9. Langkah Awal

185 34 40
                                    

Ayoooo ramein lagi kaya chapter kemareeeeen.

Aku tunggu yaaaa.




















Aku tunggu yaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















Setelah Irene ngasih nomornya, Daniel langsung save dan buka aplikasi whatsapp-nya.

Irene😻

Kaaaak[delete]

Irene ku[delete]

Sayang[delete]

Daniel bingung mau nge-greet Irene kaya gimana. Kayanya dulu kalo mau chat cewek, dia malah gak mikir. Lah ini? Kok gugup sendiri.

"Vidcall ajalah" Tanpa babibu dan nunggu jadi babu, dia langsung klik tombol kamera sinetron di pojok kanan.
.

.

.

.

.

.

.

Irene masih sibuk nyelesain tugas makalahnya. Daritadi dia sibuk buka jurnal, search di internet dan lainnya.

Drrrrttt... drrrrttttt...

Pas lagi sibuk salin jurnal ke ms. Word, Irene langsung ngalihin fokus ke handphone-nya soalnya geternya gak berenti.

Seketika, matanya Irene melebar. Dia shock pas ada nomor gak dikenal tapi profil picture nya yang nunjukkin siapa itu orangnya bikin Irene makin melotot.

'Wagelaseh. Langsung vidcall ae nih bocah' - Irene

Irene langsung slide tombol hijau, dan langsung nampilin Daniel yang lagi nyengir.

'Halo kak' Daniel nyapa Irene di sebrang sana. Dadah-dadah gitu.

"Halo juga Niel. Kenapa nelfon?" Irene balesnya gak natap ke layar. Soalnya dia beresin laptop dan jurnal-nya juga.

'Gapapa. Saya ganggu ya?' Daniel ngomong gini, soalnya dia liat Irene lagi gedebak-gedebuk beresin laptop dan tumpukkan buku.

"Enggak. Ini baru kelar nugas kok" Irene udah mulai natap ke layar handphone. Yang bikin Daniel di seberang sana nyengir lebar.

Kepincut! ✩ Daniel×Irene [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang