"REEEEEYYYYY!" Teriak Alana di lorong lantai dua sekolah. Rey yang sedang menuju perpus sambil memakan sempolan pun tersedak dengan kesalnya."Laaan, Alana Malika, kali-kali jadi normal dikit bisa?" Tanya Rey penuh sindiran. Alana tertawa kemudian menggeleng,
"Gak," katanya seketika berwajah datar.
Rey mengernyit, tidak biasanya Alana mengubah ekspresi secepat itu. Rey melihat Alana berbalik, kemudian berlari menuju tangga. Dan berhenti sebelum menuruninya.
"Rey, nanti malem kamar lo jangan dikunci ya!" Teriaknya dari ujung lorong.
Aduh, Rey cuma bisa tutup muka depan adik-adik kelas sepuluh yang menatapnya dengan wajah seakan mengatakan;
Kak Rey, aku gak nyangka!
Eh anjir, mereka ngapain?
Gue jugaa mauk!
ALANA!
***
Rey sampai dirumahnya pukul delapan malam setelah aktivitas ekskulnya selesai.
"Ma, Rey pulang," teriaknya sambil menaiki tangga.
"Diatas ada Alana, dia nginep lagi katanya," jawab Rena tak kalah keras.
"Buset dah ni anak gak pulang-pulang," batin Rey.
Cklek!
Astagfirullah adalah hal pertama yang terlintas dipikiran Rey. Isi kamarnya bagaikan kapal pecah. Bungkus chiki dimana-mana. Belum lagi lightstick dan album yang tercecer disepanjang kasur Rey.
Harusnya Rey sudah menduga. Pasti alasannya...
"Rey, bias gue comeback!"
...

KAMU SEDANG MEMBACA
RecitaziONE
Fiksi RemajaSejak dulu, satu harapan Alana, memiliki ending bersama pangerannya. Dan demi mewujudkannya, Alana akan melakukan apapun! Sejak dulu, satu keinginan Rey. Menjadi kesatria untuk tuan puterinya. Dan demi mewujudkannya, Rey rela mengorbankan apapun. B...