DELAPAN : Rumah

22 4 1
                                        

Bbrrrmmmm

Deru motor Rey yang terdengar mendekat membuat Mang Agus, pengurus kebun Alana menoleh.

Alana turun dari motor Rey dengan hati-hati.

"Bantuin, Rey! Susah tau!" Gerutunya saat kesulitan membuka helm.

Rey menunduk mencoba melepas kaitan helmnya menghapus jarak antar dirinya dan Alana.

"Eleuh, eleuh. Den Reynand jeung non Lana lamun rek ngapel nya atuh ulah  di depan Mamang. Kan jadi pengen."
Celetuk Mang Agus.

Alana yang hendak berbalik untul protes dihentikan oleh Rey. "Kalo lo nengok, entar gue kena helm nya, Gorilla!"

Alana memberenggut sebal. "Tauk, ah!"

"Tapi, Mang. Dirumah ada siapa?" Tanya Rey menunjuk deretan mobil di pekarangan.

"Tadi teh, cenah karabat bisnisna tuan besar datang."

Alana dan Rey mengangguk mengerti. "Yaudah, Al, gue balik ya!"

(***)

Alana memasuki rumah dengan langkah gontai. Perasaannya berkecamuk kali ini.

Tumben sekali pak tua itu pulang cepat.

"Hei, nak. Sudah pulang?" Sapa Rico pada puterinya.

Panjang umur tuh orang.

"Sudah, Pa. Papa sudah makan? Jarang sekali papa pulang cepat?" Tanya Alana cari muka di depan kerabat bisnis Rico.

"Iya, kamu ke kamar dulu sana," Kata Rico. Alana mengangguk patuh.

"Wah, anakmu baik sekali, Ric. Andai Keynan dan Keyla seperti itu pasti aku jadi orangtua paling bahagia." Sahut kerabat bisnis papanya.

Kayaknya gue bakal menang lomba casting, nih. Batin Alana tersenyum kecut.

Alana melempar tasnya ke sembarang arah dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Ia menghela napas kasar.

Ah, Alana benci sekali berada di rumah.

Tak lama kemudian, pintu kamar Alana diketuk. "Non Lana, Tuan besar bilang nanti ada acara makan malam dengan rekannya. Nona wajib ikut." Ujar Bibi Mar, kepala pelayan rumah itu.

"Iya, iya." Malas Alana yang sudah menduga hal itu sejak melihat deretan mobil di pekarangan.

"Bener ya, Non! Nanti kalau habis maghrib saya lihat Non belum rapi saya laporin Mas Rey, loh!" Ancam Bi Mar, Margaret lengkapnya.

"Kok bibi sekarang mainnya anceman, si?" Sinis Alana tapi melunak kemudian. "Tapi kalau ancemannya Rey aku bisa apa," Kalahnya.

"Emang, ya. Aku tuh..."

"Cuma remahan rengginang di konsernya Taeyang!"

(***)

RecitaziONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang