Santai Niel, gak di cakar" Jeonghan tepuk punggung Daniel. "Di mc card, tertulis kalo kamu jurusan Manajemen? Betul?" Jeonghan kaget, mukanya sangar masuk manajemen.
"Betul kak" Daniel jawab sambil ngangguk. "Terus, ideal type Daniel dari mahasiswa Universitas Kejora adalah...." Jeonghan ngomongnya dilambatin biar tegang.
"Eh kak, itumah jangan disebut lah. Malu saya" Daniel ngomong gitu sambil buka mata. "Siapa yang suruh melek?" Jeonghan melotot, dan Daniel geleng-geleng terus tutup mata lagi.
"Oke, ideal type Kang Daniel adalah mahasiswa jurusan Manajemen adalah Kim Jisoo jurusan Kecantikan semseter 5" semua kaget.
Maba mainnya langsung Jisoo? Kating aja yang notabennya lebih kenal Jisoo, pada nyerah. Belum tau aja Daniel.
"Hehehe" Daniel cuma nyengir terus nutup mukanya malu.
.
.
.
.
.
.
.
"Niel, lo naik bus?" Jaehwan sama Daniel lagi siap-siap buat pulang. Ospek udah selesai dan mereka besok udah resmi jadi mahasiswa jurusan manajemen.
"Iyalah. 3 hari gini gak boleh bawa kendaraan pribadi. Mau naik apalagi" Daniel udah siap tinggal nungguin Jaehwan.
"Bareng ya. Mama gue gak mau kalo gak bareng lo" Jaehwan langsung jalan ninggalin Daniel.
"Geli amat nyokap lo Hwan. Kayanya dulu biasa aja dah" Daniel nyusul langkah Jaehwan yang lumayan udah jauh. Gak tau diri.
"Gitu-gitu juga gue sayang sama dia Niel" Jaehwan ngomong gitu sambil ngerangkul Daniel.
"Terserah" Daniel ngelepas rangkulan Jaehwan terus jalan ninggalin Jaehwan.
---------
"Ren" Irene yang lagi beres-beres nengok pas ada cowok manggil dia.
"Jinyoung? Kenapa?" Irene balik beres-beres lagi. Siap buat pulang ke rumah. Mau rebahan.
"Mau pulang?" Jinyoung nanya terus berdiri di depan Irene dan bantuin Irene buat masukkin peralatan desain-nya ke dalam tas.
"Iya. Lo gak pulang?" Irene udah selesai rapi-rapi karena dibantu sama Jinyoung.
Jinyoung senyum. "Pulang kok. Lo mau bareng?" Jinyoung berdiri tegak terus liatin Irene.
"Gak usah ah. Gue bawa mobil kok. Btw, makasih ya" Irene geleng-geleng terus berdiri lebih deket ke Jinyoung.
"Oh yaudah kalo gitu. Gue duluan ya. Hati-hati nyetirnya. Bye!" Jinyoung jalan mundur sambil lambaiin tangannya ke Irene terus lari pas udah agak jauh.
Irene senyum cerah. "Lucu banget lo Young. Sejak kapan lo jadi kaku? Pasti karena jadi panitia ospek deh" Irene ketawa ringan terus jalan ke parkiran.
.
.
.
.
.
.
"Hwan, gue mau ke kantin bentar ya. Haus. Lo tunggu di halte aja" Daniel jalan ke arah kantin. Deket parkiran sih, tapi lumayan masih jauh dari pintu gerbang.
"Haus tinggal beli di warung samping halte juga. Edan" Jaehwan ninggalin Daniel sesuai permintaan.
"Bu, mau pocari sweat yang 500ml ya" Irene ngerasa kurang cairan. Dia keringatan terus. Malah di kelasnya ac mati. Komplit.
"Nih teh" Ibu kantin ngasihin pesenan Irene terus ngambil uang yang dikasih Irene. "Makasih teh Irene". Irene senyum, "sama-sama bu. Saya duluan ya bu" Irene jalan ke parkiran.
"KAK!"
Buset. Aku ngetik apaan yak? Sumpah ini random banget. Wkwkwkwkwk. Maafkan aku readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepincut! ✩ Daniel×Irene [DISCONTINUED]
Fanfiction[DISCONTINUED] Siapa bilang umur jadi penghalang cinta? Say no more deh buat itu. Tapi, bencana dan kendala bakal selalu mengiri jalan kehidupan. Begitu juga kisah cinta mereka. ⚠️ Bahasa non-baku ⚠️ Cerita berbelit Start [051217]