[DISCONTINUED]
Siapa bilang umur jadi penghalang cinta? Say no more deh buat itu. Tapi, bencana dan kendala bakal selalu mengiri jalan kehidupan. Begitu juga kisah cinta mereka.
⚠️ Bahasa non-baku
⚠️ Cerita berbelit
Start [051217]
Aku tau, chapter kemaren ubsurd paraaaah. Apalagi ini ya ampun. Baca dulu deh yaaa.
⚠️vomentnya jangan lupa💋
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irene gak fokus selama dosennya ngejelasin materi hari itu. Pikiran dia kalang kabut.
Dia seneng, semua orang terima hubungan dia sama Jinyoung. Tapi cuma Daniel aja yang berubah di setiap perilakunya.
"Cukup dulu ya materi hari ini. Saya lagi ada urusan untuk daftar tempat praktek kalian"
Irene cuma natep dosennya kosong. Bahkan dari mulai jam materi sampe dosen itu keluar kelasnya.
Irene menghela napasnya kasar. Satu misi dia sekarang, bikin Daniel balik jadi orang yang ceria. Gak kaya tadi di mobilnya.
Sekalian juga minta tolong untuk bantu tugas juga. Lumayan. .
.
.
.
.
. "Niel"
Daniel yang lagi sibuk ngehapusin notif di handphone-nya langsung nengok pas ada yang manggil dia dari depan pintu.
"Saya?" Daniel nunjuk dirinya sendiri, terus ngeliatin sekeliling kelasnya. Kosong.
"Siapalagi kalo bukan kamu" orang itu masuk ke kelas Daniel terus jalan ke meja Daniel.
"Sabtu ada jadwal gak? Saya butuh kamu" orang itu langsung to the point tentang apa yang mau dia bicarain.
"Saya gak bisa maaf" Daniel bungkukin badannya dan jalan berniat ninggalin orang itu.
Belum ada 2 langkah, tangan Daniel dipegang orang itu. "Untuk ini aja Niel. Terserah deh ya kamu mau jaga jarak sama saya, mau marah sama saya. Itu terserah. Tapi plis, sekali ini" orang itu udah pegang kedua telapak tangan Daniel erat. Memohon biar Daniel mau bantu dia.
"Kak--"
"Gak perduli Niel kamu siapa saya. Tapi kamu itu orang baik buat saya. Jangan dengerin orang lain tentang kamu di hubungan saya. Saya butuh kamu, sebagai teman saya. Yang selalu membantu saya. Begitupun saya ke kamu" Orang itu terus memohon ke Daniel.
"Kak Irene. Dengerin dulu ya. Jangan dengerin omongan temen saya. Mereka juga bercanda. Lagian, siapa saya berani suka sama kakak. Saya pun seneng kakak bisa sama kak Jinyoung" Daniel senyum. Senyum miris yang lebih tepatnya.
"Kamu berhak suka sama siapa. Gak ada yang larang. Tapi, kondisi sekarang, kamu mencerminkan mulai ngejauhin saya. Saya gak masalah. Tapi tetep jadi Daniel yang dulu. Plis. Saya gak suka kamu diem kaya gini" Irene senyum terus mulai pergi ninggalin Daniel.