16. Work

109 22 13
                                    

Hasil vote :

✔️ Plotnya slow kaya yang sekerang aku terapin+30 chapter (penambahan karakter)

Aku gak tau bakal habis di chapter berapa. Karena ini masih panjang banget. Idenya masih bercabang dan belum bisa aku simpulin bakal kaya gimana.

Doain aja, semoga cepet kelar dan bikin book baru. Yeaaaay. Wkwkwkwk















⚠️voment kalian sangat berharga untuk ceritaku🤗






Besoknya, tepatnya hari Selasa Daniel udah stay di rumah Irene dari jam 8 pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Besoknya, tepatnya hari Selasa Daniel udah stay di rumah Irene dari jam 8 pagi.

Sekarang jam udah nunjukkin pukul 10 pagi. Tapi Daniel belum ngapa-ngapain di rumah Irene. Karena Irenenya diem aja daritadi.

"Niel. Boleh gak kalo panggilan saya-kamu diganti jadi gue-lo? Rasanya canggung soalnya" Daniel bingung, kenapa Irene musti laporan?

"Ya terserah kakak aja" Daniel nyeruput susu vanila yang disuguhin Irene daritadi.

"Tapi lo juga dong. Biar akrab gitu" Irene juga ikut nyeruput susu vanilanya.

"Enggak ah. Ga kane" Daniel sok buang mukanya ke arah luar.

"Apasih gak kane. Hahaha. Ayolaaaah, plis yaaaa?" Irene memohon ke Daniel sampe tangan Daniel digoyang-goyang.

Cubet ya Allah. Sayangnya punya orang -Daniel

"Diusahakan" Daniel hela napas dan senyum setelah jawab permintaan Irene.

"Yeeeey. Harus pokoknya" Irene keliatan seneng gitu pas Daniel 'iya'in permintaannya.

"Btw, kan lo bilang izin hari Rabu sampe Jum'at ya, kenapa sekarang gak masuk?" Iya, Irene bingung. Sekarang kan Selasa tapi Daniel gak masuk.

"Beberapa orang ngasih info ke kaprodi sa--gue dan bilang kalo gue bakal jadi perwakilan model buat event anak tata busana, terus dikasih cuti gitu. Tapi bonus cuti, jadi cuti gue masih utuh" Daniel berusaha bener dah pokoknya buat ngomong gue-lo ke Irene.

"Oh gitu. Enak ya, bonus" Irene senyum terus mulai ngutak-ngatik laptopnya.

"Susah juga ya maksa ngomong gue-lo" Daniel goyang-goyangin bibirnya biar fleksibel dan lentur pas ngomong gue-lo.

"Santai. Biar makin deket Niel. Kalo saya-kamu kaku banget dan kesannya kita berjara" jawab Irene sambil tetep fokus ke Laptopnya.

Ya emang berjarak sih. Antara hati gue dan hati lo kak -Daniel.

"Lo ingetkan, kalo Kamis ada yang mau gue omongin" Irene nanya ke Daniel yang lagi sibuk muterin jari telunjuknya di bibir gelas. Yang ditanya cuma nangguk.

"Ini mungkin lo jadi yang pertama yang gue tawarin. Karena lo, orang baik pertama yang gue temuin untuk koleksi gue" Irene senyum terus muter laptopnya ke arah Daniel.

Kepincut! ✩ Daniel×Irene [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang